Kematian 4 harimau koleksi Medan Zoo dapat merusak citra konservasi Indonesia di mata dunia.
Karena itulah hal yang harus dilakukan sekarang adalah menutup Medan Zoo untuk sementara sampai pengelolaannya memenuhi standart sebuah zoo.
Demikian salah satu poin yang disampaikan Conservation Director-The Wildlife Whisperer of Sumatra(2WS), Badar Johan pada diskusi ‘bincang sore quo vadis Medan Zoo’ yang digelar oleh Gerak 98 di Omonde, Jalan Abdullah Lubis, Medan, Senin (4/2/2024).
“Kita harus minta itu ditutup karena itu merusak konservasi indonesia di mata dunia,” katanya.
Diskusi dihadiri Direktur Walhi Sumut, Rianda Purba dan peserta dari kalangan pemerhati lingkungan, kalangan jurnalis dan kalangan dari aktifis 98 seperti Mian Silalahi, Hendra Kaban, Abraham Manurung dan lainnya.
Badar menjelaskan, pihaknya sangat menyoroti pengelolaan Medan Zoo yang sangat tidak layak dari sisi pengelolaannya. Mereka menilai kematian 4 harimau dalam 3 bulan terakhir dan kondisi manajerial pada Medan Zoo mengindikasikan jika kondisi disana sangat tidak layak dan tidak memenuhi kriteria konservasi.
“Banyak kejadian yang menurut kita karena human error. Human error dipicu banyak hal, misalnya pengelolaan kurang bijak, contohnya ada karyawan yang tidak bergaji. Saya rasa Medan Zoo permasalahannya sudah kompleks sekali,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Direktur Walhi Sumut Rianda Purba. Menurutnya penutupan ini menjadi pilihan terbaik untuk menyelamatkan nyawa satwa yang kini ada di Medan Zoo.
“Tutup sementara karena tidak ada standarisasi yang sesuai aturan. Maka itu yang kita minta ditutup dan nanti dibuka kembali setelah standarisasi itu bisa berjalan,” sebutnya.
Diketahui, Medan Zoo menjadi sorotan berbagai pihak yang prihatin terhadap pengelolaannya yang dinilai tidak profesional. Bagi kalangan yang bergerak di bidang konservasi kondisi satwa yang tidak dalam kondisi sehat menjadi indikasi penting untuk menyimpulkan Medan Zoo sangat membutuhkan penanganan serius.
“Ini kita bicara nyawa satwa. Nyawa yang kalau sudah melayang tidak akan bisa kembali,” demikian Rianda Purba.
© Copyright 2024, All Rights Reserved