Menjadi seorang Akuntan yang sukses menjadi impian yang kini terus ‘dirajut’ oleh Stefanny Vinchent.
- Wakil Ketua DPRD Medan: Lulusan Sekolah Islam Harus Bisa jadi Pemimpin Berakhlak Mulia
- Hadiri Milad 69 UISU, Edy Rahmayadi: Nama Besar UISU Kebanggaan Sumatera Utara
- Tingkatkan Minat Baca Masyarakat Sumut, GPMB Diharapkan Terbentuk di Seluruh Kabupaten/Kota
Baca Juga
Langkah itu semakin dekat kala ia dinyatakan lulus tahapan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Sumatera Utara tepatnya pada jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi yang memang menjadi pilihan favoritnya.
Stefanny begitu bersemangat untuk menimba ilmu di universitas terbesar di Sumatera Utara tersebut. Tak ada waktu yang ia sia-siakan untuk terus memupuk ilmu pada jurusan yang digelutinya. Usai kuliah, ia lanjut dengan menyelesaikan tugas-tugas, kadang sendiri kadang secara kelompok.
Bertemu dengan Stefanny, kesan pertama yang muncul adalah sifatnya yang mudah senyum. Semangat di wajahnya begitu kuat saat berbicara mengenai perjalanannya hingga duduk di bangku perkuliahan.
“Saya adalah penerima beasiswa Tanoto sejak duduk di bangku kelas 1 SMA hingga tamat SMA,” katanya mengawali pembicaraan.
Beasiswa Tanoto Foundation sendiri bukanlah hal yang familiar bagi dirinya saat menjadi siswa di SMA Swasta Buddhis Bodhicitta kala itu. Ia baru mengetahui Tanoto Foundation saat dikenalkan oleh wali kelasnya yang pada saat itu juga mengumumkan tentang adanya pendaftaran untuk mendapat beasiswa. Keinginan untuk mendapatkan beasiswa tersebut langsung muncul dari diri Stefannya yang memang berasal dari keluarga sederhana.
“Saya langsung mendaftar dan mengikuti seleksi yang memakan waktu cukup panjang, mulai dari seleksi berkas. Saya cari dokumen yang diperlukan, setelah itu menghadapi seleksi berikutnya wawancara,” ujarnya.
Anak dari pasangan Toni dan Yenny ini mengaku tahapan ini sempat membuatnya tidak percaya diri. Namun dorongan yang kuat untuk meraih cita-citanya ternyata mampu mengalahkan rasa tersebut.
“Saya takut, bagaimana nanti kalau tidak bisa menjawab pertanyaan, selama diwawancara jantung saya berdetak kencang. Sebisa saya, saya terus berusaha memberikan jawaban yang terbaik,” ungkapnya mengenang masa tersebut.
Tibalah momen pengumuman. Stefanny tidak berani untuk langsung membaca urutan nama yang tertera, ia membutuhkan beberapa saat untuk menenangkan diri karena takut kecewa jika namanya tidak masuk dalam daftar penerima beasiswa.
“Saya merasa gugup tetapi saya mencoba untuk memberanikan diri membaca pengumuman tersebut. Akhirnya, saya menemukan nama saya dan merasa legah serta senang dan juga bersyukur. Beasiswa yang saya terima adalah Tanoto Youth Scholarship,” sambungnya.
Meski bangga, namun menyandang status sebagai penerima beasiswa ternyata memberikan tantangan tersendiri. Salah satu diantaranya adalah nilai sekolah tidak boleh turun. Karena itu salah satu syaratnya untuk dapat tetap menjadi penerima beasiswa yakni mempertahankan nilai dan menghindari mendapatkan nilai merah atau di bawah Kriteria Kelulusan Minimal (KKM).
Selama menjadi Tanoto Youth Scholar, Stefanny mendapatkan banyak manfaat. Selain bantuan pelunasan uang sekolah, Tanoto Youth Scholarship juga membekalinya dengan berbagai tes pada saat duduk dibangku kelas 12 atau kelas 3 SMA. Hal ini untuk mengarahkan Stefanny dalam memilih lanjutan pendidikan setelah lulus SMA.
“Saat kelas 12 dibekali tes minat, tes IQ serta kursus Bahasa Inggris yang berlangsung dari 10 November 2021 hingga 22 Desember 2021, itu semua gratis. Itu menambah kepercayaan diri saya saat mengikuti SBMPTN masuk USU kemarin,” ungkapnya.
Stefanny mengaku, saat ini jalannya menuju cita-citanya masih berada di ‘pertengahan jalan’. Ia yakin, ujung jalan akan diraihnya dengan Tanoto Foundation yang turut menopangnya. Saat ini, Stefanny sedang fokus mengikuti seleksi beasiswa Tanoto Foundation yakni Program TELADAN. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk kembali menjadi sosok penerima beasiswa dari Tanoto Foundation.
“Seleksi Program TELADAN ini terbagi menjadi beberapa tahap. Yang pertama seleksi berkas. Seleksi kedua dinamankan "Asesmen 1" dan untuk seleksi ketiga dinamakan "Asesmen 2". Untuk seleksi terakhir merupakan tahap wawancara. Saya mempersipakan diri saya untuk menghadapi wawancara dengan mengenal lebih dalam mengenai Tanoto Foundation. Selain itu, saya juga mencoba untuk mengenal diri saya lebih baik lagi agar saya dapat menceritakan mengenai diri saya lebih baik,” ungkapnya.
Bagi Stefanny, kehadiran Tanoto Foundation begitu berarti. Sebab, langkahnya dalam dunia pendidikan berlangsung dengan Tanoto Foundation yang hadir disisinya.
“Harapan saya, Tanoto Foundation dapat menjangkau lebih banyak orang lagi agar banyak orang bisa merasakan manfaat atau pun dampak yang diberikan oleh Tanoto Foundation,” demikian Stefanny Vinchent.
- Pemprov Sumut Buka Seleksi Beasiswa Tugas Belajar Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis
- Wagub Sumut Siapkan Beasiswa Mahasiswa UISU
- Edy Rahmayadi Siapkan Beasiswa S1 Hingga S3, Ini Syaratnya