Ada banyak agenda penting yang akan dirilis di pekan ini. Data inflasi di tanah air, kebijakan bunga acuan The FED, hingga data manufaktur China, Indonesia dan AS.
Semua agenda ekonomi tersebut pada akhirnya nanti akan menjadi motor penggerak pasar keuangan di pekan ini. Sejauh ini, suku bunga acuan The FED diproyeksikan akan tetap dipertahankan di level 5.5%.
Setelah kebijakan penentuan besaran bunga acuan The FED. Selanjutnya pelaku pasar akan mencermati pernyataan The FED dalam konperensi pers, yang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan kebijakan bunga acuan The FED itu sendiri. Sementara untuk kinerja inflasi di tanah air, diproyeksikan tidak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja pasar keuangan.
Inflasi di bulan januari masih cukup terkendali, dan pelaku pasar akan lebih melihat sisi kinerja sektor manufaktur di tanah air. Dan untuk perdagangan di awal pekan ini, minimnya sentimen pasar akan lebih banyak menggiring pasar keuangan bergerak secara teknikal. IHSG di sesi pembukaan perdagangan di transaksikan menguat dikisaran level 7.160.
Kinerja IHSG tak ubahnya kinerja sejumlah bursa di Asia yang pada perdagangan pagi ini ditransaksikan di teritori hijau. Disisi lain, kinerja mata uang rupiah terpantau stabil dikisaran 15.815 per US Dolar.
“Ekspektasi bahwa suku bunga The FED tetap akan sama, ditambah dengan imbal hasil US Treasury yang cukup stabil di sesi perdagangan pagi membuat Rupiah tidak banyak mengalami perubahan,” kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Senin (29/1/2024).
Sementara itu, harga emas ditransaksikan stabil dengan kecenderungan menguat dikisaran harga $2.022 per ons troy nya. Minimnya sentimen pasar membuat harga emas cenderung akan bergerak sideways pada hari ini. Namun secara kesleuruhan, pasar keuangan dan emas berpeluang bergerak sangat volatile dalam sepekan perdagangan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved