Polemik yang terjai di tubuh Partai Demokrat masih menuai berbagai pendapat di kalangan masyarakat. Aktivis muda di Sumatera Utara yang juga mantan Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) Ahmad Fahmi menilai KLB Sibolangit merupakan hal yang perlu didukung.
Alasannya, karena KLB yang menghasilkan nama Moeldoko sebagai ketua umum tersebut menjadi momentum menghentikan politik dinasti di tubuh Partai Demokrat.
"Polemik yang terjadi ditubuh partai Demokrat ini mengisyaratkan ada kekeliruan dalam pengelolaan partai tersebut," sebut Ahmad.
Menurutnya, oligarki kekuasaan dan dinasti kepemimpinan merupkaan hal yang berbahaya dan mencederai demokrasi.
"Sebagai pemuda saya menolak dinasti kepemimpinan yang menurut saya sangat mencederai pilar demokrasi. Dinasti politik tidak boleh terjadi karena ini akan membuat proses rekrutmen dan kaderisasi di partai politik tidak berjalan atau macet," sambungnya
Atas dasar itu jugalah Fahmi mengajak seluruh pemuda dan mahasiswa melek dalam melihat fenomena politik belakangan ini. Ia mengaku menginisiasi pembentukan Barisan Mahasiswa dan Pemulda Pilar Demokrasi yang akan akan fokus menolak praktik-praktik politik dinasti.
"Sebagai langkah awal melawan gerakan - gerakan yang mendukung lahirnya politik dinasti dengan memberikan dukungan kepada ketua umum terpilih Jend Purn Moeldoko pada KLB di Deli Serdang," sebutnya.
Sosok Moeldoko menurutnya memiliki track record yang baik dan luar biasa yang menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang cerdas, kuat, elegan serta memiliki kecakapan dalam memimpin sebuah lembaga.
"Ketika menjabat sebagai Jenderal maupun setelah menjadi purnawiran. Hal inilah yang menjadikan beliau pantas dan sangat layak sebagai seorang pemimpin dalam gerakan melawan dinasti politik yang merusak sistem dan pilar demokrasi di tanah air ini," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved