Kekerasan terhadap jurnalis di Afghanistan semakin memburuk setiap harinya sejak Taliban menguasai pemerintahan pada Agustus 2021 lalu
Studi dari Pusat Jurnalis Afghanistan (AFJC) mencatat, kasus kekerasan terhadap jurnalis telah meningkat sebanyak 64 kasus dibandingkan tahun sebelumnya, seperti dimuat Khaama Press, Jumat (5/5).
Sebagian besar insiden kekerasan tersebut merupakan ancaman dan penangkapan yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan Taliban.
Hingga saat ini, kekerasan jurnalis membuat satu orang meninggal dunia, 21 orang terluka, enam orang dilecehkan secara fisik, 115 orang diancam, dan 70 orang ditahan. Dua jurnalis, Murtaza Behbudi dan Khairullah Parhar dilaporkan masih berada dalam tahanan Taliban.
AFJC menyebut, lingkungan media di bawah rezim Taliban juga lebih tidak menguntungkan jurnalis dibandingkan pemerintahan sebelumnya yang digulingkan.
Sekitar setengah dari 600 media Afghanistan berhenti beroperasi karena kesulitan keuangan dan pembatasan yang diberlakukan oleh rezim yang berkuasa. Jurnalis juga kerap mengeluhkan kurangnya akses informasi yang mengakibatkan liputan tidak tepat waktu.
Pembatasan yang terus meningkat terhadap media di Afghanistan juga menuai kecaman luas secara global dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Komite Perlindungan Wartawan (CPJ).
© Copyright 2024, All Rights Reserved