Kontestasi politik 2024 hampir di depan mata. Banyak elite politik yang terus memperkuat mesin partainya untuk ikut serta memeriahkan ajang penting tersebut.
Tidak sedikit isu yang cukup menghebohkan pun terus bergulir di media. Mulai dari gadang-gadang capres-cawapres, dukung-mendukung, elektabilitas tokoh bahkan pengakuan cawe-cawe yang dinyatakan oleh Presiden RI, Joko Widodo baru-baru ini.
Belum lama ini muncul pula wacana menyatukan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan sebagai alternatif pasangan yang dianggap lebih realistis sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.
Tidak sependapat dengan itu, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan wacana duet Airlangga-Zulhas kurang menjanjikan karena elektabilitas keduanya tidak menonjol. Sehingga sangat tidak kompetitif.
"Jadi, kalau Airlangga berpasangan dengan Zulhas, peluang menang sangat kecil,” ujarnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (31/5).
Justru menurut Jamiluddin, peluang Airlangga akan lebih besar jika menjadi cawapres karena elektabilitas Airlangga jauh lebih rendah dibanding Prabowo. Dalam logika politik, tentu logis bila yang elektabilitasnya lebih tinggi menjadi capres.
"Kalau Airlangga mau menjadi cawapres, tampaknya Prabowo akan menerimanya dengan suka cita. Sebab, Prabowo akan didampingi sosok yang menguasai masalah ekonomi,” jelasnya.
Pengamatan mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini, pengalaman dan keahlian Airlangga akan membantu Prabowo mengatasi kompleksitas persoalan ekonomi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved