Rachma mengungkapkan, bila pihak pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo ingin memperbaiki keadaan bangsa dengan mengadopsi pikiran dan program dari Gerindra. Ia tak mempersoalkan. \"Monggo saja,\" katanya.
Tapi bila hanya membahas koalisi dengan pembagian kursi dan jabatan, Gerindra tidak bicara soal itu. Sebab menurut Rachma, saat ini Indonesia berada dalam sistem neo liberal kapitalisme, sedangkan Gerindra menganut model sistem adil makmur, dan itu tidak sejalan dengan sistem yang saat ini dipakai pemerintah.
\"Gerindra itu mempunyai sistem membangun masyarakat adil dan makmur. Sesuai nama koalisinya, adil dan makmur,\" tegasnya.
Oleh karena itu, berkaca daripositioningvisi misi Gerindra, Rachma menyarankan ada baiknya Gerindra sekarang berada di luar sistem neo liberal, alias di luar pemerintahan.
Meski demikian, soal koalisi dan oposisi masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Gerindra. Semuanya belum final.
\"Nanti pasti akan ada pertemuan internal untuk menyamakan persepsi. Waktunya sedang ditentukan,\" tutupnya.[top]" itemprop="description"/>
Rachma mengungkapkan, bila pihak pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo ingin memperbaiki keadaan bangsa dengan mengadopsi pikiran dan program dari Gerindra. Ia tak mempersoalkan. \"Monggo saja,\" katanya.
Tapi bila hanya membahas koalisi dengan pembagian kursi dan jabatan, Gerindra tidak bicara soal itu. Sebab menurut Rachma, saat ini Indonesia berada dalam sistem neo liberal kapitalisme, sedangkan Gerindra menganut model sistem adil makmur, dan itu tidak sejalan dengan sistem yang saat ini dipakai pemerintah.
\"Gerindra itu mempunyai sistem membangun masyarakat adil dan makmur. Sesuai nama koalisinya, adil dan makmur,\" tegasnya.
Oleh karena itu, berkaca daripositioningvisi misi Gerindra, Rachma menyarankan ada baiknya Gerindra sekarang berada di luar sistem neo liberal, alias di luar pemerintahan.
Meski demikian, soal koalisi dan oposisi masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Gerindra. Semuanya belum final.
\"Nanti pasti akan ada pertemuan internal untuk menyamakan persepsi. Waktunya sedang ditentukan,\" tutupnya.[top]"/>
Rachma mengungkapkan, bila pihak pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo ingin memperbaiki keadaan bangsa dengan mengadopsi pikiran dan program dari Gerindra. Ia tak mempersoalkan. \"Monggo saja,\" katanya.
Tapi bila hanya membahas koalisi dengan pembagian kursi dan jabatan, Gerindra tidak bicara soal itu. Sebab menurut Rachma, saat ini Indonesia berada dalam sistem neo liberal kapitalisme, sedangkan Gerindra menganut model sistem adil makmur, dan itu tidak sejalan dengan sistem yang saat ini dipakai pemerintah.
\"Gerindra itu mempunyai sistem membangun masyarakat adil dan makmur. Sesuai nama koalisinya, adil dan makmur,\" tegasnya.
Oleh karena itu, berkaca daripositioningvisi misi Gerindra, Rachma menyarankan ada baiknya Gerindra sekarang berada di luar sistem neo liberal, alias di luar pemerintahan.
Meski demikian, soal koalisi dan oposisi masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Gerindra. Semuanya belum final.
\"Nanti pasti akan ada pertemuan internal untuk menyamakan persepsi. Waktunya sedang ditentukan,\" tutupnya.[top]"/>
RMOLSumut. Dalam pertemuan di Jalan Jatiadang Raya sore tadi (Sabtu, 27/7), Wakil Ketum Gerindra Bidang Ideologi, Rachmawati Soekarnoputri mengatakan pemerintah seharusnya lebih tahu bagaimana cara menyelamatkan bangsa ini dari krisis dan tantangan di masa depan.
"Kan yang tahu keadannya sekarang pemerintah," kata Rachma usai menjamu Ketum Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya, Sabtu (27/7).
Rachma mengungkapkan, bila pihak pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo ingin memperbaiki keadaan bangsa dengan mengadopsi pikiran dan program dari Gerindra. Ia tak mempersoalkan. "Monggo saja," katanya.
Tapi bila hanya membahas koalisi dengan pembagian kursi dan jabatan, Gerindra tidak bicara soal itu. Sebab menurut Rachma, saat ini Indonesia berada dalam sistem neo liberal kapitalisme, sedangkan Gerindra menganut model sistem adil makmur, dan itu tidak sejalan dengan sistem yang saat ini dipakai pemerintah.
"Gerindra itu mempunyai sistem membangun masyarakat adil dan makmur. Sesuai nama koalisinya, adil dan makmur," tegasnya.
Oleh karena itu, berkaca daripositioningvisi misi Gerindra, Rachma menyarankan ada baiknya Gerindra sekarang berada di luar sistem neo liberal, alias di luar pemerintahan.
Meski demikian, soal koalisi dan oposisi masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Gerindra. Semuanya belum final.
"Nanti pasti akan ada pertemuan internal untuk menyamakan persepsi. Waktunya sedang ditentukan," tutupnya.[top]
RMOLSumut. Dalam pertemuan di Jalan Jatiadang Raya sore tadi (Sabtu, 27/7), Wakil Ketum Gerindra Bidang Ideologi, Rachmawati Soekarnoputri mengatakan pemerintah seharusnya lebih tahu bagaimana cara menyelamatkan bangsa ini dari krisis dan tantangan di masa depan.
"Kan yang tahu keadannya sekarang pemerintah," kata Rachma usai menjamu Ketum Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya, Sabtu (27/7).
Rachma mengungkapkan, bila pihak pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo ingin memperbaiki keadaan bangsa dengan mengadopsi pikiran dan program dari Gerindra. Ia tak mempersoalkan. "Monggo saja," katanya.
Tapi bila hanya membahas koalisi dengan pembagian kursi dan jabatan, Gerindra tidak bicara soal itu. Sebab menurut Rachma, saat ini Indonesia berada dalam sistem neo liberal kapitalisme, sedangkan Gerindra menganut model sistem adil makmur, dan itu tidak sejalan dengan sistem yang saat ini dipakai pemerintah.
"Gerindra itu mempunyai sistem membangun masyarakat adil dan makmur. Sesuai nama koalisinya, adil dan makmur," tegasnya.
Oleh karena itu, berkaca daripositioningvisi misi Gerindra, Rachma menyarankan ada baiknya Gerindra sekarang berada di luar sistem neo liberal, alias di luar pemerintahan.
Meski demikian, soal koalisi dan oposisi masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Gerindra. Semuanya belum final.
"Nanti pasti akan ada pertemuan internal untuk menyamakan persepsi. Waktunya sedang ditentukan," tutupnya.[top]