Elektabilitas Puan Maharani yang selama ini masih rendah diperkirakan akan makin jeblok pasca kenaikan harga BBM.
Hal ini karena Puan sebagai Ketua DPR RI terkesan tidak membela rakyat dan seolah pasrah atas kebijakan Presiden Joko Widodo.
Demikian disampaikan Pengamat Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga. Menurutnya, sikap tersebut membuat sebagaian masyarakat kecewa dan marah kepada Puan.
"Mereka kecewa dan marah, karena Puan sebagai Ketua DPR seolah tidak memperjuangkan rakyat. Padahal, fungsinya sebagai Ketua DPR seharusnya terdepan memperjuangkan rakyat bila ada kebijakan pemerintah yang merugikan," demikian kata Jamiludin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/9).
Faktor lain kata Jamiludin, di media sosial bermunculan meme bernada negatif terhadap Puan. Para netizen mencibir Puan yang berbeda responnya terhadap kenaikan BBM di era Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Dalam pandangan Jamiludin, viralnya meme tersebut setidaknya membentuk persepsi negatif sebagian masyarakat terhadap Puan.
"Persepsi negatif itu dapat mempengaruhi elektabilitas Puan," jelas Jamiludin.
Mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini melihat, faktor ketiga, massa yang demo ke DPR RI membawa foto Puan yang menangis. Foto tersebut kemudian dimuat media massa.
Analisa Jamiludin, pemberitaan yang luas tentang foto tersebut dapat menambah persepsi masyarakat terhadap Puan menjadi negatif. Persepsi negatif sebagian masyarakat terhadap Puan berpotensi besar akan menurunkan elektabilitasnya.
"Jadi, dalam kenaikan BBM ini nama Puan menjadi sentral pembicaraan. Sayangnya pembicaraan tentang Puan pada umumnya bernada negatif. Hal itu dengan sendirinya dapat semakin menurunkan elektabilitas Puan," pungkas Jamiludin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved