Sebagai tuan rumah penyelenggaraan Sidang Pleno Kelima Global Network on Electoral Justice (GNEJ) yang digelar di Bandung, Bali, sejak Minggu (9/10) hingga hari ini, Selasa (11/10), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengangkat topik utama tentang "Disinformasi di Media Sosial (Medsos).
- Airlangga: Survei BPS Menunjukkan Dua Misi Kartu Prakerja Tercapai
- Penahanan MV Mathu Bhum Picu Kerugian Miliaran Rupiah, Politisi PDIP Sumut: Pemerintah Harus Tanggung Jawab
- DPT Pilkada Medan 2020 Sebanyak 1.601.001
Baca Juga
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menuturkan, perkembangan media digital dan tantangan disinformasi dalam proses pemilu menjadi fenomena di dunia saat ini.
"Ini pekerjaan rumah kita bersama dalam menghadapi digital media dan disinformasi saat proses pemilihan umum," ujar Bagja.
Selain itu, Bagja juga menyampaikan tiga isu prioritas yang diangkat Bawaslu dalam sidang pleno kali ini, termasuk salah satunya soal disinformasi di medsos.
Di mana yang pertama membicarakan soal upaya mewujudkan keadilan pemilu saat fase transisi keluar dari pandemi Covid-19. Kemudian kedua, media digital dan disinformasi dalam proses pemilu.
Serta ketiga, strategi mendekatkan keadilan pemilu kepada warga negara dalam bentuk transparansi, data terbuka, dan kolaborasi sosial.
Dalam pertemuan GNEJ yang diketuai Bawaslu RI ini diikuti 86 peserta dari 31 negara.
- Bawaslu Bakal Gandeng PPATK Awasi Aliran Dana Gelap Kampanye
- Bertemu Menteri Agama, Bawaslu Ingatkan Tempat Ibadah Bukan Untuk Kampanye
- Sore Ini, Bawaslu Umumkan Status Laporan Dugaan Curi Start Kampanye Anies