Itulah yang kemudian, menjadi tangga habisnya tradisi melakukan kritik dan pengawasan terhadap kebijakan yang dikeluarkan.
\"Itu pintu pertama terwujudnya apa yang diistilahkan pada masa perang urat syaraf pilpres kemarin dengan semua akan Jokowi pada waktunya,\" sambung Hendra.
Saat ini, lanjut Hendra, Indonesia menghadapi tantangan besar yang tidak hanya berkaitan dengan kualitas demokrasinya. Dengan kata lain, terang Hendra, oposisi yang kuat dan dapat memainkan perannya dibutuhkan dimasa mengawal perbaikan kualitas demokrasi.
\"Kami masih percaya, pagar mangkuk itu lebih baik daripada pagar berduri. Pendekatan sosial seringkali lebih efektif daripada pendekatan yang mengutamakan kekuatan fisik untuk menghadapi kritik dan oposisi,\" demikian Hendra. [hta]
" itemprop="description"/>
Itulah yang kemudian, menjadi tangga habisnya tradisi melakukan kritik dan pengawasan terhadap kebijakan yang dikeluarkan.
\"Itu pintu pertama terwujudnya apa yang diistilahkan pada masa perang urat syaraf pilpres kemarin dengan semua akan Jokowi pada waktunya,\" sambung Hendra.
Saat ini, lanjut Hendra, Indonesia menghadapi tantangan besar yang tidak hanya berkaitan dengan kualitas demokrasinya. Dengan kata lain, terang Hendra, oposisi yang kuat dan dapat memainkan perannya dibutuhkan dimasa mengawal perbaikan kualitas demokrasi.
\"Kami masih percaya, pagar mangkuk itu lebih baik daripada pagar berduri. Pendekatan sosial seringkali lebih efektif daripada pendekatan yang mengutamakan kekuatan fisik untuk menghadapi kritik dan oposisi,\" demikian Hendra. [hta]
"/>
Itulah yang kemudian, menjadi tangga habisnya tradisi melakukan kritik dan pengawasan terhadap kebijakan yang dikeluarkan.
\"Itu pintu pertama terwujudnya apa yang diistilahkan pada masa perang urat syaraf pilpres kemarin dengan semua akan Jokowi pada waktunya,\" sambung Hendra.
Saat ini, lanjut Hendra, Indonesia menghadapi tantangan besar yang tidak hanya berkaitan dengan kualitas demokrasinya. Dengan kata lain, terang Hendra, oposisi yang kuat dan dapat memainkan perannya dibutuhkan dimasa mengawal perbaikan kualitas demokrasi.
\"Kami masih percaya, pagar mangkuk itu lebih baik daripada pagar berduri. Pendekatan sosial seringkali lebih efektif daripada pendekatan yang mengutamakan kekuatan fisik untuk menghadapi kritik dan oposisi,\" demikian Hendra. [hta]
"/>
Kemiskinan dekat dengan kekufuran. Dan karena itu, banyak kelompok yang sebelumnya berada di titik oposisi memilih berangkulan dengan kekuasaan.
Itu diingatkan kembali oleh Koordinator Media Center GNPF Ulama Sumatera Utara Hendra Febrizal kepada RMOLSumut, Kamis (8/8).
"Ketidakberdayaannya secara ekonomi menjadi godaan dan menggoyangkan perjuangan dan daya kritis," kata Hendra.
Itulah yang kemudian, menjadi tangga habisnya tradisi melakukan kritik dan pengawasan terhadap kebijakan yang dikeluarkan.
"Itu pintu pertama terwujudnya apa yang diistilahkan pada masa perang urat syaraf pilpres kemarin dengan semua akan Jokowi pada waktunya," sambung Hendra.
Saat ini, lanjut Hendra, Indonesia menghadapi tantangan besar yang tidak hanya berkaitan dengan kualitas demokrasinya. Dengan kata lain, terang Hendra, oposisi yang kuat dan dapat memainkan perannya dibutuhkan dimasa mengawal perbaikan kualitas demokrasi.
"Kami masih percaya, pagar mangkuk itu lebih baik daripada pagar berduri. Pendekatan sosial seringkali lebih efektif daripada pendekatan yang mengutamakan kekuatan fisik untuk menghadapi kritik dan oposisi," demikian Hendra. [hta]
Kemiskinan dekat dengan kekufuran. Dan karena itu, banyak kelompok yang sebelumnya berada di titik oposisi memilih berangkulan dengan kekuasaan.
Itu diingatkan kembali oleh Koordinator Media Center GNPF Ulama Sumatera Utara Hendra Febrizal kepada RMOLSumut, Kamis (8/8).
"Ketidakberdayaannya secara ekonomi menjadi godaan dan menggoyangkan perjuangan dan daya kritis," kata Hendra.
Itulah yang kemudian, menjadi tangga habisnya tradisi melakukan kritik dan pengawasan terhadap kebijakan yang dikeluarkan.
"Itu pintu pertama terwujudnya apa yang diistilahkan pada masa perang urat syaraf pilpres kemarin dengan semua akan Jokowi pada waktunya," sambung Hendra.
Saat ini, lanjut Hendra, Indonesia menghadapi tantangan besar yang tidak hanya berkaitan dengan kualitas demokrasinya. Dengan kata lain, terang Hendra, oposisi yang kuat dan dapat memainkan perannya dibutuhkan dimasa mengawal perbaikan kualitas demokrasi.
"Kami masih percaya, pagar mangkuk itu lebih baik daripada pagar berduri. Pendekatan sosial seringkali lebih efektif daripada pendekatan yang mengutamakan kekuatan fisik untuk menghadapi kritik dan oposisi," demikian Hendra. [hta]