Tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Timor Timur menyerukan penguatan budaya demokrasi yang sehat demi kedamaian setiap warga negara.
Jose Manuel Ramos-Horta yang juga adalah kandidat calon Presiden Timor Leste, baru-baru ini mengunjungi Desa Fuiloro, kotamadya Lautem, untuk melakukan kampanye pertamanya yang berfokus pada demokrasi yang sehat.
Ribuan orang yang memadati lokasi kampanye menyambut Horta dengan gempita dan meminta Horta memperbaiki konstitusi RDTL yang diduga dilanggar oleh Presiden Republik Francisco Guterres Lú Olo selama mandatnya.
“Kita harus memperkuat budaya demokrasi, stabilitas, dan kedamaian di hati kita. Saya ingin budaya damai ditanamkan di hati setiap warga negara,” kata Horta yang disambut meriah oleh masyarakat sekitar, seperti dilaporkan Oekusipost, Senin (7/3).
Jalan Horta menuju kursi kepresidenan tidak mudah. Ia harus menghadapi lawan-lawan politiknya, juga musuh-musuhnya yang sejauh ini menudingnya terlibat dalam kekacauan politik sepanjang 2006 dan 2007, dan dkikhawatirkan akan menciptakan krisis yang sama saat ia terpilih nanti.
Horta yang selalu membantah tudingan itu, mengatakan bahwa krisis tersebut telah terjadi sebelum mandatnya sebagai presiden republik.
“Saya tidak akan menciptakan krisis tetapi saya ingin memulihkan konstitusi kita dan mendorong dialog dengan semua partai politik dalam mandat pertama saya,” tegas Horta.
Pada pemilihan umum akan digelar pada 19 Maret mendatang, sehari jelang perayaan kemerdekaan Timur Leste dari Indonesia, Horta akan berhadapan dengana kandidat lain termasuk pertahana Francisco "Lu-Olo" Guterres dan mantan imam Katolik Martinho Germano da Silva Gusmao.
Horta mengatakan, ia sejauh ini mengamati perkembangan ekonomi selama kepresidenan Lu Olo menunjukkan tidak ada kemajuan dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmao.
“Kita mulai dengan dialog untuk membenahi konstitusi kita. Pemilu ini sangat penting jika ingin negara kita memiliki demokrasi yang baik harus memilih dengan baik. Saya tidak bermusuhan dengan semua partai politik, saya ingin mengumpulkan semua partai politik,” kata Horta.
Sementara itu, Sekjen Partai FRETILIN Mari Bim Amude Alkatiri menuduh Horta tidak kompeten menjadi presiden republik. Namun Horta mengatakan, dirinya tidak mau menanggapi tudingan tersebut.
“Biarlah rakyat yang memutuskan dalam pemilu ini. Mereka akan mendapatkan jawabannya di pemilu akhir nanti,” katanya.
Timor Leste yang mayoritas beragama Katolik, adalah bekas jajahan Portugis. Negara itu mengumumkan kemerdekaannya pada 2002 setelah pendudukan selama 24 tahun oleh Indonesia.
Negara ini kerap dilanda konflik politik yang melahirkan kekacauan dan kekerasan. Pada tahun 2018, misalnya, lebih dari selusin orang terluka dan beberapa mobil dibakar setelah bentrokan pecah antara pendukung Fretilin dan CNRT. Puluhan orang terbunuh pada tahun 2006 ketika persaingan politik berubah menjadi konflik terbuka di jalan-jalan ibu kota Dili.
© Copyright 2024, All Rights Reserved