Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan saat ini kondisi negara, khususnya Sumut mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan wabah Covid-19 yang tengah melanda dunia, mengubah tatanan kehidupan masyarakat hingga banyak menyebabkan kesulitan seiring lumpuhnya sejumlah sendi perekonomian dari segala bidang. Hal ini disampaikannya dalam pidato pada Sidang Paripurna DPRD Sumut agenda Penyampaian Laporan Pansus terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Pandangan Umum Fraksi terhadap Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam penggunan APBD 2019, di gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (17/6). “Saya menyimak satu persatu apa yang disampaikan. Inilah pekerjaan kita. Saya berharap kedepan kita bersama. Tidak hanya eksekutif, tetapi legislatif juga bertanggungjawab,” ujar Gubernur dihadapan para Anggota DPRD Sumut. Masa mendatang terutama di tahun ini, Gubernur memprediksi kondisi akan lebih sulit, dimana pada saat lalu pertumbuhan ekonomi di Sumut mencapai 5,22 persen. Sedangkan untuk sekarang, diharapkan bisa naik setidaknya hingga 3 persen. “Tetapi pakar ekonomi kita hanya menjamin sampai akhir tahun hanya 2,55 persen. Jika pertumbuhan ekonomi kita 5,22 persen dan Upah Minimum Regional (UMR) kita Rp2,3 Juta, maka penentuan upah berikutnya kemungkinan bisa menurun,” kata Edy. Jika penurunan upah tersebut sampai terjadi, kata Edy, maka pada 2021 mendatang dirinya membayangkan untuk harga barang pokok atau sembako seperti beras, minyak, sayur dan lainnya perlu dilakukan intervensi, agar menurunnya pendapatan masyarakat diikuti menurunnya harga. “Saya sampaikan ini, karena dampak Covid-19 berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Mari kita bersama, saya tak sanggup bekerja sendiri. Ada 14 dapil kita, semua harus berbuat nyata untuk rakyat,” pungkasnya.[R]
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan saat ini kondisi negara, khususnya Sumut mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan wabah Covid-19 yang tengah melanda dunia, mengubah tatanan kehidupan masyarakat hingga banyak menyebabkan kesulitan seiring lumpuhnya sejumlah sendi perekonomian dari segala bidang. Hal ini disampaikannya dalam pidato pada Sidang Paripurna DPRD Sumut agenda Penyampaian Laporan Pansus terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Pandangan Umum Fraksi terhadap Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam penggunan APBD 2019, di gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (17/6). “Saya menyimak satu persatu apa yang disampaikan. Inilah pekerjaan kita. Saya berharap kedepan kita bersama. Tidak hanya eksekutif, tetapi legislatif juga bertanggungjawab,” ujar Gubernur dihadapan para Anggota DPRD Sumut. Masa mendatang terutama di tahun ini, Gubernur memprediksi kondisi akan lebih sulit, dimana pada saat lalu pertumbuhan ekonomi di Sumut mencapai 5,22 persen. Sedangkan untuk sekarang, diharapkan bisa naik setidaknya hingga 3 persen. “Tetapi pakar ekonomi kita hanya menjamin sampai akhir tahun hanya 2,55 persen. Jika pertumbuhan ekonomi kita 5,22 persen dan Upah Minimum Regional (UMR) kita Rp2,3 Juta, maka penentuan upah berikutnya kemungkinan bisa menurun,” kata Edy. Jika penurunan upah tersebut sampai terjadi, kata Edy, maka pada 2021 mendatang dirinya membayangkan untuk harga barang pokok atau sembako seperti beras, minyak, sayur dan lainnya perlu dilakukan intervensi, agar menurunnya pendapatan masyarakat diikuti menurunnya harga. “Saya sampaikan ini, karena dampak Covid-19 berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Mari kita bersama, saya tak sanggup bekerja sendiri. Ada 14 dapil kita, semua harus berbuat nyata untuk rakyat,” pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved