Beni menjelaskan selama 7 hari pencarian mereka menghadapi berbagai kendala, salah satunya yakni kondisi cuaca yang buruk. Hampir setiap hari terjadi badai yang membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian.
\"Cuaca ini yang mnjadi kendalanya, terutama di siang dan malam hari, kondisi lautan hampir tiap hari ada badai, ombak tingginya satu sampai dua meter,\" ujarnya.
Diketahui KM Mujur Indah terbakar ditengah laut pada Selasa (13/2/2019) lalu. Dalam peristiwa ini empat nelayan menjadi korban dalam kejadian itu dimana dua orang mengalami luka bakar yakni Saifansyah Siregar (ABK) menderita luka bakar 50 persen pada badan bagian depan. Kemudian Azyun Amri Baeha (ABK) menderita luka bakar 10 persen pada bagian tangan.
Seorang lainnya yakni Kardiman Nazara berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (14/2). Sementara korban yang hilang yakni Nazara Naupal.
\"Pihak keluarga juga sudah menerima jika operasi SAR ditutup,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Beni menjelaskan selama 7 hari pencarian mereka menghadapi berbagai kendala, salah satunya yakni kondisi cuaca yang buruk. Hampir setiap hari terjadi badai yang membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian.
\"Cuaca ini yang mnjadi kendalanya, terutama di siang dan malam hari, kondisi lautan hampir tiap hari ada badai, ombak tingginya satu sampai dua meter,\" ujarnya.
Diketahui KM Mujur Indah terbakar ditengah laut pada Selasa (13/2/2019) lalu. Dalam peristiwa ini empat nelayan menjadi korban dalam kejadian itu dimana dua orang mengalami luka bakar yakni Saifansyah Siregar (ABK) menderita luka bakar 50 persen pada badan bagian depan. Kemudian Azyun Amri Baeha (ABK) menderita luka bakar 10 persen pada bagian tangan.
Seorang lainnya yakni Kardiman Nazara berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (14/2). Sementara korban yang hilang yakni Nazara Naupal.
\"Pihak keluarga juga sudah menerima jika operasi SAR ditutup,\" pungkasnya."/>
Beni menjelaskan selama 7 hari pencarian mereka menghadapi berbagai kendala, salah satunya yakni kondisi cuaca yang buruk. Hampir setiap hari terjadi badai yang membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian.
\"Cuaca ini yang mnjadi kendalanya, terutama di siang dan malam hari, kondisi lautan hampir tiap hari ada badai, ombak tingginya satu sampai dua meter,\" ujarnya.
Diketahui KM Mujur Indah terbakar ditengah laut pada Selasa (13/2/2019) lalu. Dalam peristiwa ini empat nelayan menjadi korban dalam kejadian itu dimana dua orang mengalami luka bakar yakni Saifansyah Siregar (ABK) menderita luka bakar 50 persen pada badan bagian depan. Kemudian Azyun Amri Baeha (ABK) menderita luka bakar 10 persen pada bagian tangan.
Seorang lainnya yakni Kardiman Nazara berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (14/2). Sementara korban yang hilang yakni Nazara Naupal.
\"Pihak keluarga juga sudah menerima jika operasi SAR ditutup,\" pungkasnya."/>
Tim SAR Gabungan resmi menghentikan operasi pencarian nelayan teripang yang hilang dalam insiden kapal terbakar di perairan Sibolga, Selasa (13/2/2019) lalu. Operasi pencarian ini ditutup setelah tim melakukan pencarian selama 7 hari sejak peristiwa tersebut terjadi.
"Kita sepakati bersama seluruh unsur SAR dan keluarga korban. Pencarian akan dilakukan dengan pemantauan," ujar Koordinator Pos SAR Sibolga Beni Setiawan, Selasa (19/2) petang.
Beni menjelaskan selama 7 hari pencarian mereka menghadapi berbagai kendala, salah satunya yakni kondisi cuaca yang buruk. Hampir setiap hari terjadi badai yang membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian.
"Cuaca ini yang mnjadi kendalanya, terutama di siang dan malam hari, kondisi lautan hampir tiap hari ada badai, ombak tingginya satu sampai dua meter," ujarnya.
Diketahui KM Mujur Indah terbakar ditengah laut pada Selasa (13/2/2019) lalu. Dalam peristiwa ini empat nelayan menjadi korban dalam kejadian itu dimana dua orang mengalami luka bakar yakni Saifansyah Siregar (ABK) menderita luka bakar 50 persen pada badan bagian depan. Kemudian Azyun Amri Baeha (ABK) menderita luka bakar 10 persen pada bagian tangan.
Seorang lainnya yakni Kardiman Nazara berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (14/2). Sementara korban yang hilang yakni Nazara Naupal.
"Pihak keluarga juga sudah menerima jika operasi SAR ditutup," pungkasnya.
Tim SAR Gabungan resmi menghentikan operasi pencarian nelayan teripang yang hilang dalam insiden kapal terbakar di perairan Sibolga, Selasa (13/2/2019) lalu. Operasi pencarian ini ditutup setelah tim melakukan pencarian selama 7 hari sejak peristiwa tersebut terjadi.
"Kita sepakati bersama seluruh unsur SAR dan keluarga korban. Pencarian akan dilakukan dengan pemantauan," ujar Koordinator Pos SAR Sibolga Beni Setiawan, Selasa (19/2) petang.
Beni menjelaskan selama 7 hari pencarian mereka menghadapi berbagai kendala, salah satunya yakni kondisi cuaca yang buruk. Hampir setiap hari terjadi badai yang membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian.
"Cuaca ini yang mnjadi kendalanya, terutama di siang dan malam hari, kondisi lautan hampir tiap hari ada badai, ombak tingginya satu sampai dua meter," ujarnya.
Diketahui KM Mujur Indah terbakar ditengah laut pada Selasa (13/2/2019) lalu. Dalam peristiwa ini empat nelayan menjadi korban dalam kejadian itu dimana dua orang mengalami luka bakar yakni Saifansyah Siregar (ABK) menderita luka bakar 50 persen pada badan bagian depan. Kemudian Azyun Amri Baeha (ABK) menderita luka bakar 10 persen pada bagian tangan.
Seorang lainnya yakni Kardiman Nazara berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (14/2). Sementara korban yang hilang yakni Nazara Naupal.
"Pihak keluarga juga sudah menerima jika operasi SAR ditutup," pungkasnya.