Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi diminta untuk segera menuntaskan berbagai program kerja di sisa akhir masa jabatan.
Desakan ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) II SOKSI Sumatera UTara, Muhammad Hendriko.
Menurutnya sejauh ini, Edy Rahmayadi masih belum menunjukkan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan program nya dan justru lebih sering terjebak dalam mengomentari berbagai hal yang tidak memiliki kaitan dengan program Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (ERAMAS).
"Sebagai satu di antara Trikarya, atau Ormas Pendiri Partai Golkar, kami mengharapkan Gubsu tak mengomentari hal-hal di luar agenda-agenda Eramas. Karena sampai saat ini Gubsu masih terikat dengan Eramas yang satu di antaranya saat maju diusung Partai Golkar," katanya, Jumat (23/9/2022).
Selain mengomentari hal diluar programmya, Gubernur Sumatera Utara menurut Hendriko juga harus menunjukkan sikap sebagai pemimpin yang mendukung seluruh kegiatan warganya tanpa adanya pembeda-bedaan. Ia mencontohkan dalam hal olahraga, sejauh ini menurutnya Edy Rahmayadi sudah menunjukkan adanya perbedaan sikap dengan ucapannya.
“Misalnya terlalu berpihak kepada PSMS Medan. Sebelumnya kita senang beliau mengatakan mendukung 3 tim asal Sumut di Liga 2 Indonesia. Faktanya, ia hanya menghadiri pertandingan PSMS Medan saat bertandang ke luar Sumut. Berbeda dengan aksinya jika Karo United atau PSDS Deli Serdang yan gbertanding,” ungkapnya.
Menurut Hendriko, hal ini menunjukkan Edy Rahmayadi bukanlah sosok pemimpin yang mampu bersikap netral terhadap warganya. Contoh di PSMS Medan ini menurutnya menjadi fakta atas hal itu.
“Apa karena menantunta Direktur PSMS Medan?, ya jangan lah tunjukkan nepotisme begitu, sampai-sampai kepala dinas dan direksi BUMD dibawa-bawa ikut kalau PSMS tanding ke luar daerah. Belum lagi, lebih jauh kalau mau kita bahas darimana sumber keuangan PSMS?. Jadi kami minta Gubsu fokuslah bekerja untuk kesejahteraan masyarakat Sumut," urainya.
Kemudian, lanjut Hendriko, sangat tak etis Gubernur Sumatera Utara berpidato pada kegiatan partai-partai lain tapi malah menyinggung Partai Golkar. Selain merusak momentum kegiatan orang lain, justru merendahkan citra kepemimpinan Sumatera Utara.
"Tak baik itu Pak Gubsu. Tapi kan sangat tak pantas kami terkesan menasehati Bapak terus-terusan. Bapak kan pemimpin kami. Apalagi Bapak sekarang kabarnya sudah punya tenaga ahli untuk bidang komunikasi. Manfaatkan lah Pak keahlian tim itu. Jangan justru tim-tim itu jadi tak bermanfaat. Meski tak tahu kami dari mana sumber-sumber honor yang katanya tenaga ahli tersebut?," ucap Wakil Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved