SBY Disebut Licik, Eks Aktivis 98: Kivlan Zein Warisi Gaya Politik Jenderal Orba

RMOLSumut. Tudingan Kivlan Zein terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai orang yang licik adalah sesuatu yang tidak berdasar dan mengada ada.

Demikian disampaikan Fungsionaris Jaringan Nusantara, Harun Sulkam dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).

"Tudingan tersebut menunjukan Kivlan seperti orang yang sedang tidak berpuasa di bulan Ramadhan ini. Mungkin Kivlan lupa ini bulan puasa," jelas Harun.

Mantan aktivis gerakan mahasiswa 98 ini justru menuding balik Kivlan Zein sebagai jenderal berjiwa kerdil.

"Sebagai seorang purnawirawan TNI harusnya Kivlan berpikir besar tentang Indonesia ke depan. Sebaliknya Kivlan mewarisi gaya politik jenderal Orde Baru yang mudah memberi stigma terhadap kelompok atau orang yang berbeda dengan kepentingan politik pribadinya," tegas Harun.

Harun menilai politik Kivlan Zein adalah politik adu domba, pecah belah warisan kolonial Belanda yang sangat berbahaya bagi kemajuan Indonesia ke depan.

"Di hari tuanya Kivlan harusnya banyak merenung sekaligus mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa," demikian Harun.[top/rmol]

RMOLSumut. Tudingan Kivlan Zein terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai orang yang licik adalah sesuatu yang tidak berdasar dan mengada ada.

Demikian disampaikan Fungsionaris Jaringan Nusantara, Harun Sulkam dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).

"Tudingan tersebut menunjukan Kivlan seperti orang yang sedang tidak berpuasa di bulan Ramadhan ini. Mungkin Kivlan lupa ini bulan puasa," jelas Harun.

Mantan aktivis gerakan mahasiswa 98 ini justru menuding balik Kivlan Zein sebagai jenderal berjiwa kerdil.

"Sebagai seorang purnawirawan TNI harusnya Kivlan berpikir besar tentang Indonesia ke depan. Sebaliknya Kivlan mewarisi gaya politik jenderal Orde Baru yang mudah memberi stigma terhadap kelompok atau orang yang berbeda dengan kepentingan politik pribadinya," tegas Harun.

Harun menilai politik Kivlan Zein adalah politik adu domba, pecah belah warisan kolonial Belanda yang sangat berbahaya bagi kemajuan Indonesia ke depan.

"Di hari tuanya Kivlan harusnya banyak merenung sekaligus mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa," demikian Harun.[top/rmol]