Meski penyelenggaraan Pilgubsu 2024 relatif masih lama, tapi saat ini adalah waktu yang tepat bagi masyarakat Sumatera Utara untuk memulai memilih dan memilah putra terbaiknya untuk diusung menjadi Pemimpin Sumut ke depan.
Ini dimaksudkan, agar tidak lagi terjadi “salah pilih” sebagaimana dirasakan masyarakat Sumut saat ini. Demikian disampaikan Rektor UMN Al-Washliyah Medan, Dr. KRT. H. Hardi Mulyono.
Menurut Hardi Mulyono, hingga memasuki tahun keempat memimpin Sumatera Utara saat ini, tidak ada prestasi Gubsu Edy Rahmayadi yang berdampak positif di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini artinya, pada Pilgubsu yang lalu, kita telah salah memilih pemimpin,” kata Hardi Mulyono.
Salah pilih ini bisa terjadi, diantaranya karena kita tidak menyiapkan waktu yang panjang untuk menelaah dan mengkaji secara detil dan cermat sosok Edy Rahmayadi. Akibatnya, kita memilih Edi Rahmayadi hanya karena terpesona dengan jejak rekamnya sebagai prajurit, juga terpukau dengan kemampuannya membangun narasi yang menjanjikan dengan orasinya yang kuat.
“Saat itu kita tidak pernah mengamati secara detil apa prestasinya dalam membangun kesejahteraan masyarakat,” lanjut Hardi.
Hardi pun tidak berharap akan ada hasil kerja positif yang dihasilkan Edy Rahmayadi sebagai Gubsu, dari sekitar setahun lebih sisa masa jabatannya. Dia menyebutkan, pada Rakorwil Nasdem Sumut (3/3/2022) dan Rakerwil PKS Sumut sehari berikutnya, Edy Rahmayadi bukannya minta kedua partai itu untuk mendukung kerjanya sebagai Gubsu di sisa masa jabatannya. Tapi, Edy malah merengek minta didukung untuk maju lagi pada Pilgubsu 2024.
“Mestinya, tunjukkan saja hasil kerja nyatanya. Kalau memang berkualitas, dia tak perlu merengek minta dukungan. Tapi Parpol yang akan datang meminangnya.” ujarnya.
Selain memang tidak ada hasil kerjanya yang bermanfaat untuk kemashlahatan masyarakat Sumatera Utara, Hardi pun menilai karakter Edy Rahmayadi sangat tidak cocok dengan kultur masyarakat Sumatera Utara yang heterogen.
Hardi mengutip pernyataan Edy Rahmayadi saat Rakerwil PKS Sumut 2022, yang mengaku prestasinya selama tiga tahun menjadi Gubsu adalah sudah di somasi sebanyak 62 kali. Selain itu, Hardi juga mengutip pernyataan Edy Rahmayadi saat Rakor Pengprov seluruh cabang Olahraga Sumut (21/1/2022), yang mengaku baru sekarang dia belajar meminta ma’af.
“Dari kedua pernyataannya ini, kita tau persis bagaimana sesungguhnya karakter Edy Rahmayadi. Dan itu tidak cocok dengan karakteristik masyarakat Sumut yang multietnis.” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved