Kasus hilangnya besi pagar Lapangan Merdeka Medan dapat memunculkan berbagai asumsi di tengah masyarakat. Hal ini karena aksi pencurian terhadap pagar milik Dinas Pertamanan Kota Medan yang terletak pada pusat keramaian kota ini termasuk hal yang sangat nekad. "Ini memperkuat asumsi kita bahwa para pelaku kejahatan di Kota Medan semakin nekad di masa pandemi covid ini," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, Abyadi Siregar, Minggu (26/4). Abyadi menjelaskan, aksi nekad para pelaku kejahatan sangat dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya yakni tekanan akibat sulitnya memenuhi kebutuhan ditengah anjuran 'stay at home' akibat pademi covid-19. Tekanan ekonomi ini membuat apa saja dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan mereka. "Bayangkan saja, pagar ditengah kota saja yang bersebelahan dengan Pos Polisi Lapangan Merdeka bisa hilang, itu kan aneh," urainya. Asumsi lainnya kata Abyadi yakni semakin meningkatkan aksi kejahatan seiring pembebasan ribuan narapidana oleh pemerintah akibat Covid-19. "Di Sumut sendiri, kalau tidak salah berjumlah sekitar 9.000-an napi yang dibebaskan. Jadi bisa saja pelakunya adalah mereka-mereka yang baru dibebaskan," ujarnya. Meski kesannya sangat sepele, namun kasus hilangnya pagar besi Lapangan Merdeka menurut Abyadi merupakan tamparan bagi wajah keamanan di Kota Medan dimana pihak kepolisian menjadi instansi terdepan. Menurutnya, aksi kejahatan ini harus menjadi momentum bagi pihak kepolisian di Kota Medan untuk bergerak cepat mengantisipasi berbagai kejahatan lain yang berpotensi terjadi di Kota Medan pasca pembebasan ribuan narapidana. "Saya kira, polisi harus bekerja menangkap pelaku ini. Kasus ini juga menunjukkan wibawa kepolisian sebagai penyelenggara keamanan masyarakat. Masa pagar Lapangan Merdeka yang letaknya di inti kota, dan menjadi pusat keramaian dan jalur ramai, bisa menjadi sasaran pencurian? Yang paling memalukan sebetulnya adalah di kawasan Lapangan Merdeka itu ada Pos Polisi," pungkasnya.[R]
Kasus hilangnya besi pagar Lapangan Merdeka Medan dapat memunculkan berbagai asumsi di tengah masyarakat. Hal ini karena aksi pencurian terhadap pagar milik Dinas Pertamanan Kota Medan yang terletak pada pusat keramaian kota ini termasuk hal yang sangat nekad. "Ini memperkuat asumsi kita bahwa para pelaku kejahatan di Kota Medan semakin nekad di masa pandemi covid ini," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, Abyadi Siregar, Minggu (26/4). Abyadi menjelaskan, aksi nekad para pelaku kejahatan sangat dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya yakni tekanan akibat sulitnya memenuhi kebutuhan ditengah anjuran 'stay at home' akibat pademi covid-19. Tekanan ekonomi ini membuat apa saja dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan mereka. "Bayangkan saja, pagar ditengah kota saja yang bersebelahan dengan Pos Polisi Lapangan Merdeka bisa hilang, itu kan aneh," urainya. Asumsi lainnya kata Abyadi yakni semakin meningkatkan aksi kejahatan seiring pembebasan ribuan narapidana oleh pemerintah akibat Covid-19. "Di Sumut sendiri, kalau tidak salah berjumlah sekitar 9.000-an napi yang dibebaskan. Jadi bisa saja pelakunya adalah mereka-mereka yang baru dibebaskan," ujarnya. Meski kesannya sangat sepele, namun kasus hilangnya pagar besi Lapangan Merdeka menurut Abyadi merupakan tamparan bagi wajah keamanan di Kota Medan dimana pihak kepolisian menjadi instansi terdepan. Menurutnya, aksi kejahatan ini harus menjadi momentum bagi pihak kepolisian di Kota Medan untuk bergerak cepat mengantisipasi berbagai kejahatan lain yang berpotensi terjadi di Kota Medan pasca pembebasan ribuan narapidana. "Saya kira, polisi harus bekerja menangkap pelaku ini. Kasus ini juga menunjukkan wibawa kepolisian sebagai penyelenggara keamanan masyarakat. Masa pagar Lapangan Merdeka yang letaknya di inti kota, dan menjadi pusat keramaian dan jalur ramai, bisa menjadi sasaran pencurian? Yang paling memalukan sebetulnya adalah di kawasan Lapangan Merdeka itu ada Pos Polisi," pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved