Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan presiden boleh ikut berkampanye mendapat tanggapan dari Ustaz Abdul Sani Fatah.
Ustaz yang dikenal sangat kritis dari Kota Binjai ini mengatakan hal ini sebagai sebuah bentuk ketidaklaziman dimana presiden selaku kepala negara harusnya menjadi sosok sentral yang tidak berpihak dalam politik praktis.
“Presiden dan Joko Widodo tidak bisa dipisahkan. Artinya saat dua berkampanye, berarti kepala negara berkampanye,” katanya kepada RMOLSumut, Senin (29/1/2024).
Ditambahkannya, Indonesia merupakan negara hukum dimana aturan hukum dan bukan negara kekuasaan. Dengan begitu tidak pernyataan Joko Widodo dinilainya tidak tepat dengan aturan-aturan hukum yang ada.
“Dengan begitu, pernyataan Jokowi itu bisa dinilai sebagai bentuk penggunaan kekuasaannya untuk berpolitik praktis menguntungkan seseorang. Itu tidak boleh,” ujarnya.
Apalagi kata Abdul Sanni, Joko Widodo merupakan orang tua dari salah satu kontestan pada Pilpres 2024 yakni Gibran Rakabuming Raka. Hal ini dipastikan akan membuatnya akan berpihak kepada Gibran yang merupakan calon wakil presiden nomor urut 02. Keberpihakan presiden seperti ini menurutnya harus dilawan oleh masyarakat.
“Karena itu paslon yang didukung oleh rezim penguasa ini harus dilawan,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved