Kalangan anak muda di Kota Medan mengaku sangat prihatin saat gimmik yang viral di media sosial justru lebih dikedepankan dalam dinamika politik menjelang Pemilu 2024.
Hal ini sangat ironis karena gimmik itu justru hanya akan membuat masyarakat terlena dengan hal-hal yang lucu dan jauh dari tujuan bahwa sarana politik adalah hal yang serius untuk membangun bangsa.
Demikian salah satu poin yang mengemuka dalam diskusi berbagai elemen anak muda di Kota Medan pada diskusi kebangsaan ‘Menggali POtensi Pemimpin Ideal Ditengah Momentum Tokoh Politik’ yang difasilitasi Tim Pemenangan Muda (TPM) Ganjar-Mahfud Sumatera Utara, di Gajah Mada Foorcourt, Medan, Sabtu (16/12/2023).
“Generasi muda sekarang sedang dicekoki dengan politik yang tidak pada tempatnya. Politik itu berbicara soal gagasan, ide dalam mengelola negara. Kok sekarang yang dikedepankan itu soal yang viral, goyang-goyang gemoy itu kan nggak substansi,” kata Firda A Sirait, salah seorang koordinator Srikandi Ganjar Sumut.
Firda menjelaskan, menggandeng anak-anak muda untuk melek dalam politik kebangsaan tidaklah tepat dengan menghadirkan gestur-gestur yang tidak relevan dengan politik itu sendiri.
“Ini bahkan seperti penghinaan kepada anak-anak muda. Artinya dengan mengedepankan aksi-aksi gemoy misalnya, berarti anak muda dianggap tidak tau apa-apa selain gestur-gestur viral. Itu salah, anak-anak muda ini bukan kalangan yang tidak tau apa-apa, kita tau dan kita paham kebutuhan bangsa ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Angkatan Muda Ka’Bah Kota Medan, Daffa Riyadh Aziz dalam pernyataannya mengajak agar kalangan generasi Z harus cerdas dalam memilih calon presiden. Semua calon presiden yang akan bertarung di Pemilu 2024 sudah bisa dilihat kapasitasnya pasca debat yang difasilitasi oleh KPU RI beberapa waktu lalu. Menurutnya, dari debat itu sudah jelas siapa sosok yang memiliki kapasitas dalam memimpin bangsa Indonesia.
“Saya miris, joget-joget itu menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk berkampanye dengan cara kreatif dan mengedepankan ide. Saya mengajak kita kaum milenial dan kalangan generasi Z ini, janganlah terlena karena dicekoki dengan gimmick-gimmick yang tujuannya hanya untuk viral. Yakinlah mengelola negara ini tidak semudah membuat konten yang viral, kita jangan dibodohi dengan hal itu,” ungkapnya.
Sebelumny Korwil TPM Ganjar-Mahfud Sumut, Berry Sitohang mengatakan diskusi-diskusi kalangan muda ini mereka gelar untuk terus menguatkan pemahaman anak muda tentang politik. Pemahaman terhadap politik menurutnya harus tetap digaungkan bagi kalangan anak muda karena suara anak muda sangat menentukan arah kepemimpinan bangsa Indonesia kedepan.
“Hiruk pikuk kontestasi politik kerap membuat anak muda menjauhi politik. Padahal, anak muda harus aktif dalam politik karena suaranya yang paling menentukan pemimpin bangsa ini,” ungkapnya.
Diskusi politik kalangan anak muda ini diapresiasi oleh Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sumatera Utara. Wakil ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumut, Ramses Simbolon menilai diskusi politik menjadi hal yang penting dilakukan lewat berbagai pendekatan.
“Kami sangat mendukung pendidikan politik lewat berbagai pendekatan, apakah pendekatan seni dan lainnya. Yang pasti kita memang harus memahami bahwa anak muda merupakan pihak yang sangat penting dalam menentukan arah bangsa Indonesia lewat keterlibatan dalam pemilu,” demikian Ramses Simbolon.
© Copyright 2024, All Rights Reserved