Jurnalisme warga atau citizen jurnalism menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan teknologi informasi pada era serba digital saat ini.
Teknologi informasi yang dapat diakses melalui ponsel pintar membuat peredaran informasi menjadi sangat cepat dengan akurasi yang tinggi.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang saat berbicara pada webinar nasional Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dengan tema "Mengawal Kemerdekaan di Ruang Digital", Senin (16/8/2021).
"Harus diingat bahwa saat ini hampir 80 persen isi dari berita pada media mainstream berawal dari informasi yang berasal dari jurnalis warga. Kita bisa mengetahui ada oknum TNI menginjak kepala warga di Papua itu karena informasi dari jurnalis warga," katanya.
Pun demikian kata Ilham, terdapat perbedaan mendasar antara produk jurnalisme warga dengan produk jurnalis yang bekerja pada media mainstream. Media mainstream wajib melakukan verifikasi dan konfirmasi sesuai dengan kode etik jurnalis dan hal itu berbeda dengan jurnalisme warga yang kerap menyiarkan produk mereka pada media sosial.
Dalam hal ini kata Ilham, dunia media mainstream sebenarnya sangat terganggu dengan kehadiran para citizen jurnalis tersebut. Namun, ia menilai tidak tepat jika hal ini diselesaikan dengan mengenyahkan kalangan citizen jurnalis dengan berbagai aturan yang berkaitan dengan UU Pers maupun UU ITE.
"Saya melihat seharusnya mereka dibina. Dewan pers harus bisa menggandeng mereka, membriefing mereka tentang komunikasi beradab sehingga nantinya kita tidak lagi melihat dunia sekarang ini menjadi lapangan perang antara media sosial dengan media mainstream. Buat saja misalnya JMSI membimbing mereka, PWI membimbing mereka, tentu nantinya mereka akan berkontribusi besar untuk bangsa," ungkapnya.
Ditambahkan Ilham, produk informasi dari jurnalisme warga akan sangat beragam mengingat hal ini mereka lakukan dengan sangat militan.
"Mereka itu sangat militan karena itu hobby mereka. Dan mereka berselancar 24 jam di dunia maya," sebutnya.
Webinar JMSI ini dibuka langsung oleh Ketua Umum JMSI Teguh Santosa dan dimoderatori oleh Sekjen JMSI Mahmud Marhaba. Teguh menyebutkan, webinar ini menjadi bagian penting untuk melihat banyaknya hal yang 'berisik' terkait informasi di ruang digital saat ini.
"Kita ingin agar hal yang berisik atau noising itu bisa kita lihat dari sudut pandang para pakar di dunia informasi digital," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved