Wakil Ketua MPR RI Dr Ahmad Basarah MH menyatakan, sejak perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga saat ini, tradisinya kaum Nasionalis dan Nahdiyyin selalu bergandengan tangan dalam mengisi kemerdekaan dan menjaga keutuhan NKRI.
"Mulai zaman kemerdekaan, kemudian dimasa pemerintahan Soekarno-Hatta hingga saat ini masa pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin, nasionalis dan nahdiyyin itu selalu menyatu dan bekerjasama. Itu tradisinya dalam sejarah, dan kedepan pada Pilpres 2024, tradisi ini kita harapkan tetap berjalan agar keutuhan NKRI tetap terjaga".
Demikian disampaikan Ahmad Basarah yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan, secara daring melalui zoom meeting ketika tampil sebagai keynote speaker pada Ngaji Kebangsaan dengan tema 'Membaca Aspirasi Kaum Nahdiyyin dan Nasionalis pada Pilpres 2024' yang diadakan Forum Cendekiawan Muslim Muda Indonesia, di Sufi's Cafe Kompleks MMTC, Jalan Pancing Medan, Kamis (01/07/2021).
Selain Ahmad Basarah, hadir juga Wakil Ketua MPR RI lainnya yang juga Wakil Ketua Umum DPP PKB, Dr KH Jazilul Fawaid SQ MA sebagai keynote speaker melalui zoom meeting.
Terkait tema diskusi, Ahmad Basarah mengatakan, prinsip demokrasi Indonesia bahwa pemimpin itu dipilih dari rakyat dan oleh rakyat. Dan sesuai konstitusi setelah dilakukannya amandemen UUD 45, presiden dan wakil presiden diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan dipilih langsung oleh rakyat.
"Artinya, aspirasi kaum nahdiyyin maupun kaum nasionalis itu haruslah disalurkan melalui partai politik untuk calon pemimpinnya pada Pilpres 2024, karena hanya institusi Parpol lah yang bisa mencalonkan dan mengusung capres/cawapres, bukan institusi yang lainnya," sebutnya.
PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis religius, sebut Basarah, pada Pemilu 2019 lalu memperoleh 19 % lebih suara di DPR RI, sehingga PDI-P hampir dapat mengusung calon sendiri pada Pilpres 2024.
Namun demikian, katanya, PDI-P tetap melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lainnya termasuk dengan PKB sebagai partai refresentatif kaum nahdiyyin dalam menyongsong Pilpres 2024 mendatang.
"Partai-partai politik saat ini semuanya sedang menghitung dan melihat berbagai dinamika politik yang muncul menjelang 2024 mendatang untuk mengkaji dan menentukan sosok-sosok calon pemimpin yang akan dimunculkan," ujar Ahmad Basarah.
Ikhtiar Membaca Aspirasi Masyarakat
Sementara, Dr Jazilul Fawaid mengatakan sangat menyambut baik kegiatan yang diadakan Forum Cendikiawan Muslim Muda Indonesia untuk membaca aspirasi kaum nahdiyyin dan nasionalis menjelang Pilpres 2024.
"Webminar ini adalah ikhtiar kita untuk bisa membaca aspirasi masyarakat menjelang Pilpres 2024. Berbagai aspirasi yang disampaikan melalui diskusi seperti ini, akan mematangkan kita untuk menata calon pemimpin kedepan," katanya.
Menurutnya, meski sekarang ini belum kelihatan siapa sosok calon presiden dan wakil presiden yang akan maju pada Pilpres 2024 karena baru akan belangsung sekitar 3 tahun lagi, tetapi hal kearah itu sudah harus dibicarakan.
Pada Pilpres 2024 mendatang, lanjut Jazilul, tidak ada lagi incumbent karena Presiden Jokowi sudah 2 priode. Hal ini akan memberi peluang calon lain untuk maju.
"Di PKB, kita memiliki Ketua Umum Gus AMI yang sedang ditimbang-timbang dan dikaji apakah sudah saatnya untuk dimunculkan maju sebagai Calon Presiden RI berdasarkan masukan dari para kyai dan arus bawah PKB. Dan saat ini, kita juga masih membutuhkan masukan dari berbagai pihak, termasuk dari forum diskusi ini," katanya.
Meski belum ada pembicaraan kearah koalisi Parpol dan penentuan figur untuk Pilpres 2024, tetapi sebut Jazilul, komunikasi-komunikasi politik telah dibangun PKB dengan sejumlah Parpol, termasuk dengan PDI-P.
Diakhir paparannya, Jazilul Fawaid mengatakan pemimpin kedepan harus mampu menerjemahkan aspirasi masyarakat dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (SDM) agar mampu memanfaatkan dan mengelola dengan baik berbagai sumber daya Indonesia yang begitu besar untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
Ngaji Kebangsaan yang dimoderatori Ketua Forum Cendekiawan Muslim Muda Indonesia, Dr Iwan Nasution, diikuti sekitar 200 partisipan secara luring dan daring. Kegiatan ini juga diisi oleh sejumlah narasumber lainnya yakni TGB Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA (ulama sufi), Drs Jumiran Abdi (Wakil Ketua PDIP Sumut), Drs H Muhammad Hatta Siregar (Sekretaris PWNU Sumut), RE Nainggolan (mantan Sekda Sumut), Dedi Handoko SH MH (Forum Masyarakat Khatolik), dan M Ikhyar Velayati Harahap (Kordinator Forum Aktifis 98).
© Copyright 2024, All Rights Reserved