Persepsi yang menyebut makanan olahan pabrikan tidak baik untuk bayi kini terus memunculkan polemik.
Tidak dipungkiri, hal ini karena para orangtua senatiasa ingin memberikan makanan terbaik bagi bayi mereka.
Terbaru polemik muncul berkaitan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) Fortifikasi yang termasuk makanan pabrikan. Pakar Teknologi Pangan sekaligus Anggota Tim Pakar Direktori Standarisasi Pangan Olahan BPIM, PRof Dr Sugiyono bahkan memberikan penjelasan khusus.
Pertama menurutnya, harus dipahami mengenai pengolahan makanan di pabrik yang mencakup pemasakan (pengukusan atau perebusan) dan pengeringan. Pemasakan ini tidak berbeda dengan di rumah dimana tujuannya untuk memastikan makanan matang, aman dan mudah dicerna. Sedangkan pengeringan untuk memastikan makanan dapat disimpan lebih lama.
Dengan demikian, makanan pabrikan tidak perlu mengandung bahan pengawet karena bentuknya sudah kering sehingga awet dengan sendirinya. Dengan begitu, asumsi bahwa makanan pabrikan itu pasti mengandung pengawet tambahan tidak selalu benar adanya.
“Dalam bidang industri, salah satu makanan yang melalui proses pengeringan agar lebih awet adalah makanan bayi yang dikeringkan menjadi MPASI fortifikasi,” ujarnya.
Tidak dipungkiri, pemrosesan makanan memang kerap menghilangkan sebagian vitamin pada makanan. Sama seperti pada proses memasak di rumah, hal itu juga dialami pada proses ini. Namun pada makanan Fortifikasi, sebagian zat gizi yang hilang diganti dengan menambahkan vitamin dan mineral.
“Inilah yang membedakan fortifikasi dengan makanan olahan di rumah,” pungkasnya.
Sementara itu, dokter spesialis anak Dr. Mas Nugroho Ardi Santoso mengatakan perkembangan otak manusia 80 persen terjadi pada masa 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) dan sisanya 20 persen terjadi hingga dewasa.
Karena itu selain memperhatikan nutrisi seimbang saat hamil, kemudian memastikan asupan gizi melalui ASI selama 6 bulan, ibu juga harus memperhatikan asupan nutrisi pada fase MPASI saat usia anak di atas 6 bulan.
“Pada usia tersebut, anak sudah semakin membutuhkan nutrisi yang kompleks dan tidak cukup hanya diberikan melalui ASI. Anak sudah sangat perlu diberikan dukungan asupan lain melalui makanan pendamping ASI (MPASI),” ungkapnya.
MPASI yang mendukung tumbuh kembang optimal adalah yang diberikan tepat waktu, cukup kalori, protein, lemak, vitamin, mineral, higienis dan responsif diberikan setelah bayi berusia 6 bulan dan ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun.
“MPASI yang kurang dalam kuantitas dan kualitas dapat menyebabkan anak gagal tumbuh dan jika berlangsung dalam waktu lama akan menjadi pemicu malnutrisi dan stunting,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved