Bukan tidak mungkin, peluang kita menjadi 5 besar dunia bahkan 3 besar dunia di 2045 dapat terwujud,\" katanya, Jumat (29/3/2019).
Ia menjelaskan RRemaja mesjid yang notabene usia produktif harus mengambil peran dalam perkembangan dunia saat ini. Remaja Masjid 4.0 menjadi terminologi yang muncul sebagai pola strategi pemberdayaan Remaja Masjid.
Kemudian beliau menambahkan. Melalui forbis, tantangan itu harus menjadi peluang.
Ada 3 strategi yang bisa dilakukan oleh forbis yakni strategi manajemen sehingga Remaja mesjid menjadi profesional, kedua, trategi pengembangan SDM melalui pelatihan-pelatihan maupun workshop 4.0 dan yang ketiga yakni strategi investasi/bisnis akan melahirkan remaja masjid yang memiliki kekuatan finansial buah dari berbagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh jaringan Forbis.
\"Ketika ketiga hal ini dilakukan, mimpi mengembalikan Masjid sebagai pusat peradaban adalah sebuah keniscayaan,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Bukan tidak mungkin, peluang kita menjadi 5 besar dunia bahkan 3 besar dunia di 2045 dapat terwujud,\" katanya, Jumat (29/3/2019).
Ia menjelaskan RRemaja mesjid yang notabene usia produktif harus mengambil peran dalam perkembangan dunia saat ini. Remaja Masjid 4.0 menjadi terminologi yang muncul sebagai pola strategi pemberdayaan Remaja Masjid.
Kemudian beliau menambahkan. Melalui forbis, tantangan itu harus menjadi peluang.
Ada 3 strategi yang bisa dilakukan oleh forbis yakni strategi manajemen sehingga Remaja mesjid menjadi profesional, kedua, trategi pengembangan SDM melalui pelatihan-pelatihan maupun workshop 4.0 dan yang ketiga yakni strategi investasi/bisnis akan melahirkan remaja masjid yang memiliki kekuatan finansial buah dari berbagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh jaringan Forbis.
\"Ketika ketiga hal ini dilakukan, mimpi mengembalikan Masjid sebagai pusat peradaban adalah sebuah keniscayaan,\" pungkasnya."/>
Bukan tidak mungkin, peluang kita menjadi 5 besar dunia bahkan 3 besar dunia di 2045 dapat terwujud,\" katanya, Jumat (29/3/2019).
Ia menjelaskan RRemaja mesjid yang notabene usia produktif harus mengambil peran dalam perkembangan dunia saat ini. Remaja Masjid 4.0 menjadi terminologi yang muncul sebagai pola strategi pemberdayaan Remaja Masjid.
Kemudian beliau menambahkan. Melalui forbis, tantangan itu harus menjadi peluang.
Ada 3 strategi yang bisa dilakukan oleh forbis yakni strategi manajemen sehingga Remaja mesjid menjadi profesional, kedua, trategi pengembangan SDM melalui pelatihan-pelatihan maupun workshop 4.0 dan yang ketiga yakni strategi investasi/bisnis akan melahirkan remaja masjid yang memiliki kekuatan finansial buah dari berbagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh jaringan Forbis.
\"Ketika ketiga hal ini dilakukan, mimpi mengembalikan Masjid sebagai pusat peradaban adalah sebuah keniscayaan,\" pungkasnya."/>
Forum Bisnis (Forbis) kembali menggelar diskusi rutin untuk membahas berbagai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan oleh seluruh anggota forum. Kali ini Forbis menggelar diskusi dengan thema Model Pemberdayaan Remaja Masjid 4.0 di Triple S Cafe dan dihadiri oleh seluruh anggota forum seperti 1. Qims 2. D'Coach SmartSolution 3. com 4. Bimbel UI 212 5. Medanbagus.com 6. Komunitas Property Muslim 7. Triple S Cafe 8. Generasi Baru Institut 9. SmeS 10. Digital Parenting Clinic 11. JNE 12. 212 Mart 13. KAHMI PRENUER 14. HIBKA SUMUT 15. BKMT (Badan Kontak Majelis Ta'lim) 16. PRU Syariah 17. SEC USU 18. GMM Sumut 19. Anugrah Bakery 20. Aulia Software 21. Samera Indonesia dan peserta lainnya.
Direktur Eksekutif Generasi Baru Institute (Gebu Institute) dan Founder Clinic Digital Parenting, Yopi Rachmad menjelaskan bagaimana remaja mesjid harus dapat berkreasi dengan kreatifitas dan menginspirasi remaja lainnya di era industri 4.0.
Menurutnya da 2 hal yang harus dilihat yakni pertama Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana pada 2030, populasi usia produktif mencapai puncaknya hingga 70 persen dari total penduduk Indonesia. Kemudian yang kedua yakni fenomena revolusi industri 4.0 memunculkan 16 sektor kreatif seperti aplikasi dan game developer, film, animasi dan lainnya.
"Dari kedua hal ini seharusnya membuka pola pikir kita sehingga hal itu menjadi peluang kita untuk ikut ambil bagian.
Bukan tidak mungkin, peluang kita menjadi 5 besar dunia bahkan 3 besar dunia di 2045 dapat terwujud," katanya, Jumat (29/3/2019).
Ia menjelaskan RRemaja mesjid yang notabene usia produktif harus mengambil peran dalam perkembangan dunia saat ini. Remaja Masjid 4.0 menjadi terminologi yang muncul sebagai pola strategi pemberdayaan Remaja Masjid.
Kemudian beliau menambahkan. Melalui forbis, tantangan itu harus menjadi peluang.
Ada 3 strategi yang bisa dilakukan oleh forbis yakni strategi manajemen sehingga Remaja mesjid menjadi profesional, kedua, trategi pengembangan SDM melalui pelatihan-pelatihan maupun workshop 4.0 dan yang ketiga yakni strategi investasi/bisnis akan melahirkan remaja masjid yang memiliki kekuatan finansial buah dari berbagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh jaringan Forbis.
"Ketika ketiga hal ini dilakukan, mimpi mengembalikan Masjid sebagai pusat peradaban adalah sebuah keniscayaan," pungkasnya.
Forum Bisnis (Forbis) kembali menggelar diskusi rutin untuk membahas berbagai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan oleh seluruh anggota forum. Kali ini Forbis menggelar diskusi dengan thema Model Pemberdayaan Remaja Masjid 4.0 di Triple S Cafe dan dihadiri oleh seluruh anggota forum seperti 1. Qims 2. D'Coach SmartSolution 3. com 4. Bimbel UI 212 5. Medanbagus.com 6. Komunitas Property Muslim 7. Triple S Cafe 8. Generasi Baru Institut 9. SmeS 10. Digital Parenting Clinic 11. JNE 12. 212 Mart 13. KAHMI PRENUER 14. HIBKA SUMUT 15. BKMT (Badan Kontak Majelis Ta'lim) 16. PRU Syariah 17. SEC USU 18. GMM Sumut 19. Anugrah Bakery 20. Aulia Software 21. Samera Indonesia dan peserta lainnya.
Direktur Eksekutif Generasi Baru Institute (Gebu Institute) dan Founder Clinic Digital Parenting, Yopi Rachmad menjelaskan bagaimana remaja mesjid harus dapat berkreasi dengan kreatifitas dan menginspirasi remaja lainnya di era industri 4.0.
Menurutnya da 2 hal yang harus dilihat yakni pertama Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana pada 2030, populasi usia produktif mencapai puncaknya hingga 70 persen dari total penduduk Indonesia. Kemudian yang kedua yakni fenomena revolusi industri 4.0 memunculkan 16 sektor kreatif seperti aplikasi dan game developer, film, animasi dan lainnya.
"Dari kedua hal ini seharusnya membuka pola pikir kita sehingga hal itu menjadi peluang kita untuk ikut ambil bagian.
Bukan tidak mungkin, peluang kita menjadi 5 besar dunia bahkan 3 besar dunia di 2045 dapat terwujud," katanya, Jumat (29/3/2019).
Ia menjelaskan RRemaja mesjid yang notabene usia produktif harus mengambil peran dalam perkembangan dunia saat ini. Remaja Masjid 4.0 menjadi terminologi yang muncul sebagai pola strategi pemberdayaan Remaja Masjid.
Kemudian beliau menambahkan. Melalui forbis, tantangan itu harus menjadi peluang.
Ada 3 strategi yang bisa dilakukan oleh forbis yakni strategi manajemen sehingga Remaja mesjid menjadi profesional, kedua, trategi pengembangan SDM melalui pelatihan-pelatihan maupun workshop 4.0 dan yang ketiga yakni strategi investasi/bisnis akan melahirkan remaja masjid yang memiliki kekuatan finansial buah dari berbagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh jaringan Forbis.
"Ketika ketiga hal ini dilakukan, mimpi mengembalikan Masjid sebagai pusat peradaban adalah sebuah keniscayaan," pungkasnya.