Dalam pesan itu juga menginformasikan bahwa Gus Muwafiq sebelumnya banyak mendapat penolakan dari umat Islam di Tebing Tinggi lantaran dianggap menyimpang dalam memberikan ceramahnya.
Seperti, membela oknum-oknum Banser yang membakar Bendera Tauhid di Garut karena Al-liwa dan Ar-rayyah itu bukan bendera Rasullullah, dan Gus Muwafiq mengajak salawat pake lagu dangdut.
\"Walau sudah disoraki oleh puluhan hadirin yang menolak ceramah ngawurnya, bukannya mereda Muwafiq malah makin menjadi-jadi,\" demikian kutipan pesan berantai yang tersebar itu.
Berbeda, dengan kesaksian Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto yang berada di lokasi bahwa Gus Muwafiq merupakan ulama NU yang sangat memahami sejarah perjuangan dan perjalanan Islam sampai masuk ke Indonesia.
\"Ulama ya harus sampaikan yang bener, tidak menyembunyikan ketahuanya hanya karena takut di-bully,\" ujarnya.
Agus juga membantah tudingan acara tersebut bagi-bagi sembako atas nama dirinya sebagai Kapolda Sumut.
\"Setahu saya enggak ada,\" pungkas Kapolda Sumut.[R]" itemprop="description"/>
Dalam pesan itu juga menginformasikan bahwa Gus Muwafiq sebelumnya banyak mendapat penolakan dari umat Islam di Tebing Tinggi lantaran dianggap menyimpang dalam memberikan ceramahnya.
Seperti, membela oknum-oknum Banser yang membakar Bendera Tauhid di Garut karena Al-liwa dan Ar-rayyah itu bukan bendera Rasullullah, dan Gus Muwafiq mengajak salawat pake lagu dangdut.
\"Walau sudah disoraki oleh puluhan hadirin yang menolak ceramah ngawurnya, bukannya mereda Muwafiq malah makin menjadi-jadi,\" demikian kutipan pesan berantai yang tersebar itu.
Berbeda, dengan kesaksian Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto yang berada di lokasi bahwa Gus Muwafiq merupakan ulama NU yang sangat memahami sejarah perjuangan dan perjalanan Islam sampai masuk ke Indonesia.
\"Ulama ya harus sampaikan yang bener, tidak menyembunyikan ketahuanya hanya karena takut di-bully,\" ujarnya.
Agus juga membantah tudingan acara tersebut bagi-bagi sembako atas nama dirinya sebagai Kapolda Sumut.
\"Setahu saya enggak ada,\" pungkas Kapolda Sumut.[R]"/>
Dalam pesan itu juga menginformasikan bahwa Gus Muwafiq sebelumnya banyak mendapat penolakan dari umat Islam di Tebing Tinggi lantaran dianggap menyimpang dalam memberikan ceramahnya.
Seperti, membela oknum-oknum Banser yang membakar Bendera Tauhid di Garut karena Al-liwa dan Ar-rayyah itu bukan bendera Rasullullah, dan Gus Muwafiq mengajak salawat pake lagu dangdut.
\"Walau sudah disoraki oleh puluhan hadirin yang menolak ceramah ngawurnya, bukannya mereda Muwafiq malah makin menjadi-jadi,\" demikian kutipan pesan berantai yang tersebar itu.
Berbeda, dengan kesaksian Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto yang berada di lokasi bahwa Gus Muwafiq merupakan ulama NU yang sangat memahami sejarah perjuangan dan perjalanan Islam sampai masuk ke Indonesia.
\"Ulama ya harus sampaikan yang bener, tidak menyembunyikan ketahuanya hanya karena takut di-bully,\" ujarnya.
Agus juga membantah tudingan acara tersebut bagi-bagi sembako atas nama dirinya sebagai Kapolda Sumut.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto membantah ada kampanye terselubung paslon 01 Jokowi-Maruf dalam acara peringatan Haul Nahdathul Ulama (NU) di lapangan Sri Mersing, Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Rabu (27/2).
Sebelumnya beredar pesan berantai menginformasikan bahwa Gus Muwafiq salah satu pengisi acara Tausiyah Kebangsaan sekaligus pelantikan IPNU-IPPNU yang dihelat dalam rangka memperingati hari lahir NU itu mengkampanyekan paslon 01.
"Setahu saya tidak ada, saya ada di situ saat acara," kata Agus saat dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/3).
Dalam pesan itu juga menginformasikan bahwa Gus Muwafiq sebelumnya banyak mendapat penolakan dari umat Islam di Tebing Tinggi lantaran dianggap menyimpang dalam memberikan ceramahnya.
Seperti, membela oknum-oknum Banser yang membakar Bendera Tauhid di Garut karena Al-liwa dan Ar-rayyah itu bukan bendera Rasullullah, dan Gus Muwafiq mengajak salawat pake lagu dangdut.
"Walau sudah disoraki oleh puluhan hadirin yang menolak ceramah ngawurnya, bukannya mereda Muwafiq malah makin menjadi-jadi," demikian kutipan pesan berantai yang tersebar itu.
Berbeda, dengan kesaksian Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto yang berada di lokasi bahwa Gus Muwafiq merupakan ulama NU yang sangat memahami sejarah perjuangan dan perjalanan Islam sampai masuk ke Indonesia.
"Ulama ya harus sampaikan yang bener, tidak menyembunyikan ketahuanya hanya karena takut di-bully," ujarnya.
Agus juga membantah tudingan acara tersebut bagi-bagi sembako atas nama dirinya sebagai Kapolda Sumut.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto membantah ada kampanye terselubung paslon 01 Jokowi-Maruf dalam acara peringatan Haul Nahdathul Ulama (NU) di lapangan Sri Mersing, Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Rabu (27/2).
Sebelumnya beredar pesan berantai menginformasikan bahwa Gus Muwafiq salah satu pengisi acara Tausiyah Kebangsaan sekaligus pelantikan IPNU-IPPNU yang dihelat dalam rangka memperingati hari lahir NU itu mengkampanyekan paslon 01.
"Setahu saya tidak ada, saya ada di situ saat acara," kata Agus saat dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/3).
Dalam pesan itu juga menginformasikan bahwa Gus Muwafiq sebelumnya banyak mendapat penolakan dari umat Islam di Tebing Tinggi lantaran dianggap menyimpang dalam memberikan ceramahnya.
Seperti, membela oknum-oknum Banser yang membakar Bendera Tauhid di Garut karena Al-liwa dan Ar-rayyah itu bukan bendera Rasullullah, dan Gus Muwafiq mengajak salawat pake lagu dangdut.
"Walau sudah disoraki oleh puluhan hadirin yang menolak ceramah ngawurnya, bukannya mereda Muwafiq malah makin menjadi-jadi," demikian kutipan pesan berantai yang tersebar itu.
Berbeda, dengan kesaksian Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto yang berada di lokasi bahwa Gus Muwafiq merupakan ulama NU yang sangat memahami sejarah perjuangan dan perjalanan Islam sampai masuk ke Indonesia.
"Ulama ya harus sampaikan yang bener, tidak menyembunyikan ketahuanya hanya karena takut di-bully," ujarnya.
Agus juga membantah tudingan acara tersebut bagi-bagi sembako atas nama dirinya sebagai Kapolda Sumut.