Jadi Pesaing Airlangga, Bamsoet Tak Punya Etika Politik
Pengamat politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat mengatakan, ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh Bamsoet. Jika nekad tetap maju, Bamsoet menunjukkan cara politik tanpa etika.
"Bagaimana Bamsoet menunjukkan politik tanpa etika kalau benar sudah menjanjikan, meski kesepakatan itu tidak tertulis harusnya ditepati, terlihat Bamsoet tidak punya etika (politik). Dia harus memikirkan resikonya," kata Cecep kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/11).
Bamsoet sempat akan menantang Airlangga di munas. Namun, mantan ketua DPR itu menyatakan mundur jelang pemilihan ketua MPR. Bamsoet secara resmi menyatakan dukungan kepada Airlangga. Dan inilah yang juga disebut membuatnya mulus mendapatkan jatah Ketua MPR tersebut.
Namun jelang Musyarawah Nasional (Munas) Partai Golkar tersebut Bambang Soesatyo dikabarkan masih tetap akan melaju menantang petahana, Airlangga Hartarto.
Bamsoet sapaan akrabnya, mengaku sebatas cooling down dan belum menyatakan mundur. Dukungan kepada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang pernah terucap, kata Bamsoet sebatas mendukung langkah Menko Perekonomian itu maju mencalonkan diri di munas.
“Saya kan pernah ngomong, dukung Pak Airlangga maju sebagai ketum Golkar untuk berkompetisi di munas,” tegasnya saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/11).
Bamsoet mengurai bahwa dia maju sebagai ketua MPR karena ada penugasan partai, bukan karena komitmen dengan Airlangga.
“Komitmen apaan? Di politik nggak ada komitmen. Emang pacaran pakai komitmen, ini kan sedang tidak bercinta, lagi berpolitik,” pungkasnya.
Munas Golkar bakal digelar akhir tahun ini. Pengurus pusat partai beringin bakal menggodok persiapan acara tersebut dalam rapat pleno yang akan digelar hari ini, Selasa malam (5/11).[R]
Pengamat politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat mengatakan, ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh Bamsoet. Jika nekad tetap maju, Bamsoet menunjukkan cara politik tanpa etika.
"Bagaimana Bamsoet menunjukkan politik tanpa etika kalau benar sudah menjanjikan, meski kesepakatan itu tidak tertulis harusnya ditepati, terlihat Bamsoet tidak punya etika (politik). Dia harus memikirkan resikonya," kata Cecep kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/11).
Bamsoet sempat akan menantang Airlangga di munas. Namun, mantan ketua DPR itu menyatakan mundur jelang pemilihan ketua MPR. Bamsoet secara resmi menyatakan dukungan kepada Airlangga. Dan inilah yang juga disebut membuatnya mulus mendapatkan jatah Ketua MPR tersebut.
Namun jelang Musyarawah Nasional (Munas) Partai Golkar tersebut Bambang Soesatyo dikabarkan masih tetap akan melaju menantang petahana, Airlangga Hartarto.
Bamsoet sapaan akrabnya, mengaku sebatas cooling down dan belum menyatakan mundur. Dukungan kepada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang pernah terucap, kata Bamsoet sebatas mendukung langkah Menko Perekonomian itu maju mencalonkan diri di munas.
“Saya kan pernah ngomong, dukung Pak Airlangga maju sebagai ketum Golkar untuk berkompetisi di munas,” tegasnya saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/11).
Bamsoet mengurai bahwa dia maju sebagai ketua MPR karena ada penugasan partai, bukan karena komitmen dengan Airlangga.
“Komitmen apaan? Di politik nggak ada komitmen. Emang pacaran pakai komitmen, ini kan sedang tidak bercinta, lagi berpolitik,” pungkasnya.
Munas Golkar bakal digelar akhir tahun ini. Pengurus pusat partai beringin bakal menggodok persiapan acara tersebut dalam rapat pleno yang akan digelar hari ini, Selasa malam (5/11).
BERITA SEBELUMNYA
Pembunuhan Wartawan Di Labuhanbatu Harus Diusut Tuntas
BERITA BERIKUTNYA
Euforia Pilkada Binjai Mulai Terasa
Van Joened
Berita Populer
