Wira Preuneur Millenial (WPM) adalah sebuah wadah kegiatan yang dikelola oleh Remaja Masjid melalui kontrol dan pembinaan Gerakan Muslim Milenial yang berfokus kepada gerakan start-up dan inkubator para enterpreuneur muda yang lahir dari kalangan pemuda Remaja Masjid,\" katanya.
Ia menjelaskan GMM pada kegiatan ini akan berperan sebagai pendamping, pelatih dan pembina dalam melahirkan generasi Wira Preuneur muda dikalangan Remaja Masjid.
\"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian keummatan agar dapat menhasilkan Generasi Muslim Millenial masa depan tangguh, mandiri dan beriman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia merdeka berkat perjuangan Ummat yang yang berhimpun dalam wadah pergerakan kebangkitan ekonomi, pendidikan dan sosial yang didasarkan nilai ke-Islaman yang anti penjajahan,\" ujarnya.
Sementara itu AR Piliang mengatakan aspek komunikasi sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis. Bahasa dan kalimat yang kita gunakan dalam berkomunikasi juga harus baik dan santun.
Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan atau dengan menggunakan gerakan misalnya anggukan, tangan atau lainnya.
\"Sekarang ini sudah jarang terjadi komunikasi yang baik dan dalam waktu yang lama. Ini dipengaruhi oleh smartphone. Banyak orang yang mengurangi komunikasi dan lebih senang menggunakan smartphone-nya. Bahkan dalam keadaan sedang bersama rekan, keluarga atau lainnya. Hal ini harus diubah,\" tegasnya.
Ia tetap meyakini komunikasi paling efektif adalah dengan langsung bertatap muka.
\"Maka maksud dan tujuan akan tersampaikan dengan baik,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Wira Preuneur Millenial (WPM) adalah sebuah wadah kegiatan yang dikelola oleh Remaja Masjid melalui kontrol dan pembinaan Gerakan Muslim Milenial yang berfokus kepada gerakan start-up dan inkubator para enterpreuneur muda yang lahir dari kalangan pemuda Remaja Masjid,\" katanya.
Ia menjelaskan GMM pada kegiatan ini akan berperan sebagai pendamping, pelatih dan pembina dalam melahirkan generasi Wira Preuneur muda dikalangan Remaja Masjid.
\"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian keummatan agar dapat menhasilkan Generasi Muslim Millenial masa depan tangguh, mandiri dan beriman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia merdeka berkat perjuangan Ummat yang yang berhimpun dalam wadah pergerakan kebangkitan ekonomi, pendidikan dan sosial yang didasarkan nilai ke-Islaman yang anti penjajahan,\" ujarnya.
Sementara itu AR Piliang mengatakan aspek komunikasi sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis. Bahasa dan kalimat yang kita gunakan dalam berkomunikasi juga harus baik dan santun.
Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan atau dengan menggunakan gerakan misalnya anggukan, tangan atau lainnya.
\"Sekarang ini sudah jarang terjadi komunikasi yang baik dan dalam waktu yang lama. Ini dipengaruhi oleh smartphone. Banyak orang yang mengurangi komunikasi dan lebih senang menggunakan smartphone-nya. Bahkan dalam keadaan sedang bersama rekan, keluarga atau lainnya. Hal ini harus diubah,\" tegasnya.
Ia tetap meyakini komunikasi paling efektif adalah dengan langsung bertatap muka.
\"Maka maksud dan tujuan akan tersampaikan dengan baik,\" pungkasnya."/>
Wira Preuneur Millenial (WPM) adalah sebuah wadah kegiatan yang dikelola oleh Remaja Masjid melalui kontrol dan pembinaan Gerakan Muslim Milenial yang berfokus kepada gerakan start-up dan inkubator para enterpreuneur muda yang lahir dari kalangan pemuda Remaja Masjid,\" katanya.
Ia menjelaskan GMM pada kegiatan ini akan berperan sebagai pendamping, pelatih dan pembina dalam melahirkan generasi Wira Preuneur muda dikalangan Remaja Masjid.
\"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian keummatan agar dapat menhasilkan Generasi Muslim Millenial masa depan tangguh, mandiri dan beriman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia merdeka berkat perjuangan Ummat yang yang berhimpun dalam wadah pergerakan kebangkitan ekonomi, pendidikan dan sosial yang didasarkan nilai ke-Islaman yang anti penjajahan,\" ujarnya.
Sementara itu AR Piliang mengatakan aspek komunikasi sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis. Bahasa dan kalimat yang kita gunakan dalam berkomunikasi juga harus baik dan santun.
Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan atau dengan menggunakan gerakan misalnya anggukan, tangan atau lainnya.
\"Sekarang ini sudah jarang terjadi komunikasi yang baik dan dalam waktu yang lama. Ini dipengaruhi oleh smartphone. Banyak orang yang mengurangi komunikasi dan lebih senang menggunakan smartphone-nya. Bahkan dalam keadaan sedang bersama rekan, keluarga atau lainnya. Hal ini harus diubah,\" tegasnya.
Ia tetap meyakini komunikasi paling efektif adalah dengan langsung bertatap muka.
\"Maka maksud dan tujuan akan tersampaikan dengan baik,\" pungkasnya."/>
Forum Bisnis Wirausaha Muslim kembali menggelar diskusi bersama seluruh anggota forum seperti Qims, D'Coach SmartSolution, com, Bimbel UI 212, Medanbagus.com, Komunitas Property Muslim, Triple S Cafe, Generasi Baru Institut, SmeS, Digital Parenting Clinic, JNE, 212 Mart, KAHMI PRENUER, HIBKA SUMUT, BKMT (Badan Kontak Majelis Ta'lim), PRU Syariah, SEC USU, GMM Sumut, Anugrah Bakery, Aulia Software, Samera Indonesia dan peserta lainnya.
Dalam kegiatan yang digelar di Triple S Cafe ini, mereka membahas tentang wirausaha berbasis remaja masjid dan komunikasi efektif dengan menghadirkan narasumber yakni ketua dari komunitas GMM (Generasi Muslim Milenial) Syahlan Jukhri Nasution dan anggota Komunikasi Efektif AR. Piliang.
Syahlan dalam paparannya menjelaskan, generasi muda atau remaja Masjid menjadi tulang punggung peradaban secara nilai dan ideologi dalam pertarungan posisi ekonomi, politik, sosial, budaya dan kekuasaan yang cenderung lemah. hal ini menyebabkan Umat Islam tidak dapat berperan maksimal dalam memperjuangkan dan mempertahankan jati diri (nilai Islami) dalam berbagai aspek kehidupan.
"Generasi Islam harus segera menemukan wadah yang solid dan dinamis untuk menterjemahkan eksistensinya. Salah satu nya yakni berwirausaha.
Wira Preuneur Millenial (WPM) adalah sebuah wadah kegiatan yang dikelola oleh Remaja Masjid melalui kontrol dan pembinaan Gerakan Muslim Milenial yang berfokus kepada gerakan start-up dan inkubator para enterpreuneur muda yang lahir dari kalangan pemuda Remaja Masjid," katanya.
Ia menjelaskan GMM pada kegiatan ini akan berperan sebagai pendamping, pelatih dan pembina dalam melahirkan generasi Wira Preuneur muda dikalangan Remaja Masjid.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian keummatan agar dapat menhasilkan Generasi Muslim Millenial masa depan tangguh, mandiri dan beriman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia merdeka berkat perjuangan Ummat yang yang berhimpun dalam wadah pergerakan kebangkitan ekonomi, pendidikan dan sosial yang didasarkan nilai ke-Islaman yang anti penjajahan," ujarnya.
Sementara itu AR Piliang mengatakan aspek komunikasi sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis. Bahasa dan kalimat yang kita gunakan dalam berkomunikasi juga harus baik dan santun.
Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan atau dengan menggunakan gerakan misalnya anggukan, tangan atau lainnya.
"Sekarang ini sudah jarang terjadi komunikasi yang baik dan dalam waktu yang lama. Ini dipengaruhi oleh smartphone. Banyak orang yang mengurangi komunikasi dan lebih senang menggunakan smartphone-nya. Bahkan dalam keadaan sedang bersama rekan, keluarga atau lainnya. Hal ini harus diubah," tegasnya.
Ia tetap meyakini komunikasi paling efektif adalah dengan langsung bertatap muka.
"Maka maksud dan tujuan akan tersampaikan dengan baik," pungkasnya.
Forum Bisnis Wirausaha Muslim kembali menggelar diskusi bersama seluruh anggota forum seperti Qims, D'Coach SmartSolution, com, Bimbel UI 212, Medanbagus.com, Komunitas Property Muslim, Triple S Cafe, Generasi Baru Institut, SmeS, Digital Parenting Clinic, JNE, 212 Mart, KAHMI PRENUER, HIBKA SUMUT, BKMT (Badan Kontak Majelis Ta'lim), PRU Syariah, SEC USU, GMM Sumut, Anugrah Bakery, Aulia Software, Samera Indonesia dan peserta lainnya.
Dalam kegiatan yang digelar di Triple S Cafe ini, mereka membahas tentang wirausaha berbasis remaja masjid dan komunikasi efektif dengan menghadirkan narasumber yakni ketua dari komunitas GMM (Generasi Muslim Milenial) Syahlan Jukhri Nasution dan anggota Komunikasi Efektif AR. Piliang.
Syahlan dalam paparannya menjelaskan, generasi muda atau remaja Masjid menjadi tulang punggung peradaban secara nilai dan ideologi dalam pertarungan posisi ekonomi, politik, sosial, budaya dan kekuasaan yang cenderung lemah. hal ini menyebabkan Umat Islam tidak dapat berperan maksimal dalam memperjuangkan dan mempertahankan jati diri (nilai Islami) dalam berbagai aspek kehidupan.
"Generasi Islam harus segera menemukan wadah yang solid dan dinamis untuk menterjemahkan eksistensinya. Salah satu nya yakni berwirausaha.
Wira Preuneur Millenial (WPM) adalah sebuah wadah kegiatan yang dikelola oleh Remaja Masjid melalui kontrol dan pembinaan Gerakan Muslim Milenial yang berfokus kepada gerakan start-up dan inkubator para enterpreuneur muda yang lahir dari kalangan pemuda Remaja Masjid," katanya.
Ia menjelaskan GMM pada kegiatan ini akan berperan sebagai pendamping, pelatih dan pembina dalam melahirkan generasi Wira Preuneur muda dikalangan Remaja Masjid.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian keummatan agar dapat menhasilkan Generasi Muslim Millenial masa depan tangguh, mandiri dan beriman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia merdeka berkat perjuangan Ummat yang yang berhimpun dalam wadah pergerakan kebangkitan ekonomi, pendidikan dan sosial yang didasarkan nilai ke-Islaman yang anti penjajahan," ujarnya.
Sementara itu AR Piliang mengatakan aspek komunikasi sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis. Bahasa dan kalimat yang kita gunakan dalam berkomunikasi juga harus baik dan santun.
Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan atau dengan menggunakan gerakan misalnya anggukan, tangan atau lainnya.
"Sekarang ini sudah jarang terjadi komunikasi yang baik dan dalam waktu yang lama. Ini dipengaruhi oleh smartphone. Banyak orang yang mengurangi komunikasi dan lebih senang menggunakan smartphone-nya. Bahkan dalam keadaan sedang bersama rekan, keluarga atau lainnya. Hal ini harus diubah," tegasnya.
Ia tetap meyakini komunikasi paling efektif adalah dengan langsung bertatap muka.
"Maka maksud dan tujuan akan tersampaikan dengan baik," pungkasnya.