Tekanan pada IHSG terus berlanjut. Diawal pekan ini, IHSG kembali terpuruk seiring asing yang terus melakukan aksi jual di pasar saham. IHSG terus mencoba untuk turun dan menembus level psikolgis. Namun IHSg sejauh ini masih berkonsolidasi dengan kesulitan untuk mendobrak ke bawah. IHSG pada pukul 9 dibuka turun di level 5.235,01. Dan sejauh ini mengalami pelemahan di level 5.203,81. Nasib berbeda justru ditunjukan pada mata uang Rupiah pada sesi pembukaan perdagangan hari ini. Kinerja mata uang Rupiah menguat di level 14.730 per US dolar. Kinerja Rupiah membaik setelah akhir pekan kemarin Menteri Keuangan memberikan pernyataan yang mampu meredam gejolak mata uang Rupiah di pasar. Dimana Menteri keuangan menyatakan belum membahas amandemen UU BI yang merupakan inisitaif dari DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Hal ini sedikit memberikan rasa tenang dikalangan pelaku pasar karena pelaku paar berharap penegelolaan moneter tetap mengedepankan keberhati-hatian. Pengalaman krisis sebelumnya menunjukan bahwa Indonesia pernah gagal dalam mengendalikan mata uang Rupiah khususnya di tahun 97/98. "Nah, kita berharap independensi BI tetap dipertahankan agar pasar bisa lebih percaya karena pegelolaan moneter maupun makro prudensial masih diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang independen," kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Senin (7/9).[R]
Tekanan pada IHSG terus berlanjut. Diawal pekan ini, IHSG kembali terpuruk seiring asing yang terus melakukan aksi jual di pasar saham. IHSG terus mencoba untuk turun dan menembus level psikolgis. Namun IHSg sejauh ini masih berkonsolidasi dengan kesulitan untuk mendobrak ke bawah. IHSG pada pukul 9 dibuka turun di level 5.235,01. Dan sejauh ini mengalami pelemahan di level 5.203,81. Nasib berbeda justru ditunjukan pada mata uang Rupiah pada sesi pembukaan perdagangan hari ini. Kinerja mata uang Rupiah menguat di level 14.730 per US dolar. Kinerja Rupiah membaik setelah akhir pekan kemarin Menteri Keuangan memberikan pernyataan yang mampu meredam gejolak mata uang Rupiah di pasar. Dimana Menteri keuangan menyatakan belum membahas amandemen UU BI yang merupakan inisitaif dari DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Hal ini sedikit memberikan rasa tenang dikalangan pelaku pasar karena pelaku paar berharap penegelolaan moneter tetap mengedepankan keberhati-hatian. Pengalaman krisis sebelumnya menunjukan bahwa Indonesia pernah gagal dalam mengendalikan mata uang Rupiah khususnya di tahun 97/98. "Nah, kita berharap independensi BI tetap dipertahankan agar pasar bisa lebih percaya karena pegelolaan moneter maupun makro prudensial masih diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang independen," kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Senin (7/9).© Copyright 2024, All Rights Reserved