Kunjungan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi ke PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) di Kota Tual menunjukkan kepeduliannya dalam upaya meningkatkan produksi perikanan di Indonesia.
Semangat ini sendiri disambut antusias oleh pihak perusahaan dimana mereka mengharapkan adanya regulasi terkait kebijakan Penangkapan Ikan Terukur.
"Kami sangat mengharapkan dukungan dari Bapak terkait pengesahan peraturan pemerintah Penangkapan Ikan Terukur KKP yang mewajibkan kapal perikanan melakukan pendaratan ikan di Pelabuhan Pangkalan sekitar daerah penangkapan ikan," kata COO PT SIS, Arif Wijaya Siswanto saat mendampingi Joko Widodo berkeliling di lokasi pabrik mereka.
Ia menjelaskan SIS saat ini masih beroperasi sangat minim di bawah kapasitas maksimal di mana memiliki ABF 80 ton (24 jam) dan CS 1.200 ton. Jumlah ini masih dapat ditingkatkan agar memenuhi kapasitas industri PT SIS.
Arif menuturkan dengan adanya bahan baku kemaritiman khususnya bidang perikanan yang melimpah akan menciptakan smelter maritim/ food estate maritim yang akan membantu terwujudnya ketahanan pangan kemaritiman, penyerapan tenaga kerja, mendatangkan investasi kemaritiman di Indonesia Timur.
“Diantaranya terciptanya industri pertambahan nilai di Indonesia Timur diantaranya fillet ikan, loin tuna, surimi, fishmeal, pengalengan ikan, dockyard, shipyard, pabrik karagenan (hasil turunan rumput laut Eucheuma Cottoni) dan sebagainya,” ujarnya.
Selain itu juga diharapkan dapat untuk ekspor langsung ke negara tujuan pasar.
"Diiharapkan juga bisa dilakukan Ekspor Langsung (Direct Call) ke Negara pasar tujuan ekspor, karena akan menurunkan biaya logistik transportasi. Adanya efisiensi biaya transportasi dapat digunakan untuk meningkatkan harga beli dari nelayan lokal ataupun kapal kapal perikanan berukuran besar. Selain itu juga bisa dilakukan pengembangan perikanan budidaya di Indonesia," ucapnya.
Ia menambahkan, menyangkut penggunaan ahli penangkapan ikan luar negeri (fishing master) di kapal perikanan berbendera Indonesia tidak perlu terlalu di permasalahkan selama ikan didaratkan di Pelabuhan Pangkalan. Hal ini juga bisa memberikan multiplier effect kepada ekonomi lokal mulai dari usaha bongkar muat, prosesing, penyediaan logistik supply hasil pertanian/ perkebunan ke atas kapal.
"PT SIS sumber daya nasional sebagai aset ekonomi harus diperkenalkan karena harus didukung sebagai penggerak ekonomi di Kota Tual dan Kab. Maluku Tenggara," jelasnya.
Turut mendampingi Jokowi yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono, pengusaha nasional Tomy Winata, Gubernur Maluku Murad Ismail, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beruatwarin, dan Wali Kota Tual Adam Rahayaan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved