Sosok Kapten Ahwan dan Diego Mamahit yang merupkaan pilot dan co-pilot Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Pulau Kali, Kepulauan Seribu masih menghiasi media sosial. Sebab, keduanya dinilai memiliki pribadi yang sangat baik dan sangat taat dalam beribadah.
- Penjelasan Mengapa USU Hanya Bayar Rp 1,8 M Dari Nilai Kontrak Rp 9,4 M Proyek Embung Kampus II USU
- Berita Duka, Asner Silalahi Walikota Siantar Terpilih Meninggal Dunia
- Sama-Sama Profesor, Prof Yusuf L Henuk Tantang SBY Koreksi Pernyataannya Di Twitter
Baca Juga
"Membaca cerita dan testimoni di medsos tentang Kapten Afwan dan Copilot Diego Mamahit, keduanya orang baik dan orientasi hidupnya ibadah," kata Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon di akun Twitternya, Minggu (10/1).
Jansen pun melihat keteladanan kedua sosok tersebut sebagai pengingat bagi publik agar tetap dekat dengan Tuhan.
"Capt Afwan jadikan shalat pegangan, Diego ubah jadwal terbang agar bisa gereja pagi. Pengingat bagi kami yang masih diberi umur ini. Terima kasih," tandasnya.
Sebelumnya pihak keluarga menceritakan copilot Diego seharusnya tidak berada di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu karena mendapat jadwal terbang ke Belitung malam hari.
Namun ia memilih flight Sriwijaya pukul 14.00 WIB karena waktunya siang dan agar bisa menjalankan ibadah di gereja pada Minggu paginya di Jakarta.
"Karena niatnya dia mau cepat pulang supaya besok bisa masuk gereja pagi. Kalau dia ambil flight malam ke Belitung, otomatis dia sudah tidak bisa pulang karena sudah tidak ada flight," kata paman Diego, Pierre Patrick Pangemanan kepada wartawan, Sabtu (9/1).
- Pandemi Covid-19, PWI Sumut Tidak Akan Hadiri HPN 2021 Di Jakarta
- Ditetapkan Tersangka, Ambroncius Nababan Langsung Dijemput
- DPRD Medan Minta Polisi Tindak Aksi Premanisme Yang Resahkan Penghuni Komplek Wartawan