Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara meluncurkan buku biografi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Buku berjudul 'Sang Jenderal: Ayah untuk Negeri' itu diluncurkan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rabu (24/11/2021).
Buku berisi perjalanan hidup Edy Rahmayadi hingga meraih jabatan Pangkostrad ini ditulis oleh Ihsan Satrya Azhar dan kawan-kawan.
Edy Rahmayadi dalam sambutannya berharap buku tersebut bisa memberi manfaat bagi masyarakat dan generasi muda.
"Semoga buku ini bisa menjadi pembelajaran, ada manfaatnya," ucapnya.
Edy pun menceritakan kisah hidupnya yang penah menjadi pengantar kue. Lahir dari seorang ayah prajurit TNI Angkatan Udara, dan ibunya seorang pembuat dan penjual kue.
"Saya lahir di Sabang, bapak saya seorang angkata udara. Lulus Sersan Dua mengawini ibu saya di Tanjungpura. Ibu saya Jawa. Jumpa ayah saya dibawa ke Sabang. Lahir saya di sana," ujar mantan Ketua Umum PSSI itu.
Saat lahir, Edy kecil sempat dinyatakan tak bernapas oleh bidan yang membantu persalinan ibunya di Kota Sabang, Aceh.
"Bidan di rumah sakit Angkatan Laut di Sabang bilang bapak, pilih ibu saya atau anaknya. Jadi saya dikorbankan dari awal. Dianggap tidak ada. Sungsang sampai dua belitan. Bahkan lahir tak menangis. Lalu kaki dioegang ke bawah, dipukul-pukul, pantatnya, baru saya menangis. Berarti saya hidup," ungkapnya.
Lalu saat mencoba masuk menjadi taruna akademi militer (akmil) tahun 1980, Edy gagal. Sehingga ia sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum UISU.
"Saya tidak lulus akmil tahun 1980. Saya pulang, dikuliahkan di UISU. Makanya saya alumni UISU. Orang lain dapat ijazah sarjana hukum. Saya dapat boru Lubis di situ. Tapi akhirnya anak saya tiga," jelasnya.
Terakhir, Edy berharap isi tulisan di buku biografinya merupakan cerita yang objektif. Sebab, ia mengaku hanya diwawancarai oleh tim penulis untuk menjawab sejumlah pertanyaan.
"Setelah ini buku beredar ke mana mana. Tapi yang nulis yang bertanggung jawab. Karena saya tak intervensi apapun," sebutnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved