Edukasi tentang keberagaman agama dan kepercayaan di tengah masyarakat penting dilakukan untuk meperkuat persatuan dan kesatuan.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Dialektika, Irham Sadana Rambe dalam dialog Lintas Aliran Kepercayaan Agama dengan tema "Memaknai Ragam Kepercayaan Masyarakat Dalam Upaya Menjaga Kebhinnekaan Di Indonesia" di Aula Majelis Ulama, Tapanuli Tengah, Sabtu (23/7/2022). Kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng para tokoh lintas agama, pihak Pemkab Tapteng, kepolisian, akademisi dan elemen masyarakat lainnya.
"Kita bukan tanpa alasan melaksanakan agenda ini di Tapteng. Kita mengambil pelajaran yang besar dari Tapteng. Tapteng ini sangat beragam, namun tetap bisa hidup berdampingan dan tidak ada terdengar dari Tapteng kegaduhan karena keberagaman," katanya.
Dijelaskan Irhan, kegiatan edukasi ini juga bagian dari mendukung berbagai program pemerintah yang akan lebih mudah terlaksana jika persatuan tetap terjaga.
"Pada dasarnya pemerintah sudah maksimal dalam menjaga keragaman di republik ini, sehingga kita perlu mendukung banyak program pemerintah," ujarnya.
Perwakilan Pemkab Tapteng, Denny Aprilsyah Lubis, mengatakan bahwa realitas masyarakat Indonesia hari ini adalah masyarakat yang beragam. Karena itu, seluruh elemen masyarakat harus diberi pemahaman bahwa keragaman tersebut merupakan fondasi kuat dalam merawat oersatuan bangsa.
"Keberagaman adalah realitas Indonesia yang harus kita akui dan menyikapinya secara moderat, sehingga tak ada menimbulkan kegaduhan dalam perbedaan agama. Maka, mahasiswa, pemuda, masyarakat harus memiliki peran untuk terus menjaga keberagaman di Indonesia," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua FKUB Tapteng, H Ngadiman KS. Ia mengapresiasi berbagai upaya untuk tetap menjaga persatuan ditengah keberagaman yang ada.
"Saya akan memberikan pandangan dalam perspektif Islam. Karena sejatinya Islam mendekatkan umatnya kepada pemahaman kepekaan sosial yang tinggi. Untuk bisa saling menghargai dan menghormati. Agenda seperti ini sangat baik dan harus bisa terus diselenggarakan untuk merawat keragaman di Indonesia, menjaga NKRI adalah harga mati bagi kita yang tinggal di Indonesia," sebutnya.
Senada dengan Ketua FKUB, pihak kepolisian juga mendukung berbagai upaya merawat persatuan bangsa. Aipda Irfan Rifai mewakili Kapolres Tapteng, mengatakan munculnya aksi radikalisme turut dipicu adanya kekeliruan dalam memahami keberagaman yang ada.
"Kita harus bersama-sama menangkal serangan radikalisme dan teroris yang tiada habisnya. Karena, kami akan tetap membutuhkan bantuan dari semua elemen masyarakat," pugkasnya.
Dalam dialog tersebut seluruh peserta sepakat untuk merawat keberagaman dalam bingkai kebhinekaan di Republik Indonesia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved