Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) wilayah Aceh meminta pemerintah jangan diam dengan penderitaan petani.
Hal tersebut disampaikan sekretaris Apkasindo wilayah Aceh, Fadhli Ali menyikapi keluhan masyarakat terhadap terus merosotnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Aceh.
“Kita mendorong pemerintah mencari solusi. Salah satunya, penggunaan pupuk alternatif yang murah dan terjangkau. Misalnya pupuk kompos.” ujarnya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOLAceh, Sabtu (3/6).
Sedangkan soal punggutan ekspor sawit sawit saat ini berkisar US$95 per ton. Fadhli menilai, angka itu sangat membebani TBS sawit patani sebesar Rp 285 per kilogram.
“Apkasindo terus menyuarakan pungutan ekspor di-nol kan. Kemarin Apkasindo pusat sudah menemui Menko Marves Maritim agar upaya ini dapat dilaksanakan,” terangnya.
Fadhli berharap, petani sawit jangan terus menerus jadi korban. Apalagi ke depan diprediksi dengan resesi ekonomi.
Ditempat lain, salah seorang petani setempat, Ashraf membenarkan perihal harga sawit yang jeblok di Aceh
“Ya benar. Kondisi saat ini bikin kami kebingungan. Sawit dibeli murah sekitar Rp 1.350-1400 per kilogram, sedangkan biaya perawatan sangat mahal,” jawab Ashraf.
Sementara lanjut Ashraf, dirinya merawat perkebunan kebun sawit miliknya menggunakan pupuk kimia. Harga sekitar Rp 300-500 per karung, belum lagi biaya perawatan lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved