Peredaran miras berbagai merk di warung-warung jamu dan tempat hiburan malam di Karawang seakan-akan tidak pernah hilang.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang Tajuddin Noer mengajak umat Islam kompak memberantas peredaran miras.
\"Jangan segan-segan dan jangan bosan untuk memberikan pencerahan, karena masih banyak lagi yang bisa dilakukan dan bisa mengais rejeki itu dari yang halal, bukan hanya itu saja (menjual miras),\" ungkapnya di Mapolres Karawang, Jumat (3/5).
Ia meminta agar para penjual miras sadar bahwa rejeki bukan hanya dihasilkan dari menjual miras saja. Meraih rejeki yang halal masih banyak.
\"Kita menghentikan produksi miras kan gak gampang. Mungkin dari penjual itulah yang harus menyadari sendiri untuk tidak memfasilitasi para pemabuk,\" pungkasnya. [Top/RMOL]
" itemprop="description"/>
Peredaran miras berbagai merk di warung-warung jamu dan tempat hiburan malam di Karawang seakan-akan tidak pernah hilang.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang Tajuddin Noer mengajak umat Islam kompak memberantas peredaran miras.
\"Jangan segan-segan dan jangan bosan untuk memberikan pencerahan, karena masih banyak lagi yang bisa dilakukan dan bisa mengais rejeki itu dari yang halal, bukan hanya itu saja (menjual miras),\" ungkapnya di Mapolres Karawang, Jumat (3/5).
Ia meminta agar para penjual miras sadar bahwa rejeki bukan hanya dihasilkan dari menjual miras saja. Meraih rejeki yang halal masih banyak.
\"Kita menghentikan produksi miras kan gak gampang. Mungkin dari penjual itulah yang harus menyadari sendiri untuk tidak memfasilitasi para pemabuk,\" pungkasnya. [Top/RMOL]
"/>
Peredaran miras berbagai merk di warung-warung jamu dan tempat hiburan malam di Karawang seakan-akan tidak pernah hilang.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang Tajuddin Noer mengajak umat Islam kompak memberantas peredaran miras.
\"Jangan segan-segan dan jangan bosan untuk memberikan pencerahan, karena masih banyak lagi yang bisa dilakukan dan bisa mengais rejeki itu dari yang halal, bukan hanya itu saja (menjual miras),\" ungkapnya di Mapolres Karawang, Jumat (3/5).
Ia meminta agar para penjual miras sadar bahwa rejeki bukan hanya dihasilkan dari menjual miras saja. Meraih rejeki yang halal masih banyak.
\"Kita menghentikan produksi miras kan gak gampang. Mungkin dari penjual itulah yang harus menyadari sendiri untuk tidak memfasilitasi para pemabuk,\" pungkasnya. [Top/RMOL]
"/>
RMOLSumut. Setiap tahun aparat penegak hukum memusnahkan ribuan botol minuman keras (miras). Pemusnahan itu hasil razia yang digelar secara rutin setiap tahun di berbagai daerah sekitar Kabupaten Karawang.
Aparat penegak hukum dan pemerintah daerah setiap tahun menganggarkan razia miras. Ongkos razia ini mencapai puluhan hingga ratusan juta selama setiap tahun. Namun keberadaan miras di bumi Pangkal Perjuangan masih "bebas" beredar.
Peredaran miras berbagai merk di warung-warung jamu dan tempat hiburan malam di Karawang seakan-akan tidak pernah hilang.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang Tajuddin Noer mengajak umat Islam kompak memberantas peredaran miras.
"Jangan segan-segan dan jangan bosan untuk memberikan pencerahan, karena masih banyak lagi yang bisa dilakukan dan bisa mengais rejeki itu dari yang halal, bukan hanya itu saja (menjual miras)," ungkapnya di Mapolres Karawang, Jumat (3/5).
Ia meminta agar para penjual miras sadar bahwa rejeki bukan hanya dihasilkan dari menjual miras saja. Meraih rejeki yang halal masih banyak.
"Kita menghentikan produksi miras kan gak gampang. Mungkin dari penjual itulah yang harus menyadari sendiri untuk tidak memfasilitasi para pemabuk," pungkasnya. [Top/RMOL]
RMOLSumut. Setiap tahun aparat penegak hukum memusnahkan ribuan botol minuman keras (miras). Pemusnahan itu hasil razia yang digelar secara rutin setiap tahun di berbagai daerah sekitar Kabupaten Karawang.
Aparat penegak hukum dan pemerintah daerah setiap tahun menganggarkan razia miras. Ongkos razia ini mencapai puluhan hingga ratusan juta selama setiap tahun. Namun keberadaan miras di bumi Pangkal Perjuangan masih "bebas" beredar.
Peredaran miras berbagai merk di warung-warung jamu dan tempat hiburan malam di Karawang seakan-akan tidak pernah hilang.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang Tajuddin Noer mengajak umat Islam kompak memberantas peredaran miras.
"Jangan segan-segan dan jangan bosan untuk memberikan pencerahan, karena masih banyak lagi yang bisa dilakukan dan bisa mengais rejeki itu dari yang halal, bukan hanya itu saja (menjual miras)," ungkapnya di Mapolres Karawang, Jumat (3/5).
Ia meminta agar para penjual miras sadar bahwa rejeki bukan hanya dihasilkan dari menjual miras saja. Meraih rejeki yang halal masih banyak.
"Kita menghentikan produksi miras kan gak gampang. Mungkin dari penjual itulah yang harus menyadari sendiri untuk tidak memfasilitasi para pemabuk," pungkasnya. [Top/RMOL]