Para petani yang tergabung dalam KUD Karya Jaya mulai panen sawit yang ditanam lewat program kemitraan PT Asian Agri lewat unit bisnis Inti Indosawit Subut (IIS) sejak 2020 lalu.
Ketua KUD Karya Jaya H Ruhiyat mengaku kemitraan ini sangat menguntungkan bagi mereka.
“Kami bersyukur, keputusan kami untuk kembali bermitra dengan Asian Agri dalam pengelolaan kebun sawit generasi kedua adalah tepat. Karena kebun kelapa sawit kami yang masih berusia 32 bulan sudah mulai menghasilkan. Normalnya, dibutuhkan waktu 48 bulan dari proses penanaman hingga panen. Alhamdullilah, berkat kemitraan dengan Asian Agri, kebun kelapa sawit kami dikelola dengan baik sehingga dapat tumbuh subur dan panen lebih awal,” katanya, Selasa (16/5/2023).
Ruhiyat mengatakan dalam kemitraan tersebut, para petani mendapat banyak pembekalan lewat pelatihan dan teknis budidaya kelapa sawit.
“Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)/replanting, membantu petani melalui beragam pelatihan, bimbingan teknis budidaya kelapa sawit hingga penggunaan bibit unggul Topaz agar kebun kelapa sawit generasi kedua ini berproduksi maksimal," ujarnya.
Bukan itu saja manfaat yang diperoleh bermitra dengan Asian Agri, perusahaan swasta tersebut juga berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi keluarga petani kelapa sawit.
"Melalui program CSR PT. IIS - Asian Agri, beberapa anggota juga mendapatkan program bantuan ternak seperti pemberian sapi dan kambing, untuk mempersiapkan tabungan petani saat masa replanting, sebagai sumber pendapatan alternatif mereka di tahun 2008,” ungkapnya.
Sementara itu, Plasma Koordinator Asian Agri Wilayah Jambi, Agung Wardana bersyukur karena petani kelapa sawit bisa merasakan manfaat kemitraan bersama Asian Agri. Menurut Agung, kemitraan itu merupakan strategi bisnis Asian Agri untuk sukses bersama petani.
Dalam program Asian Agri 2030 Pilar 1 mengenai Kemitraan dengan Petani, perusahaan menargetkan untuk menggandakan pendapatan petani, menyelesaikan penanaman kembali 100% petani, memperoleh sertifikasi ISPO untuk 100% petani dan membantu 5.000 petani swadaya memperoleh sertifikat RSPO.
"Adapun upaya perusahaan untuk mencapai target Asian Agri 2030, perusahaan secara berkesinambungan membantu petani mitra menerapkan praktik terbaik dan mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan melalui pelatihan, pendampingan, dan mendukung petani untuk mendapatkan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) maupun kredit untuk replanting," katanya.
“Selain itu, kemitraan merupakan salah satu langkah perusahaan untuk mendukung akselerasi PSR, sekaligus langkah untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi kebun kelapa sawit petani mitra perusahaan. Oleh karena itu, saya berharap agar petani jangan takut melakukan replanting dengan bermitra dengan perusahaan yang memiliki komitmen yang baik untuk sukses bersama petani kelapa sawit,” imbuh Agung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved