Khamim menambahkan pada tahun 2019 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya meningkatkan cakupan Gizi Anak Sekolah (ProGAS) di 39 kabupaten.
\"Kami mendukung sepenuhnya inisiatif Cargill bersama WFP untuk memperluas program ke daerah dan sekolah lain,\" ujarnya.
ProGAS, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan didukung secara teknis oleh WFP yang bertujuan untuk menciptakan program makanan sekolah rumahan untuk mengatasi masalah gizi dan kebersihan yang lazim ditemukan di kalangan siswa sekolah dasar dari keluarga kurang mampu.
Sejak peluncuran ProGAS pada 2016, Cargill bersama dengan WFP telah membantu lebh dari 100.000 siswa di seluruh Indonesia. Makanan yang disediakan oleh ProGAS disiapkan oleh anggota masyarakat setempat menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari petani lokal, dan bertujuan untuk menyediakan setidaknya seperempat dari kebutuhan kalori harian anak.
\"Kami sangat termotivasi dengan hasil yang menggembirakan dari implementasi ProGAS dan WFP pada periode sebelumnya, dan percaya bahwa dalam jangka panjang, ProGAS dapat terus berkontribusi secara positif untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan kapasitas anak-anak Indonesia,\" ujarnya.
Komitmen kami untuk ProGAS sangat selaras dengan misi Cargill dalam memberi gizi pada dunia serta membangun rantai pasokan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Sebagai bagian dari keterlibatan kami dalam ProGAS 2019-2020, Cargil juga akan memperluas cakupan implementasi di beberapa lokasi tambahan sekitar area operasional kami di seluruh negeri.
Sementara itu World Food Programme Representative Indonesia, Anthea Webb mengaku sangat mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi mereka memperluas cakupan ProGAS.
\"WFP mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi kami memperluas cakupan ProGAS. Dengan kerja sama ini, kami membantu siswa menjadi lebih sehat, lebih pintar, dan lebih kuat,\" pungkasnya.
Selain menyediakan sarapan yang seimbang dan bergizi untuk anak-anak sekolah dasar, ProGAS juga menciptakan peluang bagi penduduk lokal untuk memperoeh pemasukan tambahan. Petani lokal memiliki kesempatan untuk menjual hasil pertanian mereka ke ProGAS dengan harga yang lebih baik.
Sementara itu, penduduk lokal dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 2.000.000 setiap bulan dengan menjadi anggota tim memasak ProGAS, sekaligus mendapat tambahan pengetahuan terkait prinsip-prinsip penting tentang kesehatan, nutrisi, dan persiapan makanan secara higienis. " itemprop="description"/>
Khamim menambahkan pada tahun 2019 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya meningkatkan cakupan Gizi Anak Sekolah (ProGAS) di 39 kabupaten.
\"Kami mendukung sepenuhnya inisiatif Cargill bersama WFP untuk memperluas program ke daerah dan sekolah lain,\" ujarnya.
ProGAS, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan didukung secara teknis oleh WFP yang bertujuan untuk menciptakan program makanan sekolah rumahan untuk mengatasi masalah gizi dan kebersihan yang lazim ditemukan di kalangan siswa sekolah dasar dari keluarga kurang mampu.
Sejak peluncuran ProGAS pada 2016, Cargill bersama dengan WFP telah membantu lebh dari 100.000 siswa di seluruh Indonesia. Makanan yang disediakan oleh ProGAS disiapkan oleh anggota masyarakat setempat menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari petani lokal, dan bertujuan untuk menyediakan setidaknya seperempat dari kebutuhan kalori harian anak.
\"Kami sangat termotivasi dengan hasil yang menggembirakan dari implementasi ProGAS dan WFP pada periode sebelumnya, dan percaya bahwa dalam jangka panjang, ProGAS dapat terus berkontribusi secara positif untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan kapasitas anak-anak Indonesia,\" ujarnya.
Komitmen kami untuk ProGAS sangat selaras dengan misi Cargill dalam memberi gizi pada dunia serta membangun rantai pasokan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Sebagai bagian dari keterlibatan kami dalam ProGAS 2019-2020, Cargil juga akan memperluas cakupan implementasi di beberapa lokasi tambahan sekitar area operasional kami di seluruh negeri.
Sementara itu World Food Programme Representative Indonesia, Anthea Webb mengaku sangat mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi mereka memperluas cakupan ProGAS.
\"WFP mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi kami memperluas cakupan ProGAS. Dengan kerja sama ini, kami membantu siswa menjadi lebih sehat, lebih pintar, dan lebih kuat,\" pungkasnya.
Selain menyediakan sarapan yang seimbang dan bergizi untuk anak-anak sekolah dasar, ProGAS juga menciptakan peluang bagi penduduk lokal untuk memperoeh pemasukan tambahan. Petani lokal memiliki kesempatan untuk menjual hasil pertanian mereka ke ProGAS dengan harga yang lebih baik.
Sementara itu, penduduk lokal dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 2.000.000 setiap bulan dengan menjadi anggota tim memasak ProGAS, sekaligus mendapat tambahan pengetahuan terkait prinsip-prinsip penting tentang kesehatan, nutrisi, dan persiapan makanan secara higienis. "/>
Khamim menambahkan pada tahun 2019 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya meningkatkan cakupan Gizi Anak Sekolah (ProGAS) di 39 kabupaten.
\"Kami mendukung sepenuhnya inisiatif Cargill bersama WFP untuk memperluas program ke daerah dan sekolah lain,\" ujarnya.
ProGAS, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan didukung secara teknis oleh WFP yang bertujuan untuk menciptakan program makanan sekolah rumahan untuk mengatasi masalah gizi dan kebersihan yang lazim ditemukan di kalangan siswa sekolah dasar dari keluarga kurang mampu.
Sejak peluncuran ProGAS pada 2016, Cargill bersama dengan WFP telah membantu lebh dari 100.000 siswa di seluruh Indonesia. Makanan yang disediakan oleh ProGAS disiapkan oleh anggota masyarakat setempat menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari petani lokal, dan bertujuan untuk menyediakan setidaknya seperempat dari kebutuhan kalori harian anak.
\"Kami sangat termotivasi dengan hasil yang menggembirakan dari implementasi ProGAS dan WFP pada periode sebelumnya, dan percaya bahwa dalam jangka panjang, ProGAS dapat terus berkontribusi secara positif untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan kapasitas anak-anak Indonesia,\" ujarnya.
Komitmen kami untuk ProGAS sangat selaras dengan misi Cargill dalam memberi gizi pada dunia serta membangun rantai pasokan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Sebagai bagian dari keterlibatan kami dalam ProGAS 2019-2020, Cargil juga akan memperluas cakupan implementasi di beberapa lokasi tambahan sekitar area operasional kami di seluruh negeri.
Sementara itu World Food Programme Representative Indonesia, Anthea Webb mengaku sangat mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi mereka memperluas cakupan ProGAS.
\"WFP mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi kami memperluas cakupan ProGAS. Dengan kerja sama ini, kami membantu siswa menjadi lebih sehat, lebih pintar, dan lebih kuat,\" pungkasnya.
Selain menyediakan sarapan yang seimbang dan bergizi untuk anak-anak sekolah dasar, ProGAS juga menciptakan peluang bagi penduduk lokal untuk memperoeh pemasukan tambahan. Petani lokal memiliki kesempatan untuk menjual hasil pertanian mereka ke ProGAS dengan harga yang lebih baik.
Sementara itu, penduduk lokal dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 2.000.000 setiap bulan dengan menjadi anggota tim memasak ProGAS, sekaligus mendapat tambahan pengetahuan terkait prinsip-prinsip penting tentang kesehatan, nutrisi, dan persiapan makanan secara higienis. "/>
Cargill mengumumkan komitmennya mendukung peningkatan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan memberikan bantuan senilai 500 ribu US Dolar melalui World Food Program (WFP) PBB. Kontribusi ini akan membantu WFP dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan pembangunan kapasitas kepada ProGAS.
Pada periode tahun 2017 ProGAS menunjukkan adanya hasil positif seperti peningkatan konsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari meningkat dari 24,7 menjadi 47,7 persen, rutinitas sarapan meningkat dari 59,2 menjadi 61,5 persen, pengetahuan anak tentang gizi meningkat dari 50,6 menjadi 66,1 persen, kebiasaan mencuci tangan meningkat dari 88,1 menjadi 91,7 persen, konsumsi air matang meningkat dari 15,1 menjadi 35,4 persen dan lainnya.
"Hal ini berkontribusi signifikan terhadap pengurangan frekuensi siswa sekolah terkena demam, flu dan diare," kata Direktur Pengembangan Sekolah Dasar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Khamim saat melaksanakan program ini di SD Negeri 104251 Deli Serdang., Senin (12/3/2019).
Khamim menambahkan pada tahun 2019 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya meningkatkan cakupan Gizi Anak Sekolah (ProGAS) di 39 kabupaten.
"Kami mendukung sepenuhnya inisiatif Cargill bersama WFP untuk memperluas program ke daerah dan sekolah lain," ujarnya.
ProGAS, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan didukung secara teknis oleh WFP yang bertujuan untuk menciptakan program makanan sekolah rumahan untuk mengatasi masalah gizi dan kebersihan yang lazim ditemukan di kalangan siswa sekolah dasar dari keluarga kurang mampu.
Sejak peluncuran ProGAS pada 2016, Cargill bersama dengan WFP telah membantu lebh dari 100.000 siswa di seluruh Indonesia. Makanan yang disediakan oleh ProGAS disiapkan oleh anggota masyarakat setempat menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari petani lokal, dan bertujuan untuk menyediakan setidaknya seperempat dari kebutuhan kalori harian anak.
"Kami sangat termotivasi dengan hasil yang menggembirakan dari implementasi ProGAS dan WFP pada periode sebelumnya, dan percaya bahwa dalam jangka panjang, ProGAS dapat terus berkontribusi secara positif untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan kapasitas anak-anak Indonesia," ujarnya.
Komitmen kami untuk ProGAS sangat selaras dengan misi Cargill dalam memberi gizi pada dunia serta membangun rantai pasokan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Sebagai bagian dari keterlibatan kami dalam ProGAS 2019-2020, Cargil juga akan memperluas cakupan implementasi di beberapa lokasi tambahan sekitar area operasional kami di seluruh negeri.
Sementara itu World Food Programme Representative Indonesia, Anthea Webb mengaku sangat mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi mereka memperluas cakupan ProGAS.
"WFP mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi kami memperluas cakupan ProGAS. Dengan kerja sama ini, kami membantu siswa menjadi lebih sehat, lebih pintar, dan lebih kuat," pungkasnya.
Selain menyediakan sarapan yang seimbang dan bergizi untuk anak-anak sekolah dasar, ProGAS juga menciptakan peluang bagi penduduk lokal untuk memperoeh pemasukan tambahan. Petani lokal memiliki kesempatan untuk menjual hasil pertanian mereka ke ProGAS dengan harga yang lebih baik.
Sementara itu, penduduk lokal dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 2.000.000 setiap bulan dengan menjadi anggota tim memasak ProGAS, sekaligus mendapat tambahan pengetahuan terkait prinsip-prinsip penting tentang kesehatan, nutrisi, dan persiapan makanan secara higienis.
Cargill mengumumkan komitmennya mendukung peningkatan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan memberikan bantuan senilai 500 ribu US Dolar melalui World Food Program (WFP) PBB. Kontribusi ini akan membantu WFP dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan pembangunan kapasitas kepada ProGAS.
Pada periode tahun 2017 ProGAS menunjukkan adanya hasil positif seperti peningkatan konsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari meningkat dari 24,7 menjadi 47,7 persen, rutinitas sarapan meningkat dari 59,2 menjadi 61,5 persen, pengetahuan anak tentang gizi meningkat dari 50,6 menjadi 66,1 persen, kebiasaan mencuci tangan meningkat dari 88,1 menjadi 91,7 persen, konsumsi air matang meningkat dari 15,1 menjadi 35,4 persen dan lainnya.
"Hal ini berkontribusi signifikan terhadap pengurangan frekuensi siswa sekolah terkena demam, flu dan diare," kata Direktur Pengembangan Sekolah Dasar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Khamim saat melaksanakan program ini di SD Negeri 104251 Deli Serdang., Senin (12/3/2019).
Khamim menambahkan pada tahun 2019 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya meningkatkan cakupan Gizi Anak Sekolah (ProGAS) di 39 kabupaten.
"Kami mendukung sepenuhnya inisiatif Cargill bersama WFP untuk memperluas program ke daerah dan sekolah lain," ujarnya.
ProGAS, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan didukung secara teknis oleh WFP yang bertujuan untuk menciptakan program makanan sekolah rumahan untuk mengatasi masalah gizi dan kebersihan yang lazim ditemukan di kalangan siswa sekolah dasar dari keluarga kurang mampu.
Sejak peluncuran ProGAS pada 2016, Cargill bersama dengan WFP telah membantu lebh dari 100.000 siswa di seluruh Indonesia. Makanan yang disediakan oleh ProGAS disiapkan oleh anggota masyarakat setempat menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari petani lokal, dan bertujuan untuk menyediakan setidaknya seperempat dari kebutuhan kalori harian anak.
"Kami sangat termotivasi dengan hasil yang menggembirakan dari implementasi ProGAS dan WFP pada periode sebelumnya, dan percaya bahwa dalam jangka panjang, ProGAS dapat terus berkontribusi secara positif untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan kapasitas anak-anak Indonesia," ujarnya.
Komitmen kami untuk ProGAS sangat selaras dengan misi Cargill dalam memberi gizi pada dunia serta membangun rantai pasokan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Sebagai bagian dari keterlibatan kami dalam ProGAS 2019-2020, Cargil juga akan memperluas cakupan implementasi di beberapa lokasi tambahan sekitar area operasional kami di seluruh negeri.
Sementara itu World Food Programme Representative Indonesia, Anthea Webb mengaku sangat mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi mereka memperluas cakupan ProGAS.
"WFP mengapresiasi dukungan Cargill terhadap misi kami memperluas cakupan ProGAS. Dengan kerja sama ini, kami membantu siswa menjadi lebih sehat, lebih pintar, dan lebih kuat," pungkasnya.
Selain menyediakan sarapan yang seimbang dan bergizi untuk anak-anak sekolah dasar, ProGAS juga menciptakan peluang bagi penduduk lokal untuk memperoeh pemasukan tambahan. Petani lokal memiliki kesempatan untuk menjual hasil pertanian mereka ke ProGAS dengan harga yang lebih baik.
Sementara itu, penduduk lokal dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 2.000.000 setiap bulan dengan menjadi anggota tim memasak ProGAS, sekaligus mendapat tambahan pengetahuan terkait prinsip-prinsip penting tentang kesehatan, nutrisi, dan persiapan makanan secara higienis.