Sedangkan untuk fasilitas umum dan sosial, akan dibangun fasilitas ibadah (musholla), restoran/kliner halal, tourism information centre (Tic) 2 buah/kabupaten sekitar Danau Toba, toilet bersih (1 buah tiap jarak 5 km), parking area di setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.
Pelestarian budaya pendukung pariwisata, kata Edy, akan dilakukan melalui peningkatan pendidikan formal dan non formal kepariwisataan, pelestarian cagar budaya, penguatan hospitality/pelayanan kepada wisatawan, dan pendidikan guide/pemandu wisata.
Untuk pelestarian lingkungan (ekologi), terangnya, diimplementasikan melalui peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung, pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri, pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.
Selain itu, terkait ketersediaan lapangan kerja akan diutamakan penduduk lokal. Juga akan dilakukan pemberdayaan peningkatan organisasi kemasyarakatan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat terhadap sadar wisata.
\"Pemprov Sumut, juga menjadikan strategi pengembangan kawasan Danau Toba dalam pembangunan Sumut, melalui priortas APBD, penanan APBN, CSR dan investor,\" jelas Gubernur Edy Rahmayadi." itemprop="description"/>
Sedangkan untuk fasilitas umum dan sosial, akan dibangun fasilitas ibadah (musholla), restoran/kliner halal, tourism information centre (Tic) 2 buah/kabupaten sekitar Danau Toba, toilet bersih (1 buah tiap jarak 5 km), parking area di setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.
Pelestarian budaya pendukung pariwisata, kata Edy, akan dilakukan melalui peningkatan pendidikan formal dan non formal kepariwisataan, pelestarian cagar budaya, penguatan hospitality/pelayanan kepada wisatawan, dan pendidikan guide/pemandu wisata.
Untuk pelestarian lingkungan (ekologi), terangnya, diimplementasikan melalui peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung, pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri, pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.
Selain itu, terkait ketersediaan lapangan kerja akan diutamakan penduduk lokal. Juga akan dilakukan pemberdayaan peningkatan organisasi kemasyarakatan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat terhadap sadar wisata.
\"Pemprov Sumut, juga menjadikan strategi pengembangan kawasan Danau Toba dalam pembangunan Sumut, melalui priortas APBD, penanan APBN, CSR dan investor,\" jelas Gubernur Edy Rahmayadi."/>
Sedangkan untuk fasilitas umum dan sosial, akan dibangun fasilitas ibadah (musholla), restoran/kliner halal, tourism information centre (Tic) 2 buah/kabupaten sekitar Danau Toba, toilet bersih (1 buah tiap jarak 5 km), parking area di setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.
Pelestarian budaya pendukung pariwisata, kata Edy, akan dilakukan melalui peningkatan pendidikan formal dan non formal kepariwisataan, pelestarian cagar budaya, penguatan hospitality/pelayanan kepada wisatawan, dan pendidikan guide/pemandu wisata.
Untuk pelestarian lingkungan (ekologi), terangnya, diimplementasikan melalui peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung, pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri, pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.
Selain itu, terkait ketersediaan lapangan kerja akan diutamakan penduduk lokal. Juga akan dilakukan pemberdayaan peningkatan organisasi kemasyarakatan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat terhadap sadar wisata.
\"Pemprov Sumut, juga menjadikan strategi pengembangan kawasan Danau Toba dalam pembangunan Sumut, melalui priortas APBD, penanan APBN, CSR dan investor,\" jelas Gubernur Edy Rahmayadi."/>
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ikut menghadiri Rapat Kabinet Terbatas tentang Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Kepresidenan RI, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (15/7). Usai kegiatan tersebut ia menyampaikan, ada beberapa isu strategis yang menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam pengembangan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas dan super prioritas. Di antaranya, belum optimalnya kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau Toba. Menurunnya kualitas lingkungan Danau Toba akibat limbah industri, domestik dan KJA. Belum meratanya kualitas infrastruktur jalan di Kawasan Danau Toba, serta kurangnya aksesibilitas/jalan alternatif menuju Kawasan Danau Toba.
Untuk itu, kata Gubernur, diperlukan strategi pengembangan parisiwasata Danau Toba, yaitu optimalisasi penataan infrastruktur, fasilitas sosial dan fasilitas umum, penguatan budaya pendukung pariwisata, keberlangsungan ekologi Danau Toba, peningkatan kualitas lingkungan, pengendalian penduduk, serta prioritas Apbd dan peran serta APBN.
Terkait peningkatan infrastruktur, jelas Edy Rahmayadi, akan diimplementasikan melalui pembangunan Tol Medan â€" Tebingtinggi â€" Siantar â€" Parapat. Pembangunan outer ringroad Samosir, pengembangan Bandara Kuala Namu dan Silangit-Sibisa. Pengembangan pelabuhan dan memperlancar rute jalan ke Danau Toba.
Sedangkan untuk fasilitas umum dan sosial, akan dibangun fasilitas ibadah (musholla), restoran/kliner halal, tourism information centre (Tic) 2 buah/kabupaten sekitar Danau Toba, toilet bersih (1 buah tiap jarak 5 km), parking area di setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.
Pelestarian budaya pendukung pariwisata, kata Edy, akan dilakukan melalui peningkatan pendidikan formal dan non formal kepariwisataan, pelestarian cagar budaya, penguatan hospitality/pelayanan kepada wisatawan, dan pendidikan guide/pemandu wisata.
Untuk pelestarian lingkungan (ekologi), terangnya, diimplementasikan melalui peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung, pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri, pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.
Selain itu, terkait ketersediaan lapangan kerja akan diutamakan penduduk lokal. Juga akan dilakukan pemberdayaan peningkatan organisasi kemasyarakatan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat terhadap sadar wisata.
"Pemprov Sumut, juga menjadikan strategi pengembangan kawasan Danau Toba dalam pembangunan Sumut, melalui priortas APBD, penanan APBN, CSR dan investor," jelas Gubernur Edy Rahmayadi.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ikut menghadiri Rapat Kabinet Terbatas tentang Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Kepresidenan RI, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (15/7). Usai kegiatan tersebut ia menyampaikan, ada beberapa isu strategis yang menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam pengembangan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas dan super prioritas. Di antaranya, belum optimalnya kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau Toba. Menurunnya kualitas lingkungan Danau Toba akibat limbah industri, domestik dan KJA. Belum meratanya kualitas infrastruktur jalan di Kawasan Danau Toba, serta kurangnya aksesibilitas/jalan alternatif menuju Kawasan Danau Toba.
Untuk itu, kata Gubernur, diperlukan strategi pengembangan parisiwasata Danau Toba, yaitu optimalisasi penataan infrastruktur, fasilitas sosial dan fasilitas umum, penguatan budaya pendukung pariwisata, keberlangsungan ekologi Danau Toba, peningkatan kualitas lingkungan, pengendalian penduduk, serta prioritas Apbd dan peran serta APBN.
Terkait peningkatan infrastruktur, jelas Edy Rahmayadi, akan diimplementasikan melalui pembangunan Tol Medan â€" Tebingtinggi â€" Siantar â€" Parapat. Pembangunan outer ringroad Samosir, pengembangan Bandara Kuala Namu dan Silangit-Sibisa. Pengembangan pelabuhan dan memperlancar rute jalan ke Danau Toba.
Sedangkan untuk fasilitas umum dan sosial, akan dibangun fasilitas ibadah (musholla), restoran/kliner halal, tourism information centre (Tic) 2 buah/kabupaten sekitar Danau Toba, toilet bersih (1 buah tiap jarak 5 km), parking area di setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.
Pelestarian budaya pendukung pariwisata, kata Edy, akan dilakukan melalui peningkatan pendidikan formal dan non formal kepariwisataan, pelestarian cagar budaya, penguatan hospitality/pelayanan kepada wisatawan, dan pendidikan guide/pemandu wisata.
Untuk pelestarian lingkungan (ekologi), terangnya, diimplementasikan melalui peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung, pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri, pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.
Selain itu, terkait ketersediaan lapangan kerja akan diutamakan penduduk lokal. Juga akan dilakukan pemberdayaan peningkatan organisasi kemasyarakatan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat terhadap sadar wisata.
"Pemprov Sumut, juga menjadikan strategi pengembangan kawasan Danau Toba dalam pembangunan Sumut, melalui priortas APBD, penanan APBN, CSR dan investor," jelas Gubernur Edy Rahmayadi.