Ia menambahkan, dari salah seorang diantara lima tersangka warga bernama Lakmi merupakan orang yang memerintah empat orang tersangka lainnya untuk membakar lahan.
\"Tersangka membuka lahan pertanian yang termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan hutan, dengan cara merambah hutan, membakar Hutan, dan menebang pohon dengan tidak sah,\" ucapnya.
Polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya lima unit mesin pemotong rumput, dua unit mesin pompa racun rumput, dua unit mesin diesel listrik, satu buah gerobak dorong, empat buah dirigen, satu buah parang dengan gagang kayu panjang kurang lebih 50 cm, satu buah mancis, satu unit mesin pemotong kayu, empat buah cangkul, satu unit sepeda motor tanpa plat nomor dan delapan kubik kayu pinus yang sudah diolah.
\"Para pelaku kini ditahan dan masih diperiksa intensif keterangannya,\" ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 40 ayat 1 UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam hayati dan Ekosistemnya dan atau Pasal 78 ayat 2 dan 3 ke Pasal 50 ayat 3 ke huruf b dan d, UU 41/1999 tentang Kehutanan dan atau Pasal 94, Pasal 82 Ayat 1 huruf c, UU No. 18/2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan dengan ancaman hukuman pidana paling lama 15 tahun penjara." itemprop="description"/>
Ia menambahkan, dari salah seorang diantara lima tersangka warga bernama Lakmi merupakan orang yang memerintah empat orang tersangka lainnya untuk membakar lahan.
\"Tersangka membuka lahan pertanian yang termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan hutan, dengan cara merambah hutan, membakar Hutan, dan menebang pohon dengan tidak sah,\" ucapnya.
Polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya lima unit mesin pemotong rumput, dua unit mesin pompa racun rumput, dua unit mesin diesel listrik, satu buah gerobak dorong, empat buah dirigen, satu buah parang dengan gagang kayu panjang kurang lebih 50 cm, satu buah mancis, satu unit mesin pemotong kayu, empat buah cangkul, satu unit sepeda motor tanpa plat nomor dan delapan kubik kayu pinus yang sudah diolah.
\"Para pelaku kini ditahan dan masih diperiksa intensif keterangannya,\" ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 40 ayat 1 UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam hayati dan Ekosistemnya dan atau Pasal 78 ayat 2 dan 3 ke Pasal 50 ayat 3 ke huruf b dan d, UU 41/1999 tentang Kehutanan dan atau Pasal 94, Pasal 82 Ayat 1 huruf c, UU No. 18/2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan dengan ancaman hukuman pidana paling lama 15 tahun penjara."/>
Ia menambahkan, dari salah seorang diantara lima tersangka warga bernama Lakmi merupakan orang yang memerintah empat orang tersangka lainnya untuk membakar lahan.
\"Tersangka membuka lahan pertanian yang termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan hutan, dengan cara merambah hutan, membakar Hutan, dan menebang pohon dengan tidak sah,\" ucapnya.
Polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya lima unit mesin pemotong rumput, dua unit mesin pompa racun rumput, dua unit mesin diesel listrik, satu buah gerobak dorong, empat buah dirigen, satu buah parang dengan gagang kayu panjang kurang lebih 50 cm, satu buah mancis, satu unit mesin pemotong kayu, empat buah cangkul, satu unit sepeda motor tanpa plat nomor dan delapan kubik kayu pinus yang sudah diolah.
\"Para pelaku kini ditahan dan masih diperiksa intensif keterangannya,\" ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 40 ayat 1 UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam hayati dan Ekosistemnya dan atau Pasal 78 ayat 2 dan 3 ke Pasal 50 ayat 3 ke huruf b dan d, UU 41/1999 tentang Kehutanan dan atau Pasal 94, Pasal 82 Ayat 1 huruf c, UU No. 18/2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan dengan ancaman hukuman pidana paling lama 15 tahun penjara."/>
Pihak Polres Solok berhasil menangkap lima orang yang diduga melakukan pembakaran hutan dan lahan. Kelimanya yakni Kodir (43), Dedek Randi (47), Afmomen (25), Yandi Muhammad (22), Lukmi (65).
Kapolres Solok, AKBP Donny Setiawan mengatakan para tersangka mengaku diperintah oleh seseorang untuk membakar lahan untuk dijadikan lahan pertanian. Akibat pembakaran itu api pun meluas hingga ke lahan lain.
"Api tidak bisa dikendalikan sehingga meluas dan membakar lahan yang berada di sekitarnya. Pemadaman manual bersama dengan warga masyarakat sekitar. Berkoordinasi dengan BKSDA dan mendapatkan informasi bahwa lokasi tersebut adalah kawasan hutan suaka margasatwa," kata Kapolres Solok AKBP Donny Setiawan dalam keterangannya, Selasa (17/9).
Ia menambahkan, dari salah seorang diantara lima tersangka warga bernama Lakmi merupakan orang yang memerintah empat orang tersangka lainnya untuk membakar lahan.
"Tersangka membuka lahan pertanian yang termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan hutan, dengan cara merambah hutan, membakar Hutan, dan menebang pohon dengan tidak sah," ucapnya.
Polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya lima unit mesin pemotong rumput, dua unit mesin pompa racun rumput, dua unit mesin diesel listrik, satu buah gerobak dorong, empat buah dirigen, satu buah parang dengan gagang kayu panjang kurang lebih 50 cm, satu buah mancis, satu unit mesin pemotong kayu, empat buah cangkul, satu unit sepeda motor tanpa plat nomor dan delapan kubik kayu pinus yang sudah diolah.
"Para pelaku kini ditahan dan masih diperiksa intensif keterangannya," ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 40 ayat 1 UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam hayati dan Ekosistemnya dan atau Pasal 78 ayat 2 dan 3 ke Pasal 50 ayat 3 ke huruf b dan d, UU 41/1999 tentang Kehutanan dan atau Pasal 94, Pasal 82 Ayat 1 huruf c, UU No. 18/2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan dengan ancaman hukuman pidana paling lama 15 tahun penjara.
Pihak Polres Solok berhasil menangkap lima orang yang diduga melakukan pembakaran hutan dan lahan. Kelimanya yakni Kodir (43), Dedek Randi (47), Afmomen (25), Yandi Muhammad (22), Lukmi (65).
Kapolres Solok, AKBP Donny Setiawan mengatakan para tersangka mengaku diperintah oleh seseorang untuk membakar lahan untuk dijadikan lahan pertanian. Akibat pembakaran itu api pun meluas hingga ke lahan lain.
"Api tidak bisa dikendalikan sehingga meluas dan membakar lahan yang berada di sekitarnya. Pemadaman manual bersama dengan warga masyarakat sekitar. Berkoordinasi dengan BKSDA dan mendapatkan informasi bahwa lokasi tersebut adalah kawasan hutan suaka margasatwa," kata Kapolres Solok AKBP Donny Setiawan dalam keterangannya, Selasa (17/9).
Ia menambahkan, dari salah seorang diantara lima tersangka warga bernama Lakmi merupakan orang yang memerintah empat orang tersangka lainnya untuk membakar lahan.
"Tersangka membuka lahan pertanian yang termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan hutan, dengan cara merambah hutan, membakar Hutan, dan menebang pohon dengan tidak sah," ucapnya.
Polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya lima unit mesin pemotong rumput, dua unit mesin pompa racun rumput, dua unit mesin diesel listrik, satu buah gerobak dorong, empat buah dirigen, satu buah parang dengan gagang kayu panjang kurang lebih 50 cm, satu buah mancis, satu unit mesin pemotong kayu, empat buah cangkul, satu unit sepeda motor tanpa plat nomor dan delapan kubik kayu pinus yang sudah diolah.
"Para pelaku kini ditahan dan masih diperiksa intensif keterangannya," ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 40 ayat 1 UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam hayati dan Ekosistemnya dan atau Pasal 78 ayat 2 dan 3 ke Pasal 50 ayat 3 ke huruf b dan d, UU 41/1999 tentang Kehutanan dan atau Pasal 94, Pasal 82 Ayat 1 huruf c, UU No. 18/2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan dengan ancaman hukuman pidana paling lama 15 tahun penjara.