Ketua Umum Persatuan Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah I Sumatera Utara, Pdt Darwis Manurung mengatakan suara kenabian merupakan hal yang harus tetap dijaga oleh gereja dalam kehidupan bernegara. Hal ini penting agar keberadaan gereja tetap mendapat perhatian dari pemerintah dalam menentukan berbagai kebijakan kepada masyarakat. "Suara kenabian ini adalah keberanian untuk memberikan dukungan bagi pemerintah jika memang membutuhkan dukungan, namun juga berani memberikan kritik keras jika pemerintah memang harus dikritik," katanya dalam webinar virtual "Menemukan Kepala Daerah yang sesungguhnya" yang diinisiasi oleh para tokoh yang menamakan diri Peduli Sumut, Senin (7/9). Pdt Darwis menambahkan, dalam kehidupan bernegara memang ada ranah yang tidak boleh oleh gereja khususnya dalam bidang politik praktis. Akan tetapi, dalam rangka mengedukasi warga jemaat agar cerdas dalam berpolitik merupakan peran yang juga dapat dilakukan oleh gereja. Dalam mencerdaskan ini, gereja harus menunjukkan keteladanan yang dimulai dengan memberikan contoh saat pelaksanaan pemilihan pimpinan gereja. "Kita harus memberikan teladan, kalau dalam pemilihan pimpinan gereja kita sudah gontok-gontokan, maka itu akan memberikan perseden buruk bagi warga jemaat. Sehingga kita dipastikan tidak dapat memberikan contoh berpolitik yang baik kepada mereka," ungkapnya. Setelah mampu memberikan teladan yang baik, maka selanjutnya kata Pdt Darwis gereja-gereja harus mampu membangun relasi yang kuat dengan pemerintah. Dan ini menjadi sebuah keharusan yang dilakukan setelah momen pilkada untuk menghasilkan pemimpin. Pada tahap inilah menurutnya suara kenabian dari gereja sangat dibutuhkan, sehingga keberadaan gereja diperhitungkan oleh pemimpin. "Gereja pasca pilkada harus berani membangun hubungan dengan pemerintah daerah. Suara kenabin jangan sampai hilang. Jangan takut mendukung pemerintah pada sisi yang perlu dukungan, dan jangan juga takut memberikan kritik keras jika pemimpin perlu dikritik. Itu yang saya lihat kerap dilakukan oleh pihak-pihak lain. Dan itu saya nilai menjadi keharusan saat ini," pungkasnya. Webinar ini diikuti oleh para tokoh di Sumatera Utara seperti RE Nainggolan, Jhon Eron Lumbangaol, dan para pimpinan gereja di Sumatera Utara.[R]
Ketua Umum Persatuan Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah I Sumatera Utara, Pdt Darwis Manurung mengatakan suara kenabian merupakan hal yang harus tetap dijaga oleh gereja dalam kehidupan bernegara. Hal ini penting agar keberadaan gereja tetap mendapat perhatian dari pemerintah dalam menentukan berbagai kebijakan kepada masyarakat. "Suara kenabian ini adalah keberanian untuk memberikan dukungan bagi pemerintah jika memang membutuhkan dukungan, namun juga berani memberikan kritik keras jika pemerintah memang harus dikritik," katanya dalam webinar virtual "Menemukan Kepala Daerah yang sesungguhnya" yang diinisiasi oleh para tokoh yang menamakan diri Peduli Sumut, Senin (7/9). Pdt Darwis menambahkan, dalam kehidupan bernegara memang ada ranah yang tidak boleh oleh gereja khususnya dalam bidang politik praktis. Akan tetapi, dalam rangka mengedukasi warga jemaat agar cerdas dalam berpolitik merupakan peran yang juga dapat dilakukan oleh gereja. Dalam mencerdaskan ini, gereja harus menunjukkan keteladanan yang dimulai dengan memberikan contoh saat pelaksanaan pemilihan pimpinan gereja. "Kita harus memberikan teladan, kalau dalam pemilihan pimpinan gereja kita sudah gontok-gontokan, maka itu akan memberikan perseden buruk bagi warga jemaat. Sehingga kita dipastikan tidak dapat memberikan contoh berpolitik yang baik kepada mereka," ungkapnya. Setelah mampu memberikan teladan yang baik, maka selanjutnya kata Pdt Darwis gereja-gereja harus mampu membangun relasi yang kuat dengan pemerintah. Dan ini menjadi sebuah keharusan yang dilakukan setelah momen pilkada untuk menghasilkan pemimpin. Pada tahap inilah menurutnya suara kenabian dari gereja sangat dibutuhkan, sehingga keberadaan gereja diperhitungkan oleh pemimpin. "Gereja pasca pilkada harus berani membangun hubungan dengan pemerintah daerah. Suara kenabin jangan sampai hilang. Jangan takut mendukung pemerintah pada sisi yang perlu dukungan, dan jangan juga takut memberikan kritik keras jika pemimpin perlu dikritik. Itu yang saya lihat kerap dilakukan oleh pihak-pihak lain. Dan itu saya nilai menjadi keharusan saat ini," pungkasnya. Webinar ini diikuti oleh para tokoh di Sumatera Utara seperti RE Nainggolan, Jhon Eron Lumbangaol, dan para pimpinan gereja di Sumatera Utara.© Copyright 2024, All Rights Reserved