“Saya berharap kepada para distributor yang hadir pada saat ini tidak memanfaatkan momen Natal dan Tahun baru untuk menaikkan harga, apalagi sampai menimbun. Saya mengerti ini momen peluang bisnis besar, tetapi dengarkanlah hati nurani, sampai kapan kita terus begini, kasihan masyarakat kita,” kata Edy Rahmayadi dihadapan para distributor yang menghadiri acara Rapat Koordinasi dan Identifikasi Harga Bahan Pokok Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Rabu (4/12) lalu.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok yang paling penting untuk dipantau adalah harga di hilir, karena komoditi ini akan berakhir di konsumen. Ketika harga jauh dari jangkau masyarakat maka inflasi akan meningkat.
“Kita sering sekali menilai harga dari hulunya, padahal yang paling bergejolak itu ada di hilir. Kita harus melihat harga bahan pokok ini ketika dibeli ibu rumah tangga. Ketika harga itu terlalu tinggi bagi konsumen maka komoditi ini akan mengakibatkan inflasi, itu buruk bagi perekonomian kita,” kata Edy.
Senada disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Widayat. Dikatakannya, beberapa bulan belakangan memang inflasi Sumut tidak stabil, tetapi jelang Natal dan Tahun Baru mulai kembali ke pola normalnya. “Alhamdulillah saat ini kita sudah kembali ke pola normalnya, bila sebelumnya mencapai 3 % sekarang kita di sekitaran 2,5 % (inflasi tahunan sampai November),” pungkasnya.[R]
" itemprop="description"/>“Saya berharap kepada para distributor yang hadir pada saat ini tidak memanfaatkan momen Natal dan Tahun baru untuk menaikkan harga, apalagi sampai menimbun. Saya mengerti ini momen peluang bisnis besar, tetapi dengarkanlah hati nurani, sampai kapan kita terus begini, kasihan masyarakat kita,” kata Edy Rahmayadi dihadapan para distributor yang menghadiri acara Rapat Koordinasi dan Identifikasi Harga Bahan Pokok Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Rabu (4/12) lalu.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok yang paling penting untuk dipantau adalah harga di hilir, karena komoditi ini akan berakhir di konsumen. Ketika harga jauh dari jangkau masyarakat maka inflasi akan meningkat.
“Kita sering sekali menilai harga dari hulunya, padahal yang paling bergejolak itu ada di hilir. Kita harus melihat harga bahan pokok ini ketika dibeli ibu rumah tangga. Ketika harga itu terlalu tinggi bagi konsumen maka komoditi ini akan mengakibatkan inflasi, itu buruk bagi perekonomian kita,” kata Edy.
Senada disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Widayat. Dikatakannya, beberapa bulan belakangan memang inflasi Sumut tidak stabil, tetapi jelang Natal dan Tahun Baru mulai kembali ke pola normalnya. “Alhamdulillah saat ini kita sudah kembali ke pola normalnya, bila sebelumnya mencapai 3 % sekarang kita di sekitaran 2,5 % (inflasi tahunan sampai November),” pungkasnya.[R]
"/>“Saya berharap kepada para distributor yang hadir pada saat ini tidak memanfaatkan momen Natal dan Tahun baru untuk menaikkan harga, apalagi sampai menimbun. Saya mengerti ini momen peluang bisnis besar, tetapi dengarkanlah hati nurani, sampai kapan kita terus begini, kasihan masyarakat kita,” kata Edy Rahmayadi dihadapan para distributor yang menghadiri acara Rapat Koordinasi dan Identifikasi Harga Bahan Pokok Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Rabu (4/12) lalu.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok yang paling penting untuk dipantau adalah harga di hilir, karena komoditi ini akan berakhir di konsumen. Ketika harga jauh dari jangkau masyarakat maka inflasi akan meningkat.
“Kita sering sekali menilai harga dari hulunya, padahal yang paling bergejolak itu ada di hilir. Kita harus melihat harga bahan pokok ini ketika dibeli ibu rumah tangga. Ketika harga itu terlalu tinggi bagi konsumen maka komoditi ini akan mengakibatkan inflasi, itu buruk bagi perekonomian kita,” kata Edy.
Senada disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Widayat. Dikatakannya, beberapa bulan belakangan memang inflasi Sumut tidak stabil, tetapi jelang Natal dan Tahun Baru mulai kembali ke pola normalnya. “Alhamdulillah saat ini kita sudah kembali ke pola normalnya, bila sebelumnya mencapai 3 % sekarang kita di sekitaran 2,5 % (inflasi tahunan sampai November),” pungkasnya.[R]
"/>