- Beda Sikap Caleg Golkar Terkait Palestina: Meutya Menolak Boikot, Ijeck Menggalang Bantuan
- Akademisi: Ijeck Tepat Wakili Rakyat Sumatera Utara di Senayan
- Aktivis Sumut: Ijeck Maju DPR RI Itu Bagus, Suarakan Kepentingan Daerah
Baca Juga
"Harusnya bang Edy Rahmayadi itu ambil jabatan di partai politik sebelum berakhirnya masa jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara. Toh, dulu ada Demokrat yang mengincar dia untuk jadi Ketua di Sumut, bahkan ada Gerindra."
Ungkapan itu menjadi kalimat pertama yang disampaikan seorang tokoh masyarakat saat bertemu dengan saya akhir pekan lalu. Saya sempat terdiam karena hal itu disampaikan oleh sosok yang saya tau sangat dekat dengan mantan Gubernur Sumut tersebut.
Kok gitu bang? hanya pertanyaan itu yang saya lontarkan.
"Kau bayangkanlah, sekarang dia jadi apa? Aku tadi baru ketemu sama dia, datang aku ke rumahnya. Beli sarapan aja pun harus sendiri dia. Tak ada ajudan, fasilitas pemprovsu semua kan ditarik."
Pernyataan yang kedua dari tokoh ini membuatku langsung membayangkan jika pak Edy Rahmayadi kini benar-benar kembali sebagai warga biasa setelah menyelesaikan pengabdiannya sebagai pemimpin utama di Sumatera Utara.
Menjadi warga biasa ini saya maknai dengan sosok yang tanpa keistimewaan apapun.
Saya kemudian teringat dengan bang Musa Rajekshah, mantan Wakil Gubernur Sumatera selaku pendamping Edy Rahmayadi menyelesaikan masa bakti mereka 2018-2023. Kini beliau juga kembali menjadi warga biasa, tapi masih istimewa di Partai Golkar Sumatera Utara. Sosok yang akrab disapa Ijeck ini menjabat Ketua.
Istilah orang Medan mengatakan, pastilah cakapnya masih didengar, minimal di internal kader partai berlambang beringin itu.
Dari dua kondisi itu, saya melihat jauh ke agenda politik 2024 yakni Pemilihan Umum Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu). Agenda itu berlangsung tak kurang dari 1 tahun lagi.
Jika kondisi seperti ini berlanjut bagaimana peluang Edy maupun Ijeck?. Politik memang kadang sulit diprediksi. Namun jika kondisi seperti ini berlanjut, saya kira peluang Ijeck untuk maju calon gubernur jauh lebih masuk akal dibanding Edy Rahmayadi. Bukan hanya berkaca dari faktor eksternal (partai politik, dukungan massa bahkan logistik pemilu), namun dari faktor internal alias tingkat kepercayaan diri sendiri juga saya kira akan berpengaruh.
Jika saja setahun kedepan tak ada even dengan massa yang mengelu-elukan Edy Rahmayadi untuk maju Pilgubsu 2024, bukankah itu bisa mereduksi keinginannya untuk maju lagi? saya bisa saja salah mengenai hal ini. Tapi bang Ijeck akan tetap mendapatkan itu minimal dalam setiap even di internal partai Golkar Sumatera Utara.***
- Edy Rahmayadi Pimpin Timnas AMIN di Sumut, Rahudman Yakin Kemenangan Besar
- GBK Sambut Baik Penunjukkan Edy Rahmayadi sebagai Ketua Tim Pemenangan AMIN Sumut
- Sempat Terkepung Dua Jam, Edy Rahmayadi Pasang Badan Kawal Kepulangan Pemain PSMS Medan dari Stadion