RMOLSumut. Pemilu serentak 2019 yang dianggap paling sukses dalam sejarah demokrasi di Indonesia justru menorehkan catatan pilu.
Sebanyak 468 petugas Kelompok Pengawas Penyelenggara Pemilu (KPPS) meninggal baik saat maupun setelah bertugas mengawal Pemilu 2019.
Komisioner KPU, Evi Novida Ginting Manik mengatakan, insiden ini bukanlah yang pertama kali, tetapi jumlahnya memang jauh lebih banyak daripada Pemilu 2014 lalu.
"Dulu juga ada 144 orang jumlahnya itu ada meninggal, itu pun bukan hanya KPPS, ada juga KPU kabupaten yang meninggal setelah proses rekapitulasi," ujar Evi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/5).
Evi mengaku tidaklah mudah menjadi petugas KPPS. Terlebih pada Pemilu serentak 2019 yang baru pertama kali digelar dengan lima surat suara sekaligus.
"Memang iya, soal kerja menjadi penyelenggara pemilu ya (berat) gitu, makanya tidak semua orang mau menjadi penyelenggara Pemilu," jelasnya.
Namun ia menyesalkan, seharusnya publik tidak melempar berbagai opini tentang dugaan-dugaan kematian para petugas KKPS tersebut.
"Seharusnya kita menghargai mereka bukan mempersoalkan kemungkinan meninggal karena diracun dan lain sebagainya," tukasnya.[top/rmol]
© Copyright 2024, All Rights Reserved