Ia mengatakan 3 orang warga yang pernah bertemu harimau tersebut yakni Almin Arianja, Kakmat Rambe dan Anyoni Batubara.
Awalnya mereka menemukan jejak harimau yang tak jauh dari kebun warga di Tor Nahambat, di Desa Sibaruang. Ternyata harimau itu hanya berjarak 2-3 meter dari posisi mereka.
Melihat keberadaan harimau tersebut, Kakmat dan Anyoni memutuskan untuk lompat ke jurang. Mereka pun selamat. Sementara Almin Arianja tidak bisa berbuat dan ditinggalkan oleh dua rekannya. Namun nasib baik masih menyertai Almin, ia ditemukan selamat setelah dijemput warga ke dalam hutan.
\"Memang warga petani sudah tak heran lagi dengan jejak harimau yang berada di hutan ini, namun kali terakhir penemuan jejak harimau ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kawanan harimau ini biasanya, kalau berjumpa dengan manusia langsung pergi, namun kali ini harimau yang di temukan ketiga petani tersebut malah mendekati warga dan tidak melakukan perlawanan kepada petani,\" sebutnya.
Warga berharap pihak dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun dari pengelola Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) untuk segera mengambil tindakan penangkapan hewan buas tersebut.
\"Kita minta segera ditangani agar masyarakat bisa beraktifitas seperti semula,\" tukasnya. " itemprop="description"/>
Ia mengatakan 3 orang warga yang pernah bertemu harimau tersebut yakni Almin Arianja, Kakmat Rambe dan Anyoni Batubara.
Awalnya mereka menemukan jejak harimau yang tak jauh dari kebun warga di Tor Nahambat, di Desa Sibaruang. Ternyata harimau itu hanya berjarak 2-3 meter dari posisi mereka.
Melihat keberadaan harimau tersebut, Kakmat dan Anyoni memutuskan untuk lompat ke jurang. Mereka pun selamat. Sementara Almin Arianja tidak bisa berbuat dan ditinggalkan oleh dua rekannya. Namun nasib baik masih menyertai Almin, ia ditemukan selamat setelah dijemput warga ke dalam hutan.
\"Memang warga petani sudah tak heran lagi dengan jejak harimau yang berada di hutan ini, namun kali terakhir penemuan jejak harimau ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kawanan harimau ini biasanya, kalau berjumpa dengan manusia langsung pergi, namun kali ini harimau yang di temukan ketiga petani tersebut malah mendekati warga dan tidak melakukan perlawanan kepada petani,\" sebutnya.
Warga berharap pihak dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun dari pengelola Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) untuk segera mengambil tindakan penangkapan hewan buas tersebut.
\"Kita minta segera ditangani agar masyarakat bisa beraktifitas seperti semula,\" tukasnya. "/>
Ia mengatakan 3 orang warga yang pernah bertemu harimau tersebut yakni Almin Arianja, Kakmat Rambe dan Anyoni Batubara.
Awalnya mereka menemukan jejak harimau yang tak jauh dari kebun warga di Tor Nahambat, di Desa Sibaruang. Ternyata harimau itu hanya berjarak 2-3 meter dari posisi mereka.
Melihat keberadaan harimau tersebut, Kakmat dan Anyoni memutuskan untuk lompat ke jurang. Mereka pun selamat. Sementara Almin Arianja tidak bisa berbuat dan ditinggalkan oleh dua rekannya. Namun nasib baik masih menyertai Almin, ia ditemukan selamat setelah dijemput warga ke dalam hutan.
\"Memang warga petani sudah tak heran lagi dengan jejak harimau yang berada di hutan ini, namun kali terakhir penemuan jejak harimau ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kawanan harimau ini biasanya, kalau berjumpa dengan manusia langsung pergi, namun kali ini harimau yang di temukan ketiga petani tersebut malah mendekati warga dan tidak melakukan perlawanan kepada petani,\" sebutnya.
Warga berharap pihak dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun dari pengelola Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) untuk segera mengambil tindakan penangkapan hewan buas tersebut.
\"Kita minta segera ditangani agar masyarakat bisa beraktifitas seperti semula,\" tukasnya. "/>
Warga yang berprofesi sebagai petani di Desa Siabruan, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal tidak berani untuk pergi ke kebun mereka. Hal ini sudah berlangsung lebih dari sebulan karena mereka ketakutan karena kerap melihat adanya harimau yang berkeliaran di sana.
"Sudah ada 3 orang yang pernah bertemu langsung dengan harimau itu, makanya warga menjadi takut," kata Kepala Desa Sibaruang, Nasron Efendi.
Ia mengatakan 3 orang warga yang pernah bertemu harimau tersebut yakni Almin Arianja, Kakmat Rambe dan Anyoni Batubara.
Awalnya mereka menemukan jejak harimau yang tak jauh dari kebun warga di Tor Nahambat, di Desa Sibaruang. Ternyata harimau itu hanya berjarak 2-3 meter dari posisi mereka.
Melihat keberadaan harimau tersebut, Kakmat dan Anyoni memutuskan untuk lompat ke jurang. Mereka pun selamat. Sementara Almin Arianja tidak bisa berbuat dan ditinggalkan oleh dua rekannya. Namun nasib baik masih menyertai Almin, ia ditemukan selamat setelah dijemput warga ke dalam hutan.
"Memang warga petani sudah tak heran lagi dengan jejak harimau yang berada di hutan ini, namun kali terakhir penemuan jejak harimau ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kawanan harimau ini biasanya, kalau berjumpa dengan manusia langsung pergi, namun kali ini harimau yang di temukan ketiga petani tersebut malah mendekati warga dan tidak melakukan perlawanan kepada petani," sebutnya.
Warga berharap pihak dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun dari pengelola Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) untuk segera mengambil tindakan penangkapan hewan buas tersebut.
"Kita minta segera ditangani agar masyarakat bisa beraktifitas seperti semula," tukasnya.
Warga yang berprofesi sebagai petani di Desa Siabruan, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal tidak berani untuk pergi ke kebun mereka. Hal ini sudah berlangsung lebih dari sebulan karena mereka ketakutan karena kerap melihat adanya harimau yang berkeliaran di sana.
"Sudah ada 3 orang yang pernah bertemu langsung dengan harimau itu, makanya warga menjadi takut," kata Kepala Desa Sibaruang, Nasron Efendi.
Ia mengatakan 3 orang warga yang pernah bertemu harimau tersebut yakni Almin Arianja, Kakmat Rambe dan Anyoni Batubara.
Awalnya mereka menemukan jejak harimau yang tak jauh dari kebun warga di Tor Nahambat, di Desa Sibaruang. Ternyata harimau itu hanya berjarak 2-3 meter dari posisi mereka.
Melihat keberadaan harimau tersebut, Kakmat dan Anyoni memutuskan untuk lompat ke jurang. Mereka pun selamat. Sementara Almin Arianja tidak bisa berbuat dan ditinggalkan oleh dua rekannya. Namun nasib baik masih menyertai Almin, ia ditemukan selamat setelah dijemput warga ke dalam hutan.
"Memang warga petani sudah tak heran lagi dengan jejak harimau yang berada di hutan ini, namun kali terakhir penemuan jejak harimau ini berbeda dengan yang sebelumnya. Kawanan harimau ini biasanya, kalau berjumpa dengan manusia langsung pergi, namun kali ini harimau yang di temukan ketiga petani tersebut malah mendekati warga dan tidak melakukan perlawanan kepada petani," sebutnya.
Warga berharap pihak dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun dari pengelola Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) untuk segera mengambil tindakan penangkapan hewan buas tersebut.
"Kita minta segera ditangani agar masyarakat bisa beraktifitas seperti semula," tukasnya.