Mahfud menjelaskan, berbagai keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus selalu dimaknai dari sisi positif. Sebab dengan cara pandang positif inilah yang akan membuat keragaman yang ada akan memperkuat kokohnya bangsa Indonesia. Semangat seperti ini jugalah yang mereka usung dengan menggelar acara sarasehan tersebut dimana mereka mengindikasikan berbagai keragaman yang mulai disoroti sebagai bentuk saling menonjolkan diri dan menyalahkan orang lain. Dan dalam perkembangannya pada Pemilu 2019 ini, kondisi seperti ini semakin mengkhawatirkan karena justru hal ini mengindikasikan munculnya gejala perpecahan.
\"Maka dari itu, Gerakan Suluh Kebangsaan mengundang bapak-bapak dan ibu-ibu yang kami nilai dapat memberikan pengaruh positif ditengah masyarakat,\" ungkapnya.
Sarasehan yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kalangan LSM, mahasiswa dan juga kalangan jurnalis. Beberapa pemantik diskusi antara lain Prof Mahmud MD, Prof Syaiful Akhyar Lubis, Dr H Abdul Mu\'ti (Pembicara), Prof Saidurrahman dan lainnya." itemprop="description"/>
Mahfud menjelaskan, berbagai keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus selalu dimaknai dari sisi positif. Sebab dengan cara pandang positif inilah yang akan membuat keragaman yang ada akan memperkuat kokohnya bangsa Indonesia. Semangat seperti ini jugalah yang mereka usung dengan menggelar acara sarasehan tersebut dimana mereka mengindikasikan berbagai keragaman yang mulai disoroti sebagai bentuk saling menonjolkan diri dan menyalahkan orang lain. Dan dalam perkembangannya pada Pemilu 2019 ini, kondisi seperti ini semakin mengkhawatirkan karena justru hal ini mengindikasikan munculnya gejala perpecahan.
\"Maka dari itu, Gerakan Suluh Kebangsaan mengundang bapak-bapak dan ibu-ibu yang kami nilai dapat memberikan pengaruh positif ditengah masyarakat,\" ungkapnya.
Sarasehan yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kalangan LSM, mahasiswa dan juga kalangan jurnalis. Beberapa pemantik diskusi antara lain Prof Mahmud MD, Prof Syaiful Akhyar Lubis, Dr H Abdul Mu\'ti (Pembicara), Prof Saidurrahman dan lainnya."/>
Mahfud menjelaskan, berbagai keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus selalu dimaknai dari sisi positif. Sebab dengan cara pandang positif inilah yang akan membuat keragaman yang ada akan memperkuat kokohnya bangsa Indonesia. Semangat seperti ini jugalah yang mereka usung dengan menggelar acara sarasehan tersebut dimana mereka mengindikasikan berbagai keragaman yang mulai disoroti sebagai bentuk saling menonjolkan diri dan menyalahkan orang lain. Dan dalam perkembangannya pada Pemilu 2019 ini, kondisi seperti ini semakin mengkhawatirkan karena justru hal ini mengindikasikan munculnya gejala perpecahan.
\"Maka dari itu, Gerakan Suluh Kebangsaan mengundang bapak-bapak dan ibu-ibu yang kami nilai dapat memberikan pengaruh positif ditengah masyarakat,\" ungkapnya.
Sarasehan yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kalangan LSM, mahasiswa dan juga kalangan jurnalis. Beberapa pemantik diskusi antara lain Prof Mahmud MD, Prof Syaiful Akhyar Lubis, Dr H Abdul Mu\'ti (Pembicara), Prof Saidurrahman dan lainnya."/>
Aksi 'menyelipkan uang' kepada penari yang dilakukan Prof Mahfud MD pada pembukaan Sarasehan Kebangsaan 'Merawat Kebhinekaan Mengokohkan Kebangsaan' menyita perhatian peserta di Hotel Four Points Medan menyita perhatian, Sabtu (9/2/2019). Aksi ini dilakukannya saat salah seorang diantara penari Melayu datang membawa Tepak Sirih (tempat sirih) ke hadapannya dan juga ke hadapan para tamu utama yang ikut menjadi peserta dalam sarasehan tersebut. Saat tutup Tepak Sirih tersebut dibuka dihadapannya, Mahfud langsung merogoh kantong dan menyelipkan uang ke dalamnya.
Sadar aksinya tersebut menyita perhatian peserta, Mahfud akhirnya memberikan penjelasan mengenai aksi menyelipkan uang yang dilakukannya. Saat didaulat memberikan sambutan, ia mengatakan hal tersebut dilakukannya karena tidak memahami maksud dari kedatangan penari tersebut.
"Saya tadi langsung selipkan uang karena saya lihat kawan disamping saya juga menyelipkan uang. Eh ternyata sebenarnya yang harus saya lakukan adalah mengambil sirih dan memakannya. Karena itu tarian sambutan. Tapi itulah keragaman itu. Kita harus senantiasa belajar dan melihatnya sebagai koreksi untuk memperbaikinya kedepan," katanya disambut tawa dari para peserta.
Mahfud menjelaskan, berbagai keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus selalu dimaknai dari sisi positif. Sebab dengan cara pandang positif inilah yang akan membuat keragaman yang ada akan memperkuat kokohnya bangsa Indonesia. Semangat seperti ini jugalah yang mereka usung dengan menggelar acara sarasehan tersebut dimana mereka mengindikasikan berbagai keragaman yang mulai disoroti sebagai bentuk saling menonjolkan diri dan menyalahkan orang lain. Dan dalam perkembangannya pada Pemilu 2019 ini, kondisi seperti ini semakin mengkhawatirkan karena justru hal ini mengindikasikan munculnya gejala perpecahan.
"Maka dari itu, Gerakan Suluh Kebangsaan mengundang bapak-bapak dan ibu-ibu yang kami nilai dapat memberikan pengaruh positif ditengah masyarakat," ungkapnya.
Sarasehan yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kalangan LSM, mahasiswa dan juga kalangan jurnalis. Beberapa pemantik diskusi antara lain Prof Mahmud MD, Prof Syaiful Akhyar Lubis, Dr H Abdul Mu'ti (Pembicara), Prof Saidurrahman dan lainnya.
Aksi 'menyelipkan uang' kepada penari yang dilakukan Prof Mahfud MD pada pembukaan Sarasehan Kebangsaan 'Merawat Kebhinekaan Mengokohkan Kebangsaan' menyita perhatian peserta di Hotel Four Points Medan menyita perhatian, Sabtu (9/2/2019). Aksi ini dilakukannya saat salah seorang diantara penari Melayu datang membawa Tepak Sirih (tempat sirih) ke hadapannya dan juga ke hadapan para tamu utama yang ikut menjadi peserta dalam sarasehan tersebut. Saat tutup Tepak Sirih tersebut dibuka dihadapannya, Mahfud langsung merogoh kantong dan menyelipkan uang ke dalamnya.
Sadar aksinya tersebut menyita perhatian peserta, Mahfud akhirnya memberikan penjelasan mengenai aksi menyelipkan uang yang dilakukannya. Saat didaulat memberikan sambutan, ia mengatakan hal tersebut dilakukannya karena tidak memahami maksud dari kedatangan penari tersebut.
"Saya tadi langsung selipkan uang karena saya lihat kawan disamping saya juga menyelipkan uang. Eh ternyata sebenarnya yang harus saya lakukan adalah mengambil sirih dan memakannya. Karena itu tarian sambutan. Tapi itulah keragaman itu. Kita harus senantiasa belajar dan melihatnya sebagai koreksi untuk memperbaikinya kedepan," katanya disambut tawa dari para peserta.
Mahfud menjelaskan, berbagai keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus selalu dimaknai dari sisi positif. Sebab dengan cara pandang positif inilah yang akan membuat keragaman yang ada akan memperkuat kokohnya bangsa Indonesia. Semangat seperti ini jugalah yang mereka usung dengan menggelar acara sarasehan tersebut dimana mereka mengindikasikan berbagai keragaman yang mulai disoroti sebagai bentuk saling menonjolkan diri dan menyalahkan orang lain. Dan dalam perkembangannya pada Pemilu 2019 ini, kondisi seperti ini semakin mengkhawatirkan karena justru hal ini mengindikasikan munculnya gejala perpecahan.
"Maka dari itu, Gerakan Suluh Kebangsaan mengundang bapak-bapak dan ibu-ibu yang kami nilai dapat memberikan pengaruh positif ditengah masyarakat," ungkapnya.
Sarasehan yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kalangan LSM, mahasiswa dan juga kalangan jurnalis. Beberapa pemantik diskusi antara lain Prof Mahmud MD, Prof Syaiful Akhyar Lubis, Dr H Abdul Mu'ti (Pembicara), Prof Saidurrahman dan lainnya.