Kepemimpinan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023 berakhir pada 5 September 2023 besok.
Dalam kurun waktu 5 tahun kepemimpinan mereka, pasangan yang dikenal dengan singkatan ERAMAS ini berakhir dengan ekspektasi yang tidak sesuai harapan masyarakat.
“Kalau dulu di awal, kita punya ekspektasi tinggi kepada keduanya. Edy Rahmayadi yang saat itu Pangkostrad dan Musa Rajekshah yang merupakan pengusaha sukses, maka pasangan ERAMAS akan membawa Sumut ke puncak kejayaan,” kata Pengamat Sosial Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Arifin Saleh Siregar, Senin (4/9/2023).
Akademisi yang kini menjabat Dekan FISIP UMSU ini mengatakan, dari sisi data memang terdapat beberapa hal yang positif selama kepemimpinan mereka. Misalnya, indeks pembangunan manusia yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terus meningkat, angka kemiskinan yang menurun. Akan tetapi prestasi-prestasi itu bukanlah hal yang dapat dikatakan sebagai prestasi yang monumental.
“Kalau yang monumental sepertinya belum ada. Dari fisik misalnya Sport Center? sampai saat ini masih belum selesai sehingga tidak bisa dikatakan sebagai prestasi monumental ERAMAS,” ungkapnya.
Pada sisi lain kata Arifin, justru yang banyak tersimpan pada memori warga adalah komentar-komentar kontroversial yang kerap memicu kegaduhan.
“Banyak ucapan yang memicu kegaduhan, seperti penertiban ternak babi di kawasan Danau Toba untuk mendukung wisata halal yang kemudian dibantahnya, kemudian menjewer pelatih billiar PON Sumut hingga komentar mengenai posisi menteri pertahanan dari sipil yang memicu reaksi dari politisi Gerindra,” ungkapnya.
Meski kata Arifin ucapan-ucapan kontroversial tersebut ada juga yang menyebut sebagai bentuk kepolosan Edy Rahmayadi. Namun, tetap saja hal itu akan menjadi bagian dari perjalanan sejarah kepemimpinan ERAMAS.
“Satu lagi, perpecahan Edy Rahmayadi dengan Musa Rajekhah adalah hal yang tidak disangka. Sebab, pasangan ini terbentuk bukan karena ‘kawin paksa’ atau pun karena kenal sesaat. Berbeda dengan beberapa pasangan gubernur-wagub sebelumnya seperti Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho maupun pasangan gubernur setelah itu,” demikian Dr Arifin Saleh Siregar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved