Berita tentang aktivitas Geng Motor sangat meresahkan masyarakat. Polisi berhasil menangkap dan menahan anggota Geng Motor yang di duga sedang melakukan latihan fisik di areal Perkebunan Tebu, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Sedang, Selasa (27/6/2023).
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan AKP Zikri Muamar menerangkan, sejauh ini ada 7 orang yang ditetapkan jadi tersangka.
“Para tersangka tergabung dalam satu geng motor yang berinisial S. Peran para pelaku yang ditangkap pun ada yang sebagai kepala geng, bendahara, sekretaris, pengumpul massa, serta lainnya,” ujar AKP Zikri.
Menanggapi hal tersebut, tokoh aktivis 98 Ikhyar Velayati, menilai Medan sudah masuk dalam tahap darurat dan meminta Walikota Medan Bobby Nasution serta aparat hukum untuk segera mengambil tindakan preventif.
"Udah gawat kali Medan saat ini, bayangkan aja geng motor sudah punya program latihan fisik seperti TNI. Saat ini masyarakat merasa tidak nyaman dan tidak berani keluar rumah. Selaku Walikota Medan Bobby harus segera mengambil tindakan preventif dan mulai membuat program khusus buat remaja yang tergabung dalam geng motor tersebut, jadi jangan hanya sibuk ngurusin lampu pocong dan jalan aja,” kata Ikhyar di Medan, Rabu (28/6/2023).
Menurut Ikhyar pemko Medan harus segera merumuskan program untuk remaja geng motor tersebut dengan menggandeng beberapa pihak yang terkait.
"Pemko Medan harus mulai mengidentifikasi jumlah geng motor, kemudian mengidentifikasi problem utama remaja yang terlibat dalam geng motor, lalu merumuskan program yang tepat untuk mereka, sehingga bakat dan talenta remaja tersebut tersalurkan secara positif dan menjadi produktif, tentunya dengan menggandeng pihak terkait seperti tokoh masyarakat, akademisi, aparat hukum dan dunia usaha," jelas Ikhyar.
Pria yang pernah menjabat Teacher Training Officer USAID Prioritas ini menambahkan, untuk mengatasi geng motor ini jangan hanya mengandalkan pihak kepolisian dengan pendekatan hukum tetapi harus menggunakan pendekatan holistik yang melibatkan semua pihak.
"Jadi jangan hanya menggunakan pendekatan hukum semata, salah lalu tangkap. Itu tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka ini kan masih remaja yang dalam proses pencarian jati diri. Harus di fasilitasi bakat dan talenta mereka sekaligus apa problem yang sedang mereka rasakan saat ini. Jadi selain program yang sipatnya pembinaan tetapi juga di sentuh hati mereka. Jadi jangan hanya dan pengusaha dan kontraktor saja yang sentuh hatinya, anak-anak kita itu juga harus di perlakukan dengan rasa hormat," sindir Ikhyar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved