Pertemuan Alim Ulama dan Pimpinan Pesantren NU yang dihadiri olenya di Medan juga menurut Said Aqil bukan bagian dari kampanye. Ia datang untuk konsolidasi organisasi yang mereka gelar secara internal.
\"Saya ke Medan dalam rangka acara konsolidasi organisasi, ini acara internal bukan kampanye, bukan rapat umum, tapi internal dengan pengurus NU seluruh provinsi Sumut,\" katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan kepada kader NU di Sumut untuk menjaga dan merawat Indonesia sebagai Islam yang toleran dan moderat. \"Mari sukseskan Pemilu dan jangan Golput, warga NU sudah tahu semua itu,\" ujarnya.
Dia juga meminta kader NU untuk berperan terhadap agama, peradaban, kebudayaan/kemajuan, sosial, ekonomi dan politik. \"Peran politik di belakang bukan di depan, maka peran agama di Sumut harus dipegang ulama NU. Karena kita pemilik kebenaran, benar dalam hal beragama, benar dalam cara bernegara,\" katanya.
Dalam Alquran menegaskan, lanjutnya, kebenaran dari Tuhan yang tahu adalah ulama. \"Saya kalau mobil saya rusak, maka saya pasrahkan kepada bengkel, kalau bangun gedung, maka panggil ahlinya insinyur bangunan, kalau mau bertani saya panggil insinyur pertanian. Tetapi, kalau agama, maka ulama yang pegang kebenaran. Jangan coba-coba yang tidak pernah pesantren, hanya pesantren kilat dua minggu, tidak cukup itu,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Pertemuan Alim Ulama dan Pimpinan Pesantren NU yang dihadiri olenya di Medan juga menurut Said Aqil bukan bagian dari kampanye. Ia datang untuk konsolidasi organisasi yang mereka gelar secara internal.
\"Saya ke Medan dalam rangka acara konsolidasi organisasi, ini acara internal bukan kampanye, bukan rapat umum, tapi internal dengan pengurus NU seluruh provinsi Sumut,\" katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan kepada kader NU di Sumut untuk menjaga dan merawat Indonesia sebagai Islam yang toleran dan moderat. \"Mari sukseskan Pemilu dan jangan Golput, warga NU sudah tahu semua itu,\" ujarnya.
Dia juga meminta kader NU untuk berperan terhadap agama, peradaban, kebudayaan/kemajuan, sosial, ekonomi dan politik. \"Peran politik di belakang bukan di depan, maka peran agama di Sumut harus dipegang ulama NU. Karena kita pemilik kebenaran, benar dalam hal beragama, benar dalam cara bernegara,\" katanya.
Dalam Alquran menegaskan, lanjutnya, kebenaran dari Tuhan yang tahu adalah ulama. \"Saya kalau mobil saya rusak, maka saya pasrahkan kepada bengkel, kalau bangun gedung, maka panggil ahlinya insinyur bangunan, kalau mau bertani saya panggil insinyur pertanian. Tetapi, kalau agama, maka ulama yang pegang kebenaran. Jangan coba-coba yang tidak pernah pesantren, hanya pesantren kilat dua minggu, tidak cukup itu,\" pungkasnya."/>
Pertemuan Alim Ulama dan Pimpinan Pesantren NU yang dihadiri olenya di Medan juga menurut Said Aqil bukan bagian dari kampanye. Ia datang untuk konsolidasi organisasi yang mereka gelar secara internal.
\"Saya ke Medan dalam rangka acara konsolidasi organisasi, ini acara internal bukan kampanye, bukan rapat umum, tapi internal dengan pengurus NU seluruh provinsi Sumut,\" katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan kepada kader NU di Sumut untuk menjaga dan merawat Indonesia sebagai Islam yang toleran dan moderat. \"Mari sukseskan Pemilu dan jangan Golput, warga NU sudah tahu semua itu,\" ujarnya.
Dia juga meminta kader NU untuk berperan terhadap agama, peradaban, kebudayaan/kemajuan, sosial, ekonomi dan politik. \"Peran politik di belakang bukan di depan, maka peran agama di Sumut harus dipegang ulama NU. Karena kita pemilik kebenaran, benar dalam hal beragama, benar dalam cara bernegara,\" katanya.
Dalam Alquran menegaskan, lanjutnya, kebenaran dari Tuhan yang tahu adalah ulama. \"Saya kalau mobil saya rusak, maka saya pasrahkan kepada bengkel, kalau bangun gedung, maka panggil ahlinya insinyur bangunan, kalau mau bertani saya panggil insinyur pertanian. Tetapi, kalau agama, maka ulama yang pegang kebenaran. Jangan coba-coba yang tidak pernah pesantren, hanya pesantren kilat dua minggu, tidak cukup itu,\" pungkasnya."/>
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno tidak paham NU. Hal ini disampaikannya menyikapi aksi Sandi yang mengibarkan bendera NU saat berkampanye di Lumajang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Yang bisa dibawa kampanye itu bendera partai, dan NU bukan partai politik," kata Said Aqil Siradj, usai menghadiri Pertemuan Alim Ulama Dan Pimpinan Pesantren NU di Medan, Selasa (9/4).
Pertemuan Alim Ulama dan Pimpinan Pesantren NU yang dihadiri olenya di Medan juga menurut Said Aqil bukan bagian dari kampanye. Ia datang untuk konsolidasi organisasi yang mereka gelar secara internal.
"Saya ke Medan dalam rangka acara konsolidasi organisasi, ini acara internal bukan kampanye, bukan rapat umum, tapi internal dengan pengurus NU seluruh provinsi Sumut," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan kepada kader NU di Sumut untuk menjaga dan merawat Indonesia sebagai Islam yang toleran dan moderat. "Mari sukseskan Pemilu dan jangan Golput, warga NU sudah tahu semua itu," ujarnya.
Dia juga meminta kader NU untuk berperan terhadap agama, peradaban, kebudayaan/kemajuan, sosial, ekonomi dan politik. "Peran politik di belakang bukan di depan, maka peran agama di Sumut harus dipegang ulama NU. Karena kita pemilik kebenaran, benar dalam hal beragama, benar dalam cara bernegara," katanya.
Dalam Alquran menegaskan, lanjutnya, kebenaran dari Tuhan yang tahu adalah ulama. "Saya kalau mobil saya rusak, maka saya pasrahkan kepada bengkel, kalau bangun gedung, maka panggil ahlinya insinyur bangunan, kalau mau bertani saya panggil insinyur pertanian. Tetapi, kalau agama, maka ulama yang pegang kebenaran. Jangan coba-coba yang tidak pernah pesantren, hanya pesantren kilat dua minggu, tidak cukup itu," pungkasnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno tidak paham NU. Hal ini disampaikannya menyikapi aksi Sandi yang mengibarkan bendera NU saat berkampanye di Lumajang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Yang bisa dibawa kampanye itu bendera partai, dan NU bukan partai politik," kata Said Aqil Siradj, usai menghadiri Pertemuan Alim Ulama Dan Pimpinan Pesantren NU di Medan, Selasa (9/4).
Pertemuan Alim Ulama dan Pimpinan Pesantren NU yang dihadiri olenya di Medan juga menurut Said Aqil bukan bagian dari kampanye. Ia datang untuk konsolidasi organisasi yang mereka gelar secara internal.
"Saya ke Medan dalam rangka acara konsolidasi organisasi, ini acara internal bukan kampanye, bukan rapat umum, tapi internal dengan pengurus NU seluruh provinsi Sumut," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan kepada kader NU di Sumut untuk menjaga dan merawat Indonesia sebagai Islam yang toleran dan moderat. "Mari sukseskan Pemilu dan jangan Golput, warga NU sudah tahu semua itu," ujarnya.
Dia juga meminta kader NU untuk berperan terhadap agama, peradaban, kebudayaan/kemajuan, sosial, ekonomi dan politik. "Peran politik di belakang bukan di depan, maka peran agama di Sumut harus dipegang ulama NU. Karena kita pemilik kebenaran, benar dalam hal beragama, benar dalam cara bernegara," katanya.
Dalam Alquran menegaskan, lanjutnya, kebenaran dari Tuhan yang tahu adalah ulama. "Saya kalau mobil saya rusak, maka saya pasrahkan kepada bengkel, kalau bangun gedung, maka panggil ahlinya insinyur bangunan, kalau mau bertani saya panggil insinyur pertanian. Tetapi, kalau agama, maka ulama yang pegang kebenaran. Jangan coba-coba yang tidak pernah pesantren, hanya pesantren kilat dua minggu, tidak cukup itu," pungkasnya.