Nasib ratusan koleksi satwa di Medan Zoo menjadi sangat terancam seiring ditutupnya taman marga satwa yang terletak di Jalan Bungai Ramai IV, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan tersebut akibat covid-19. Satwa-satwa di sana terancam kelaparan karena semakin menipisnya keuangan untuk membiayai perawatan dan makanan mereka. Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Pemko Medan, Putrama Alhairi mengatakan selama ini biaya yang mereka gunakan untuk merawat dan menyediakan makanan satwa berasal dari retribusi tiket masuk pengunjung. Dengan ditutupnya operasional Medan Zoo, otomatis dana tersebut juga berhenti. Apalagi Medan Zoo juga ternyata tidak mendapatkan alokasi anggaran dari APBD Kota Medan. "Hampir sekitar Rp 90 juta per bulan yang kita keluarkan untuk pakan satwa," katanya kepada wartawan, Minggu (26/4). Medan Zoo berada di atas lahan seluas sekitar 30 hektare, memiliki 270 ekor koleksi satwa, termasuk 14 ekor Harimau, dua individu Orangutan serta satu ekor Gajah. Medan Zoo juga memiliki dua dokter hewan dan 17 orang perawat. Sebagian dari pejabat struktural serta pekerja lainnya kini dirumahkan. "Namun tidak ada yang di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," ujarnya. Meski dalam kondisi keuangan yang sedang kritis, kata Putrama, hingga saat ini belum ada satwa yang mati kelaparan. Sejak ditutup mulai pertengahan Maret 2020, pihaknya mencoba mengumpulkan donasi termasuk melalui internet dengan program Koin Penyelamatan Satwa. Usaha ini sedikit membantu dan hingga saat ini tidak ada satwa yang mati kelaparan. Namun ia mengaku belum mengetahui kelanjutan dari kondisi ini jika pandemi Covid-19 belum berakhir. “Semua satwa disana masih baik-baik saja, hanya perlu dana. Kita tidak tahu sampai kapan Covid-19 ini akan berakhir,” ujarnya. Mengenai kondisi yang dihadapi pihaknya saat ini, kata Putrama, manajemen Medan Zoo telah berkoordinasi dengan Pemko Medan untuk membicarakan regulasi khusus selama masa krisis. “Dari Pemko masih diusahakan regulasinya dan beberapa kali pertemuan masih belum ada. Masih koodinasi,” pungkasnya.[R]
Nasib ratusan koleksi satwa di Medan Zoo menjadi sangat terancam seiring ditutupnya taman marga satwa yang terletak di Jalan Bungai Ramai IV, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan tersebut akibat covid-19. Satwa-satwa di sana terancam kelaparan karena semakin menipisnya keuangan untuk membiayai perawatan dan makanan mereka. Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Pemko Medan, Putrama Alhairi mengatakan selama ini biaya yang mereka gunakan untuk merawat dan menyediakan makanan satwa berasal dari retribusi tiket masuk pengunjung. Dengan ditutupnya operasional Medan Zoo, otomatis dana tersebut juga berhenti. Apalagi Medan Zoo juga ternyata tidak mendapatkan alokasi anggaran dari APBD Kota Medan. "Hampir sekitar Rp 90 juta per bulan yang kita keluarkan untuk pakan satwa," katanya kepada wartawan, Minggu (26/4). Medan Zoo berada di atas lahan seluas sekitar 30 hektare, memiliki 270 ekor koleksi satwa, termasuk 14 ekor Harimau, dua individu Orangutan serta satu ekor Gajah. Medan Zoo juga memiliki dua dokter hewan dan 17 orang perawat. Sebagian dari pejabat struktural serta pekerja lainnya kini dirumahkan. "Namun tidak ada yang di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," ujarnya. Meski dalam kondisi keuangan yang sedang kritis, kata Putrama, hingga saat ini belum ada satwa yang mati kelaparan. Sejak ditutup mulai pertengahan Maret 2020, pihaknya mencoba mengumpulkan donasi termasuk melalui internet dengan program Koin Penyelamatan Satwa. Usaha ini sedikit membantu dan hingga saat ini tidak ada satwa yang mati kelaparan. Namun ia mengaku belum mengetahui kelanjutan dari kondisi ini jika pandemi Covid-19 belum berakhir. “Semua satwa disana masih baik-baik saja, hanya perlu dana. Kita tidak tahu sampai kapan Covid-19 ini akan berakhir,” ujarnya. Mengenai kondisi yang dihadapi pihaknya saat ini, kata Putrama, manajemen Medan Zoo telah berkoordinasi dengan Pemko Medan untuk membicarakan regulasi khusus selama masa krisis. “Dari Pemko masih diusahakan regulasinya dan beberapa kali pertemuan masih belum ada. Masih koodinasi,” pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved