Penduduk Miskin Bisa Dekati 2 juta \"Imbasnya kita proyeksikan akan terjadi lonjakan penduduk miskin dan pengangguran di Sumut. Karena semua berhenti. Skenario sederhana pertambahan jumlah penduduk miskin di Sumut menjadi 1.385.500 orang setelah covid-19 atau bertambah hanya 125.000. Tapi dengan situasi ekstrim BI menghitung bisa meledak jadi 1.859.021 hampir dua juta orang dengan pertambahan 598.521 orang. Sementara penerima program keluarga harapan (PKH) cuma 408.321,\" terang Wiwiek. Begitu juga dengan pengangguran akan bertambah drastis meningkat dua kali lipat, kata Wiwiek.\"Pengangguran Sumut setidaknya akan mencapai 737 ribu orang atau 10,4 persen dari sebelumnya 383 ribu orang,\" tambahnya. Belum lagi pemulangan tenaga kerja Indonesia dari luar negeri akan turut memacu angka pengangguran, jelasnya. Atas kondisi itu BI, menurut Wiwiek, sudah dan akan melakukan berbagai kebijakan moneter mengantisipasi perlambatan pertumbuhan dan gejolak ekonomi yang diproyeksi akan muncul. \"Kita konsen untuk kebijakan moneter, makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan dan mendorong kegiatan ekonomi syariah,\" katanya. Di sektor moneter termasuk misalnya dengan menurunkan suku bunga, lalu stabilisasi kurs, melonggarkan giro wajib minimum, melonggarkan likuiditas hingga digitalisasi usaha kecil menengah. Karena BI pun tak mau skenario ekstrim itu terjadi. Kita harus mengantipasi semaksimal mungkin dengan kerjasama dari seluruh stakeholder,\" tuturnya.[R]" itemprop="description"/> Penduduk Miskin Bisa Dekati 2 juta \"Imbasnya kita proyeksikan akan terjadi lonjakan penduduk miskin dan pengangguran di Sumut. Karena semua berhenti. Skenario sederhana pertambahan jumlah penduduk miskin di Sumut menjadi 1.385.500 orang setelah covid-19 atau bertambah hanya 125.000. Tapi dengan situasi ekstrim BI menghitung bisa meledak jadi 1.859.021 hampir dua juta orang dengan pertambahan 598.521 orang. Sementara penerima program keluarga harapan (PKH) cuma 408.321,\" terang Wiwiek. Begitu juga dengan pengangguran akan bertambah drastis meningkat dua kali lipat, kata Wiwiek.\"Pengangguran Sumut setidaknya akan mencapai 737 ribu orang atau 10,4 persen dari sebelumnya 383 ribu orang,\" tambahnya. Belum lagi pemulangan tenaga kerja Indonesia dari luar negeri akan turut memacu angka pengangguran, jelasnya. Atas kondisi itu BI, menurut Wiwiek, sudah dan akan melakukan berbagai kebijakan moneter mengantisipasi perlambatan pertumbuhan dan gejolak ekonomi yang diproyeksi akan muncul. \"Kita konsen untuk kebijakan moneter, makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan dan mendorong kegiatan ekonomi syariah,\" katanya. Di sektor moneter termasuk misalnya dengan menurunkan suku bunga, lalu stabilisasi kurs, melonggarkan giro wajib minimum, melonggarkan likuiditas hingga digitalisasi usaha kecil menengah. Karena BI pun tak mau skenario ekstrim itu terjadi. Kita harus mengantipasi semaksimal mungkin dengan kerjasama dari seluruh stakeholder,\" tuturnya.[R]"/> Penduduk Miskin Bisa Dekati 2 juta \"Imbasnya kita proyeksikan akan terjadi lonjakan penduduk miskin dan pengangguran di Sumut. Karena semua berhenti. Skenario sederhana pertambahan jumlah penduduk miskin di Sumut menjadi 1.385.500 orang setelah covid-19 atau bertambah hanya 125.000. Tapi dengan situasi ekstrim BI menghitung bisa meledak jadi 1.859.021 hampir dua juta orang dengan pertambahan 598.521 orang. Sementara penerima program keluarga harapan (PKH) cuma 408.321,\" terang Wiwiek. Begitu juga dengan pengangguran akan bertambah drastis meningkat dua kali lipat, kata Wiwiek.\"Pengangguran Sumut setidaknya akan mencapai 737 ribu orang atau 10,4 persen dari sebelumnya 383 ribu orang,\" tambahnya. Belum lagi pemulangan tenaga kerja Indonesia dari luar negeri akan turut memacu angka pengangguran, jelasnya. Atas kondisi itu BI, menurut Wiwiek, sudah dan akan melakukan berbagai kebijakan moneter mengantisipasi perlambatan pertumbuhan dan gejolak ekonomi yang diproyeksi akan muncul. \"Kita konsen untuk kebijakan moneter, makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan dan mendorong kegiatan ekonomi syariah,\" katanya. Di sektor moneter termasuk misalnya dengan menurunkan suku bunga, lalu stabilisasi kurs, melonggarkan giro wajib minimum, melonggarkan likuiditas hingga digitalisasi usaha kecil menengah. Karena BI pun tak mau skenario ekstrim itu terjadi. Kita harus mengantipasi semaksimal mungkin dengan kerjasama dari seluruh stakeholder,\" tuturnya.[R]"/>