Turro menjelaskan angka tersebut merupakan hasil dari riset yang mereka lakukan selama tahun 2018 di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Kota Medan pada kurun waktu November 2018-Januari 2019. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dimana responden ditentukan dengan metode multistage random sampling dari database mita yang aktif. Jumlah responden di Medan terdiri dari mitra Go-Ride sebanyak 385 responden, mitra Go-Car sebanyak 50 responden dan mitra UMKM Go-Food sebanyak 100 responden dan mitra Go-Life sebanyak 80 responden.
\"Sampel penelitian mewakili populasi mitra pengemudi dengan tingkat kepercayaan 95 persen,\" ujarnya.
Lebih rinci Turro memaparkan hasil penelitian mereka secara rinci menemukan fakta bahwa kontribusi Go-Ride masih menjadi yang terbesar bagi perekonomian di Medan yakni mencapai Rp 847 miliar per tahun. Kemudian diikuti kontribusi Go-Foo sebesar Rp 675 miliar per tahun, kemudian Go-Car sebesar Rp 190 miliar per tahun serta Go-Life sebesar Rp 22 miliar per tahun.
\"Dari hasil ini dapat kami simpulkan bahwa Gojek memberikan kontribusi positif pada perekonomian di Medan,\" sebutnya.
Fakta lain yang mereka temukan dari hasil riset tersebut yakni kontribusi terhadap perekonomian tersebut juga sekaligus mempengaruhi tingkat kesejahteraan para mitra Gojek. Dimana penghasilna mereka rata-rata lebih tinggi dibanding UMK Kota Medan tahun 2018 yakni mencapai rata-rata Rp 3,8 juta untuk mitra Go-Ride, Rp 5,3 juta untuk mitra Go-Car dan Rp 3,6 juta pendapatan mitra Go-Life.
\"Bukan hanya untuk mitra namun bagi pelaku UMKM ini juga sangat membantu mereka naik kelas, karena mereka dapat membuka usaha secara digital (go online). Istilahnya Gojek menjadi pintu masuk pertama UMKM Medan masuk ke ekonomi digital,\" pungkasnya.
Dari data yang dipaparkan, keberadaan Gojek sangat mempengaruhi perkembangan usaha terutama dibidang kuliner dimana rata-rata omset mereka meningkat mencapai 34 persen dibanding sebelum bergabung menjadi mitra Gojek." itemprop="description"/>
Turro menjelaskan angka tersebut merupakan hasil dari riset yang mereka lakukan selama tahun 2018 di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Kota Medan pada kurun waktu November 2018-Januari 2019. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dimana responden ditentukan dengan metode multistage random sampling dari database mita yang aktif. Jumlah responden di Medan terdiri dari mitra Go-Ride sebanyak 385 responden, mitra Go-Car sebanyak 50 responden dan mitra UMKM Go-Food sebanyak 100 responden dan mitra Go-Life sebanyak 80 responden.
\"Sampel penelitian mewakili populasi mitra pengemudi dengan tingkat kepercayaan 95 persen,\" ujarnya.
Lebih rinci Turro memaparkan hasil penelitian mereka secara rinci menemukan fakta bahwa kontribusi Go-Ride masih menjadi yang terbesar bagi perekonomian di Medan yakni mencapai Rp 847 miliar per tahun. Kemudian diikuti kontribusi Go-Foo sebesar Rp 675 miliar per tahun, kemudian Go-Car sebesar Rp 190 miliar per tahun serta Go-Life sebesar Rp 22 miliar per tahun.
\"Dari hasil ini dapat kami simpulkan bahwa Gojek memberikan kontribusi positif pada perekonomian di Medan,\" sebutnya.
Fakta lain yang mereka temukan dari hasil riset tersebut yakni kontribusi terhadap perekonomian tersebut juga sekaligus mempengaruhi tingkat kesejahteraan para mitra Gojek. Dimana penghasilna mereka rata-rata lebih tinggi dibanding UMK Kota Medan tahun 2018 yakni mencapai rata-rata Rp 3,8 juta untuk mitra Go-Ride, Rp 5,3 juta untuk mitra Go-Car dan Rp 3,6 juta pendapatan mitra Go-Life.
\"Bukan hanya untuk mitra namun bagi pelaku UMKM ini juga sangat membantu mereka naik kelas, karena mereka dapat membuka usaha secara digital (go online). Istilahnya Gojek menjadi pintu masuk pertama UMKM Medan masuk ke ekonomi digital,\" pungkasnya.
Dari data yang dipaparkan, keberadaan Gojek sangat mempengaruhi perkembangan usaha terutama dibidang kuliner dimana rata-rata omset mereka meningkat mencapai 34 persen dibanding sebelum bergabung menjadi mitra Gojek."/>
Turro menjelaskan angka tersebut merupakan hasil dari riset yang mereka lakukan selama tahun 2018 di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Kota Medan pada kurun waktu November 2018-Januari 2019. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dimana responden ditentukan dengan metode multistage random sampling dari database mita yang aktif. Jumlah responden di Medan terdiri dari mitra Go-Ride sebanyak 385 responden, mitra Go-Car sebanyak 50 responden dan mitra UMKM Go-Food sebanyak 100 responden dan mitra Go-Life sebanyak 80 responden.
\"Sampel penelitian mewakili populasi mitra pengemudi dengan tingkat kepercayaan 95 persen,\" ujarnya.
Lebih rinci Turro memaparkan hasil penelitian mereka secara rinci menemukan fakta bahwa kontribusi Go-Ride masih menjadi yang terbesar bagi perekonomian di Medan yakni mencapai Rp 847 miliar per tahun. Kemudian diikuti kontribusi Go-Foo sebesar Rp 675 miliar per tahun, kemudian Go-Car sebesar Rp 190 miliar per tahun serta Go-Life sebesar Rp 22 miliar per tahun.
\"Dari hasil ini dapat kami simpulkan bahwa Gojek memberikan kontribusi positif pada perekonomian di Medan,\" sebutnya.
Fakta lain yang mereka temukan dari hasil riset tersebut yakni kontribusi terhadap perekonomian tersebut juga sekaligus mempengaruhi tingkat kesejahteraan para mitra Gojek. Dimana penghasilna mereka rata-rata lebih tinggi dibanding UMK Kota Medan tahun 2018 yakni mencapai rata-rata Rp 3,8 juta untuk mitra Go-Ride, Rp 5,3 juta untuk mitra Go-Car dan Rp 3,6 juta pendapatan mitra Go-Life.
\"Bukan hanya untuk mitra namun bagi pelaku UMKM ini juga sangat membantu mereka naik kelas, karena mereka dapat membuka usaha secara digital (go online). Istilahnya Gojek menjadi pintu masuk pertama UMKM Medan masuk ke ekonomi digital,\" pungkasnya.
Dari data yang dipaparkan, keberadaan Gojek sangat mempengaruhi perkembangan usaha terutama dibidang kuliner dimana rata-rata omset mereka meningkat mencapai 34 persen dibanding sebelum bergabung menjadi mitra Gojek."/>
Jasa transportasi berbasis online Gojek ternyata memberikan sumbangsih besar dari perkembangan perekonomian secara nasional. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LDFEB-UI) menemukan kontribusi mitra gojek terhadap perekonomian secara nasional mencapai Rp 44,2 triliun pada tahun 2018.
"Dari total jumlah tersebut, Rp 1,7 triliun kontribusinya di Kota Medan," kata Kepala LDFEB-UI, Turro S Wongkaren saat memberikan keterangan di Medan, Rabu (8/5/2019).
Turro menjelaskan angka tersebut merupakan hasil dari riset yang mereka lakukan selama tahun 2018 di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Kota Medan pada kurun waktu November 2018-Januari 2019. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dimana responden ditentukan dengan metode multistage random sampling dari database mita yang aktif. Jumlah responden di Medan terdiri dari mitra Go-Ride sebanyak 385 responden, mitra Go-Car sebanyak 50 responden dan mitra UMKM Go-Food sebanyak 100 responden dan mitra Go-Life sebanyak 80 responden.
"Sampel penelitian mewakili populasi mitra pengemudi dengan tingkat kepercayaan 95 persen," ujarnya.
Lebih rinci Turro memaparkan hasil penelitian mereka secara rinci menemukan fakta bahwa kontribusi Go-Ride masih menjadi yang terbesar bagi perekonomian di Medan yakni mencapai Rp 847 miliar per tahun. Kemudian diikuti kontribusi Go-Foo sebesar Rp 675 miliar per tahun, kemudian Go-Car sebesar Rp 190 miliar per tahun serta Go-Life sebesar Rp 22 miliar per tahun.
"Dari hasil ini dapat kami simpulkan bahwa Gojek memberikan kontribusi positif pada perekonomian di Medan," sebutnya.
Fakta lain yang mereka temukan dari hasil riset tersebut yakni kontribusi terhadap perekonomian tersebut juga sekaligus mempengaruhi tingkat kesejahteraan para mitra Gojek. Dimana penghasilna mereka rata-rata lebih tinggi dibanding UMK Kota Medan tahun 2018 yakni mencapai rata-rata Rp 3,8 juta untuk mitra Go-Ride, Rp 5,3 juta untuk mitra Go-Car dan Rp 3,6 juta pendapatan mitra Go-Life.
"Bukan hanya untuk mitra namun bagi pelaku UMKM ini juga sangat membantu mereka naik kelas, karena mereka dapat membuka usaha secara digital (go online). Istilahnya Gojek menjadi pintu masuk pertama UMKM Medan masuk ke ekonomi digital," pungkasnya.
Dari data yang dipaparkan, keberadaan Gojek sangat mempengaruhi perkembangan usaha terutama dibidang kuliner dimana rata-rata omset mereka meningkat mencapai 34 persen dibanding sebelum bergabung menjadi mitra Gojek.
Jasa transportasi berbasis online Gojek ternyata memberikan sumbangsih besar dari perkembangan perekonomian secara nasional. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LDFEB-UI) menemukan kontribusi mitra gojek terhadap perekonomian secara nasional mencapai Rp 44,2 triliun pada tahun 2018.
"Dari total jumlah tersebut, Rp 1,7 triliun kontribusinya di Kota Medan," kata Kepala LDFEB-UI, Turro S Wongkaren saat memberikan keterangan di Medan, Rabu (8/5/2019).
Turro menjelaskan angka tersebut merupakan hasil dari riset yang mereka lakukan selama tahun 2018 di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Kota Medan pada kurun waktu November 2018-Januari 2019. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dimana responden ditentukan dengan metode multistage random sampling dari database mita yang aktif. Jumlah responden di Medan terdiri dari mitra Go-Ride sebanyak 385 responden, mitra Go-Car sebanyak 50 responden dan mitra UMKM Go-Food sebanyak 100 responden dan mitra Go-Life sebanyak 80 responden.
"Sampel penelitian mewakili populasi mitra pengemudi dengan tingkat kepercayaan 95 persen," ujarnya.
Lebih rinci Turro memaparkan hasil penelitian mereka secara rinci menemukan fakta bahwa kontribusi Go-Ride masih menjadi yang terbesar bagi perekonomian di Medan yakni mencapai Rp 847 miliar per tahun. Kemudian diikuti kontribusi Go-Foo sebesar Rp 675 miliar per tahun, kemudian Go-Car sebesar Rp 190 miliar per tahun serta Go-Life sebesar Rp 22 miliar per tahun.
"Dari hasil ini dapat kami simpulkan bahwa Gojek memberikan kontribusi positif pada perekonomian di Medan," sebutnya.
Fakta lain yang mereka temukan dari hasil riset tersebut yakni kontribusi terhadap perekonomian tersebut juga sekaligus mempengaruhi tingkat kesejahteraan para mitra Gojek. Dimana penghasilna mereka rata-rata lebih tinggi dibanding UMK Kota Medan tahun 2018 yakni mencapai rata-rata Rp 3,8 juta untuk mitra Go-Ride, Rp 5,3 juta untuk mitra Go-Car dan Rp 3,6 juta pendapatan mitra Go-Life.
"Bukan hanya untuk mitra namun bagi pelaku UMKM ini juga sangat membantu mereka naik kelas, karena mereka dapat membuka usaha secara digital (go online). Istilahnya Gojek menjadi pintu masuk pertama UMKM Medan masuk ke ekonomi digital," pungkasnya.
Dari data yang dipaparkan, keberadaan Gojek sangat mempengaruhi perkembangan usaha terutama dibidang kuliner dimana rata-rata omset mereka meningkat mencapai 34 persen dibanding sebelum bergabung menjadi mitra Gojek.