Video viral Walikota Medan, Bobby Nasution yang diduga memerintahkan bawahannya mencabut bendera kuning yang merupakan atribut Partai Golkar menjadi spekulasi publik.
Pasalnya, sampai saat ini menantu Presiden Jokowi Dodo (Jokowi) tidak memberikan klarifikasi ataupun keterangan terkait video yang sempat menghebohkan dunia Maya tersebut.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Shohibul Anshor SIregar mengatakan bahwa dari video viral tersebut dapat dipastikan bahwa terlihat Bobby Nasution sedang menyetir mobil menyaksikan pencabutan atribut Partai Golkar.
“Ia tak mengenakan uniform sebagai Walikota Medan,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOLSumut menanggapi video viral tersebut, Rabu (14/6/2023).
Dalam video tersebut juga, lanjutnya, terlihat pelaku pencabutan atribut Partai Golkar tidak ada yang mengenakan uniform pemerintahan Kota.
“Tidak ada kata-kata yang terdengar dari Bobby Nasution, misalnya instruksi atau teguran atau apa pun,” terangnya.
Shohibul menyayangkan bahwa dari video viral tersebut dirinya tidak bisa memastikan apakah ada kaitan antara pencabutan atribut Partai Golkar dengan penancapan atribut partai lain berwarna merah dalam kejadian itu.
“Tidak juga bisa dipastikan apakah lokasi kejadian pencabutan atribut Partai Golkar itu sama dengan lokasi tegak-berdirinya atribut partai lain berwarna merah tegak berdiri,” kata Shohibul.
Menurutnya juga, yang tidak bisa dipastikan dan menjadi pertanyaan adalah apakah video itu original utuh atau diedit sedemikian rupa dengan menggabungkan video peristiwa pencabutan atribut Partai Golkar dengan gambar hidup (video) tegak berdirinya atribut partai lain berwarna merah.
“Tentu yang menjadi pertanyaan selanjutnya, Siapa amatir yang membuat video itu? Apakah ia mengenal Bobby Nasution atau termasuk orang dekatnya Bobby Nasution? Bagaimana ia ada di TKP saat kejadian?,” terang Shohibul.
Lantas, sambungnya, Mengapa diviralkan? Apakah amatir pembuat video mungkin menilai kejadian itu penting secara politik? Mungkinkah ia merasa ingin agar kejadian itu diadili oleh publik jika, misalnya, hukum tidak dapat berbuat apa-apa?
Maka menurut Dosen FISIP UMSU Medan ini, patut diasumsikan bahwa jika di sekitar, pada saat kejadian, ada seorang atau beberapa orang kader militan Partai Golkar, sama saja para kader militan itu mengenal atau tidak mengenal wajah dan sosok Bobby Nasution yang adalah Walikota Medan, pertengkaran potensil terjadi dimulai dengan menegur para pelaku pencabutan bendera Partai Golkar itu.
“Terakhir, hal-hal serupa ini dapat disiasati dengan cara kekeluargaan. Partai Golkar dan para kader mungkin dapat menahan diri sebagaimana diserukan oleh Ketuanya, Ijeck, agar tidak menanggapi secara emosional,” katanya.
Shohibul mengatakan, sebagai sesama politisi dan sesama pejabat penting daerah, dugaan saya Bobby Nasution sangat kerap berdiskusi dengan Ijeck untuk tema-tema kenegaraan.
“Seyogyanya teguran halus dapat disampaikan untuk alasan tertentu: misalnya, lokasi itu tidak untuk lokasi penempatan atribut partai apa pun, atau penancapan atribut partai di lokasi itu mengganggu keindahan kota, dan lain-lain,” tandas Shohibul.
© Copyright 2024, All Rights Reserved